Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Bahaya! Obat Antidepresan dapat Tingkatkan Risiko Bunuh Diri pada Anak

Freepik/Racool_studio
Freepik/Racool_studio

Sebagian orang mungkin pernah merasakan depresi dalam hidupnya. Depresi sendiri merupakan kondisi dimana terjadinya gangguan suasana hati yang disertai dengan perasaan sedih secara mendalam. 

Selain itu, depresi juga ditandai dengan hilangnya minat seseorang untuk melakukan suatu hal maupun aktivitas yang biasanya dilakukan. Kondisi ini juga termasuk dalam gangguan mental yang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak seseorang.

Tidak hanya pada orang dewasa saja, melainkan juga depresi dapat terjadi pada anak dan remaja. Hal tersebut sering terjadi akibat adanya tekanan yang bercampur dengan rasa trauma sehingga pada akhirnya sulit dalam mengatur emosi. 

Salah satu solusi dalam permasalahan tersebut yang kerap kali dilakukan seseorang adalah mengonsumsi obat antidepresan. 

Berbanding terbalik dengan manfaatnya, obat antidepresan ternyata juga dapat meningkatkan risiko bunuh diri pada anak dan remaja.

Berikut penjelasan dan ulasan mengenai risiko mengonsumsi obat antidepresan yang dirangkum Popmama.com di bawah ini.

1. Pengarahan dari FDA untuk merevisi label produk obat antidepresan

Freepik/Jcomp
Freepik/Jcomp

Food and Drug Administration (FDA) memberikan pengarah kepada semua produsen obat antidepresan untuk merevisi pelabelan produk. 

Food and Drug Administration merupakan badan yang bertugas untuk mengatur makanan, suplemen, obat-obatan, produk biofarmasi, transfusi darah, peranti medis, peranti untuk terapi dengan radiasi, kosmetik, dan produk kedokteran hewan di Amerika Serikat. 

Pengarahan yang dilakukan FDA bertujuan untuk mengingatkan penyedia layanan kesehatan terkait peningkatan risiko bunuh diri pada anak-anak dan remaja.

2. Daftar obat antidepresan yang labelnya direvisi

Freepik/Freepik
Freepik/Freepik

Dengan adanya pengarahan dari FDA, produsen obat antidepresan juga diwajibkan untuk memberikan Patient Medication Guide (MedGuide) sebagai informasi tentang risiko dan tindakan pencegahan yang bisa diambil ketika mengonsumsi obat-obat antidepresan tertentu.  

Berikut daftar obat yang menjadi fokus utama dalam merevisi pelabelan produk, antara lain:

  • Anafranil (clomipramine HCl)
  • Aventyl (nortriptyline HCl)
  • Celexa (citalopram HBr)
  • Cymbalta (duloxetine HCl)
  • Desyrel (trazodone HCl)
  • Effexor (venlafaxine HCl)
  • Elavil (amitriptyline HCl)
  • Lexapro (escitalopram oxalate)
  • Limbitrol (chlordiazepoxide / amitriptyline)
  • Ludiomil (maprotiline HCl)
  • Luvox (fluvoxamine maleate)
  • Marplan (isocarboxazid)
  • Nardil (phenelzine sulfate)
  • Norpramin (desipramine HCl)
  • Pamelor (nortriptyline HCl)
  • Parnate (tranylcypromine sulfate)
  • Paxil (paroxetine HCl)
  • Pexeva (paroxetine mesylate)
  • Prozac (fluoxetine HCl)
  • Remeron (mirtazapine)
  • Sarafem (fluoxetine HCl)
  • Serzone (nefazodone HCl)
  • Sinequan (doxepin HCl)
  • Surmontil (trimipramine)
  • Symbyax (olanzapine / fluoxetine)
  • Tofranil (imipramine HCl)
  • Tofranil-PM (imipramine pamoate)
  • Triavil (Perphenaine / Amitriptyline)
  • Vivactil (protriptyline HCl)
  • Wellbutrin (bupropion HCl)
  • Zoloft (sertraline HCl)
  • Zyban (bupropion HCl)

3. Hasil analisis obat antidepresan yang menjadi risiko peningkatan bunuh diri pada anak dan remaja

Freepik/Freepik
Freepik/Freepik

Berdasarkan obat yang sudah tercantum di atas, FDA telah menganalisis bahwa dari sembilan obat antidepresan, termasuk selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) dan yang lainnya, terdapat risiko bunuh diri pada anak dan remaja. 

