Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

8 Bentuk Bullying Diam-Diam yang Bikin Anak Anxiety!

anak laki-laki murung di kelas
Freepik
Intinya sih...
  • Terkadang anak memanggil temannya dengan nama ejekan, menyebabkan perasaan sedih dan malu.
  • Candaan “Hanya Bercanda," seolah ringan tapi bisa menyakiti perasaan anak lain yang diam dan sedih.
  • Bisikan dan tatapan kecil bisa membuat orang merasa tidak diinginkan tanpa kata-kata.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mama, tahukah bahwa tidak semua perilaku bullying terlihat jelas atau terdengar keras?

Kadang, bullying justru muncul lewat tatapan mata, bisikan, atau candaan kecil yang tampak sepele tapi menyakitkan bagi anak lain. Jenis perilaku ini disebut silent bullying, bentuk perundungan halus yang sering tidak disadari guru maupun orangtua.

Silent bullying bisa meninggalkan luka emosional yang dalam karena anak yang menjadi korban sering merasa sendirian, bingung, atau bahkan berpikir bahwa perasaan mereka tidak valid. Yuk, Popmama.com kenalkan delapan bentuk bullying diam-diam yang bikin anak anxiety sadari sejak dini agar Mama bisa lebih peka dan tahu bagaimana menolong anak dengan cara yang lembut dan penuh empati.

1. Memanggil dengan Julukan (Name-Calling)

Anak laki-laki dan teman yang sedang mengolok-olok
Freepik

Kadang anak memanggil temannya dengan nama ejekan seperti, “Eh si gendut!” atau “Kepala bawang!” lalu tertawa dan berkata, “Cuma bercanda kok!” Tapi bagi anak yang dipanggil begitu, perasaan sedih dan malu bisa muncul diam-diam

Contoh nyata, sering kali anak-anak memanggil pakai nama bapak teman. Mereka pikir lucu, padahal teman itu jadi malu dan tersinggung.

Cara memberhentikannya:
Ajarkan anak bahwa nama itu penting dan berharga. Katakan,“Nama teman harus dipanggil dengan baik, sesuai yang mereka suka. Kata-kata bisa bikin hati sakit meski cuma bercanda.”

2. Candaan “Hanya Bercanda” (Just Joking Comments)

anak-anak mengejek
Freepik

Anak berkata, “Gambarmu jelek banget, haha bercanda!” sambil tertawa, tapi anak lain diam dan sedih.
Candaan seperti ini sering dianggap ringan, padahal bisa menyakiti perasaan.

Contoh nyata, “Eh bajumu kok aneh, cuma becanda ya!” tapi wajah teman langsung berubah dan ia menjauh.

Cara membantunya, ajarkan bahwa candaan tidak lucu jika membuat orang lain sedih. Perhatikan ekspresi teman, kalau mereka tidak tersenyum, mungkin mereka terluka.

3. Bisikan dan Tatapan Rahasia (Secret Whispers and Looks)

teman-teman membicarakannya di belakang
Freepik

Anak berbisik sambil melirik teman yang lewat, lalu tertawa kecil. Meski tanpa kata, pesan “kamu tidak diinginkan” tersampaikan.

Contoh, saat di taman bermain, dua anak berbisik dan menatap temannya, lalu tertawa ketika ia mendekat.

Cara membantu anak dapat ingatkan anak bahwa bisikan bisa membuat orang merasa sendirian. “Kalau mau cerita, ajak teman lain juga. Semua anak ingin merasa diterima.”

4. Isyarat Diam (Silent Gestures: Mendengus, Mencibir, atau Memutar Mata)

anak sedang diperbincangkan
Freepik

Anak merengut, memutar mata, atau mencibir saat teman datang bermain. Tanpa kata-kata, sinyal “kamu nggak diinginkan” sudah terlihat.

Contoh nyata, Saat ada teman baru datang, anak malah bergumam “huh” dan berpaling.

Cara membantunya adalah dengan ajak anak berlatih ekspresi wajah yang ramah, “Kalau kita tersenyum, teman merasa senang. Yuk, latihan menyambut teman dengan wajah ceria!”

5. Membelakangi atau Menjauh (Turning Backs or Walking Away)

teman sekelas mengejeknya
Freepik/gpointstudio

Ketika satu anak datang, kelompok lain diam-diam membelakangi atau pergi menjauh. Tidak ada kata yang diucapkan, tapi pesan “kamu tidak diterima” terasa menyakitkan.

Contoh nyata, anak mendekat ke lingkaran main, tapi semua teman berpindah tempat tanpa alasan.

Cara membantu:
Bicarakan tentang pentingnya menyertakan semua teman. “Semua orang senang kalau diterima. Yuk, biasakan membuka lingkaran dan bilang ‘ayo main bareng!’.”

6. Menyebarkan Rumor Diam-Diam (Spreading Rumors Quietly)

Ilustrasi dua anak korban bullying
Freepik

Anak berbisik, “Dia nggak pernah mau berbagi mainan,” lalu teman-temannya mulai menjauh tanpa tahu kebenaran.

Contoh nyata, di waktu istirahat, anak mulai menghindari temannya karena mendengar cerita yang belum tentu benar.

Maka, tanamkan kebiasaan berpikir sebelum berbicara. “Kalau dengar cerita yang terdengar jahat, jangan langsung percaya. Tanya dulu dengan baik.”

7. Meniru Diam-Diam (Mimicking Softly)

anak-anak membully temannya
Freepik

Anak menirukan cara bicara atau gaya berjalan temannya dengan nada mengejek, tapi dilakukan pelan agar tidak ditegur guru.

Contoh nyata, saat teman berbicara, anak lain menirukan suaranya dan tertawa kecil.

Bantu anak dengan jelaskan bahwa meniru bisa membuat orang merasa malu. “Kita boleh kagum sama teman, tapi jangan menirukan untuk mengejek. Semua orang ingin dihormati.”

8. Tidak Dilibatkan dalam Permainan (Excluding from Play)

anak kecil tidak diajak bermain
Canva

Anak-anak berkata pelan, “Jangan ajak dia main ya,” atau, “Game ini cuma buat kita,” hingga satu anak merasa ditinggalkan.

Contoh nyata, di taman bermain, satu anak berdiri sendiri karena teman-temannya sepakat tidak mau main bersama.

Cara membantu:
Ajarkan nilai kebersamaan dan empati. “Permainan lebih seru kalau semua ikut. Yuk, gantian pilih teman main supaya semua merasa diterima.”

Candaan-candaan seperti di atas memang terlihat "tidak kasar" tapi justru dampaknya secara psikologis tak kalah sama beratnya. Perundungan tetaplah perundungan, bantu anak evaluasi lingkungannya dengan delapan bentuk bullying diam-diam yang bikin anak anxiety.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Akibat Roblox, Anak 9 Tahun di Malaysia Tikam Adiknya Pakai Pisau

13 Nov 2025, 13:53 WIBBig Kid