Cara agar Anak Berani Menceritakan Rahasianya ke Orangtua

Poin nomer lima sangat layak dicoba

28 Maret 2024

Cara agar Anak Berani Menceritakan Rahasia ke Orangtua
Pexels/EmmaBauso

Dalam podcast Daniel Tetangga Kamu, Daniel Mananta pernah berbincang dengan Quraish Shihab tentang ilmu parenting, dan membagikan cara agar anak berani menceritakan rahasianya ke orangtua. Sebuah perbincangan menarik, dengan banyak daging yang bisa diambil.

Seperti yang kita tahu, membuat anak mau terbuka dan menceritakan rahasianya ke orangtua bukanlah sesuatu yang mudah. Sejak kecil, orangtua harus membuat anak memiliki rasa percaya, rasa aman, dan rasa nyaman terlebih dahulu kepada mereka.

Belajar dari ilmu yang dibagikan Quraish Shihab dalam perbincangannya dengan Daniel Mananta, Popmama.com telah merangkumnya menjadi lima poin penting agar membuat anak berani menceritakan rahasianya kepada orangtua.

Ini juga menjadi prinsip dalam mendidik anak yang diajarkan orangtua Abi Quraish, dan juga menjadi prinsipnya dalam mendidik anak. Simak bersama Popmama.comyuk!

1. Dengarkan anak

1. Dengarkan anak
freepik/katemangostar

Sederhana, tapi punya dampak yang luar biasa untuk anak. Saat anak didengar dengan sepenuh hati, dia akan merasa dihargai. Secara tidak langsung, orangtua juga menanamkan empati kepada anak.

Nantinya, rasa empati itu akan terasah dan membuatnya menjadi orang yang memiliki empati ke semua orang, dan menjadi pribadi yang juga bisa mendengarkan orang lain. Selain itu, ini adalah cara untuk mengetahui apa yang sedang dirasakan anak, dan mengerti bagaimana ia melihat sesuatu dengan sudut pandangnya.

Editors' Pick

2. Bersahabatlah dengan anak

2. Bersahabatlah anak
Freepik

Menjadi sahabat anak, berarti menjadi orang yang dia percaya. Ketika anak telah memberikan kepercayaan kepada orangtua, maka dia akan selalu mencari orangtua saat ada masalah dan butuh bantuan.

Orangtua akan lebih mudah mengontrol dan mengarahkan anak jika ada sesuatu yang harus diperbaiki dalam hidupnya. Jika ada masalah, orangtua juga bisa bantu menyelesaikan dan memberi nasihat kepada anak. Jadi, sudahkah Mama dan Papa menjadi sahabat untuk si Kecil?

3. Tidak membentak anak

3. Tidak membentak anak
Amazonaws

National Institutes of Health menyebutkan bahwa, berteriak atau membentak anak dapat membuat anak-anak menjadi lebih agresif, secara fisik dan verbal. Anak juga akan menjadi pribadi yang suka berteriak. Jika dilakukan berulang kali, kebiasaan ini bisa sulit dihilangkan.

Efek buruk lain adalah bisa berdampak kepada otaknya, dan juga membuat anak kehilangan rasa percaya diri. Sesuatu yang buruk bagi anak, terutama saat dia dalam masa pertumbuhan. Bertindak tegas atau memberikan hukuman untuk anak bisa dilakukan dengan cara yang lebih bijak, dari sekadar membuatnya merasakan trauma,

4. Tidak membebani anak melebihi kemampuannya

4. Tidak membebani anak melebihi kemampuannya
Freepik/user17067123

Setiap anak diciptakan istimewa, percayalah hal itu, Ma. Memiliki kelebihan dan kekurangan juga merupakan sesuatu yang wajar dalam hidup. Tugas orangtua menjadi lebih realistis, dan sebisa mungkin hindari berekspektasi lebih terhadap anak.

Anak bisa jadi tertekan, jika diberi tanggung jawab yang melebihi kemampuannya, yang mana akan berbahaya untuk psikolog dan kejiwaannya. Efeknya, anak akan sulit mengembangkan pengetahuan, keinginan, serta kreatifitas yang mereka miliki.

5. Doakan anak jika ia melakukan kesalahan

5. Doakan anak jika ia melakukan kesalahan
Freepik/freepik

Cara terakhir untuk membuat anak mau terbuka dan menceritakan rahasianya kepada orangtua adalah dengan melibatkan Tuhan dan melalui doa. Quraish Shihab berkata:

Anak yang melakukan kesalahan biasanya terpengaruh oleh faktor luar. Anak pada dasarnya masih bersih. ketika melakukan kesalahan, bisa jadi terpengaruh temannya.

Prinsip dasar dalam mendidik anak jangan sekali2 pukul anak baik fisik atau non fisik. doakan dan sebutkan kesalahannya.

Quraish Shihab pun memberikan doa yang biasa diucapkan saat menghadapi anaknya yang melakukan kesalahan. “Semoga Tuhan memberimu petunjuk kepada yang benar,”

Doa sederhana, namun ternyata ada makna yang cukup besar di dalamnya.

Kalimat ini menunjukkan kasih sayang orangtua ke anak, sehingga kalau ada sikap yang menyakiti anak, rasa sakit itu diimbangi perasaan sebenarnya bahwa saya dikasihi oleh orangtua.

Sehingga saat menegur anak dengan keras, jalinan cinta dengan anak tidak putus, pun dengan Tuhan

Lima poin ini menjadi pondasi penting untuk menciptakan hubungan anak dan orangtua yang seperti sahabat, dan membuat anak tidak lagi segan untuk bercerita kepada orangtua.

Selain itu, sebelum mengucapkan kata “tidak boleh”, nggak ada salahnya juga ya Ma untuk mendengar dulu alasan si Kecil. Ciptakan ruang yang aman dan nyaman untuknya dalam bercerita, sehingga ia tak ragu untuk terbuka terhadap Mama dan Papa.

Baca juga:

The Latest