Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

5 Respons Trauma berdasarkan Penyebabnya, dan Cara Menyembuhkannya

Anak laki-laki menutup wajahnya
Freepik

Setiap anak memiliki cara berbeda dalam merespons situasi yang membuatnya takut, cemas, atau merasa tidak aman.

Ada yang menjadi lebih agresif, ada yang menarik diri, dan ada juga yang berusaha menyenangkan orang lain agar terhindar dari konflik.

Semua reaksi ini sebenarnya bukan sekadar perilaku spontan, melainkan bentuk respons tubuh terhadap pengalaman yang membuat anak merasa terancam.

Sekecil apa pun trauma yang dialami anak ternyata bisa membentuk cara mereka melihat dunia dan berinteraksi di masa depan lho, Ma.

Saat pengalaman tidak menyenangkan terjadi berulang, tubuh dan pikiran anak belajar untuk bereaksi dengan cara tertentu demi bertahan.

Inilah yang disebut dengan trauma respons, yang bisa terus terbawa hingga dewasa jika tidak disadari dan ditangani dengan tepat.

Memahami berbagai jenis trauma respons membantu Mama bisa mengenali pola perilaku anak dengan lebih empatik.

Dengan begitu, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih sehat secara emosional, karena kebutuhan rasa aman dan penerimaannya terpenuhi sejak dini.

Berikut Popmama.com bagikan informasi seputar respons trauma berdasarkan penyebabnya. Disimak ya, Ma!

1. Fight

Hand punishing displeased girl
Freepik

Respons fight muncul ketika anak merasa terancam atau tidak aman, biasanya karena sering dimarahi, dikritik, atau tumbuh di lingkungan yang keras. Anak merasa bahwa cara terbaik untuk bertahan adalah dengan melawan.

Itulah sebabnya, anak jadi bisa mudah marah, membantah, atau bereaksi keras saat merasa terancam.

Di balik sikapnya yang terlihat kuat, sebenarnya ada rasa takut, kecewa, dan keinginan untuk dimengerti.

Jika tidak diarahkan, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang mudah tersinggung dan sulit mengendalikan emosi.

Ia terbiasa melihat dunia sebagai tempat yang menuntutnya untuk selalu waspada dan menyerang lebih dulu.

Mama dan Papa bisa membantu dengan tetap tenang saat anak marah. Dengarkan tanpa langsung menilai, lalu bantu ia mengenali perasaannya setelah tenang.

Selain itu, bisa juga lhi mengajak anak untuk menyalurkan emosinya melalui cara yang positif seperti olahraga, menulis, atau menggambar.

Dengan pendampingan yang lembut dan konsisten, anak belajar bahwa marah itu boleh, tapi bisa disampaikan dengan cara yang aman dan penuh kasih.

2. Flight

Close up on sad boy portrait
Freepik

Respons flight muncul ketika anak merasa takut atau cemas, lalu memilih untuk menjauh dari situasi yang membuatnya tidak nyaman.

Biasanya ini disebabkan dari beberapa pengalaman yang membuat anak merasa gagal, tidak diterima, atau takut disalahkan.

Anak dengan respons ini biasanya sering tampak pendiam, suka menghindar, atau asyik sendiri ketika ada masalah. Ia seolah ingin kabur agar tidak harus menghadapi hal yang membuatnya cemas.

Jika terus berlanjut, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang sulit menghadapi konflik dan cenderung lari dari masalah.

Saat dewasa, ia mungkin kesulitan mengambil keputusan karena takut membuat kesalahan.

Sebagai orangtua, Mama bisa membantu dengan menciptakan lingkungan yang aman dan tidak menghakimi.

Selain itu, Mama juga bisa mengajak anak bicara dengan lembut tanpa memaksa. Katakan bahwa gagal itu wajar, dan pasti ada kesempatan untuk mencoba lagi.

3. Freeze

Young child suffering from abuse by parent
Freepik

Respons freeze terjadi ketika anak merasa sangat takut, panik, atau kewalahan menghadapi situasi tertentu. Tubuhnya seolah berhenti bereaksi, dan pikirannya tidak tahu harus berbuat apa.

Dalam kondisi ini, anak mungkin tampak diam dan tenang dari luar, tapi di dalam dirinya sedang merasa sangat panik atau gelisah.

Kondisi ini juga bisa membuat anak tidak bisa bergerak, tidak bisa bicara, bahkan tidak mampu memproses apa yang terjadi.

Respons ini bisa muncul secara internal maupun eksternal, tergantung seberapa besar rasa takut yang dirasakan.

Sering kali, freeze juga menjadi bentuk kamuflase dari tubuh. Anak belajar untuk diam agar tidak menimbulkan bahaya baru, seperti berusaha berbaur dengan keadaan supaya tetap aman.

Jika Mama tidak menangani kondisi ini sejak dini, maka anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang sulit mengungkapkan perasaan dan cenderung menahan emosi.

Salah satu hal yang bisa membantu anak adalah dengan memberikan rasa aman, berbicara dengan nada lembut, dan memberi waktu agar anak perlahan belajar menenangkan diri tanpa harus diam.

4. Fawn

Non explicit image of child abuse
Freepik

Respons fawn muncul ketika anak merasa harus menyenangkan orang lain agar aman dan diterima.

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh pengalaman masa kecil di mana anak sering takut dimarahi, ditolak, atau merasa kasih sayang bergantung pada kepatuhan.

Anak dengan respons ini cenderung sulit untuk menolak dan selalu menuruti keinginan orang lain, Ma. Ia sering mengorbankan perasaannya sendiri demi menjaga hubungan tetap harmonis.

Jika dibiarkan, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang sulit menetapkan batas, sering merasa bersalah, dan cenderung mengabaikan kebutuhan diri sendiri.

Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan di masa depan, Mama bisa membantu dengan memberi anak ruang untuk mengekspresikan diri tanpa takut disalahkan.

Tunjukkan bahwa berbeda pendapat itu wajar dan kasih sayang tidak hilang hanya karena anak berkata “tidak”.

5. Flop

sad boy sitting indoors
Freepik

Respons flop muncul ketika anak sudah terlalu lelah menghadapi tekanan atau pengalaman traumatis sehingga memilih pasrah.

Kondisi ini biasanya disebabkan dari pengalaman berulang di mana anak merasa gagal, tidak didengar, atau tidak dipercaya.

Anak dengan respons ini bisa terlihat diam dan menyerah pada sebuah situasi, seolah tidak ada yang bisa dilakukan.

Jika tidak ditangani, ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang mudah menyerah, kurang percaya diri, dan sulit menghadapi tantangan di masa dewasa.

Mama bisa membantu dengan memberikan dukungan yang penuh kasih tanpa menuntut.

Selain itu, Mama bisa selalu menghargai setiap usaha anak. Meskipun kecil, hal ini bisa membantu anak merasa berhasil, Ma.

Tunjukkan bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya. Dengan cara ini, anak perlahan belajar bahwa ia tetap mampu menghadapi masalah dan bangkit kembali.

Itulah informasi seputar respons trauma berdasarkan penyebabnya. Semoga bermanfaat ya, Ma!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Contoh & Ciri Gerak Manipulatif dalam Olahraga, Materi PJOK Kelas 4 SD

04 Des 2025, 18:38 WIBBig Kid