Risiko tersebut dialami oleh anak-anak dan remaja yang mengalami Major Depressive Disorder (MDD), Obsessive Compulsive Disorder (OCD), dan gangguan jiwa lainnya.

Hasil yang diperoleh dari analisis 24 percobaan yang melibatkan 4.400 pasien membuktikan bahwa obat antidepresan dapat menunjukkan risiko bunuh diri pada beberapa bulan pertama.

Meskipun tidak ada kasus bunuh diri dalam penelitian ini, terdapat risiko kejadian pada obat sebesar 4% dan dua kali lipat plasebo sebesar 2%.

4. Adanya pengawasan pada anak dan remaja yang mengonsumsi obat antidepresan

Freepik/DCStudio
Freepik/DCStudio

Dari semua obat antidepresan, Prozac merupakan satu-satunya obat yang disetujui sebagai pengobatan MDD  pada pasien anak-anak dan remaja. Sedangkan obat Prozac, Zoloft, Luvox, dan Anafranil untuk pasien yang menderita OCD. 

FDA juga turut mengimbau agar pasien anak dan remaja yang dirawat dengan mengonsumsi obat antidepresan untuk dipantau dalam setiap proses pemulihannya.

Pengamatan tersebut seperti pada gejala  perburukan klinis, agitasi, bunuh diri, dan perubahan perilaku yang tidak seperti biasanya. 

Tidak hanya oleh perawat, pemantauan juga harus dilakukan oleh pihak keluarga dan pengasuh. Selain itu, FDA merekomendasikan agar resep obat antidepresan dapat ditulis dalam jumlah tablet terkecil. Hal tersebut bertujuan agar dapat mengatur proses pemulihan pasien anak dan remaja dengan baik dan mengurangi risiko overdosis.

5. Poin-poin peringatan terkait risiko penggunaan obat antidepresan

Freepik/ 8photo
Freepik/ 8photo

Dalam memberikan peringatan kepada pasien dan keluarga, FDA telah menentukan poin-poin risiko penggunaan obat antidepresan, meliputi:

  • Antidepresan dapat meningkatkan risiko pemikiran dan perilaku bunuh diri pada anak-anak dan remaja yang menderita MDD dan gangguan kejiwaan lainnya.
  • Siapa pun yang mempertimbangkan penggunaan antidepresan pada anak-anak dan remaja untuk penggunaan klinis harus dapat menyeimbangkan risiko peningkatan bunuh diri dengan kebutuhan klinis.
  • Pasien yang memulai terapi harus melakukan observasi secara ketat terhadap tanda-tanda perburukan klinis, bunuh diri, ataupun perilaku yang tidak biasa.
  • Keluarga dan pengasuh harus mengawasi dan memantau pasien secara dengan dan berkomunikasi dengan penulis resep obat antidepresan.
  • Pernyataan tentang apakah obat tertentu disetujui untuk indikasi pediatrik apapun dan, jika ya, yang mana.

Selain adanya poin-poin peringatan pada kotak obat antidepresan, MedGuides juga turut mempersiapkan informasi menyeluruh terkait risiko bunuh diri kepada pasien dan keluarga secara langsung. 

Informasi ini akan diberikan pada saat pendistribusian setiap resep obat ataupun isi ulang oleh apoteker. 

Dalam mengurangi risiko bunuh diri pada pasien anak-anak dan remaja yang mengonsumsi obat antidepresan, FDA akan menjalankan kerjasama dengan semua produsen obat antidepresan. 

Nah, itulah uraian terkait obat antidepresan yang dapat meningkatkan risiko bunuh diri pada anak dan remaja. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan jenis obat dan panduan peringatan ya, Ma Pa!

Share
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Contoh & Ciri Gerak Manipulatif dalam Olahraga, Materi PJOK Kelas 4 SD

04 Des 2025, 18:38 WIBBig Kid