Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

10 Hal yang Bisa dan Tidak Bisa Dilakukan Anak 6 Tahun

10 Hal yang Bisa dan Tidak Bisa Dilakukan Anak 6 Tahun
Freepik
Intinya sih...
  • Anak 6 tahun bisa melompat tali dan bermain fisik untuk latih keseimbangan dan koordinasi.
  • Anak mulai belajar berpikir rasional, membuat keputusan kecil, dan merencanakan sesuatu.
  • Anak mampu melihat sudut pandang orang lain, mengatur emosi, dan merasa percaya diri dalam mencoba hal baru.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Perkembangan anak di usia ini mulai terlihat lebih jelas dari hari ke hari, Ma. Mereka mulai bisa mengatur emosi, merencanakan hal-hal sederhana, dan lebih percaya diri saat mencoba sesuatu yang baru.

Meski begitu, anak kadang masih malu atau butuh bantuan Mama untuk hal-hal kecil seperti menjaga kebersihan diri atau menyelesaikan tugas sehari-hari. Perubahan ini bisa membuat Mama bangga sekaligus penasaran bagaimana cara mendukung mereka tumbuh mandiri dengan tetap merasa aman dan diperhatikan.

Berikut Popmama.com bagikan informasi seputar hal yang bisa dan tidak bisa dilakukan anak 6 tahun, sekaligus tips sederhana agar Mama tetap bisa menjadi panduan sekaligus teman terbaik bagi anak.

Disimak ya, Ma!

Bisa melakukan skip atau lompat tali

Anak perempuan sedang bermain skip
Freepik

Di usia ini, anak mulai memiliki kemampuan motorik yang lebih matang. Mereka bisa melompati benda, lompat tali, atau bergerak dengan koordinasi yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Bermain lompat tali atau permainan yang menuntut gerakan tangan dan kaki tidak hanya seru, Ma, tetapi juga membantu anak melatih keseimbangan, kekuatan otot, dan koordinasi mata-tangan.

Mama bisa memanfaatkan momen bermain fisik ini sebagai cara untuk mendukung perkembangan motorik sekaligus memberi anak ruang untuk mengekspresikan energi mereka. Aktivitas ini juga bisa menjadi waktu berkualitas bersama, sambil mengajarkan anak mengikuti aturan sederhana seperti bergiliran dan menghitung lompatannya.

2. Lebih rasional

Anak perempuan sedang tertawa sambil menepuk tangannya
Freepik

Seiring bertambahnya kemampuan berpikir, anak mulai bisa melihat sesuatu dengan cara yang lebih logis dan tidak hanya bereaksi secara spontan. Anak mama mulai memahami sebab-akibat dari tindakannya, bisa menimbang pilihan sederhana, dan membuat keputusan kecil sendiri. Misalnya, anak bisa memilih mainan yang ingin dibawa ke sekolah dengan alasan tertentu, atau memutuskan urutan kegiatan hariannya.

Kemampuan berpikir yang lebih rasional ini menjadi dasar anak untuk mulai belajar merencanakan, memecahkan masalah, dan mengelola emosi. Mama bisa mendukung kemampuan ini dengan memberi anak kesempatan untuk membuat keputusan kecil sehari-hari, sambil tetap memberikan arahan dan bimbingan ketika diperlukan. Aktivitas sederhana seperti bermain board game, menyusun puzzle, atau merencanakan cerita pendek bersama bisa menjadi cara menyenangkan untuk melatih logika dan pemikiran rasional anak.

3. Bisa melihat sudut pandang orang lain

Anak perempuan dan anak laki-laki sedang tersenyum menaap kamera
Freepik

Di usia ini, anak mulai mampu memahami perasaan dan pemikiran orang lain. Mereka mulai belajar bahwa teman atau saudara memiliki pendapat dan perasaan yang berbeda, dan ini membantu anak berinteraksi lebih baik dalam pertemanan maupun di rumah.

Kemampuan melihat sudut pandang orang lain ini penting untuk melatih empati dan kerja sama. Mama bisa mendukungnya dengan memberi contoh melalui cerita atau diskusi ringan, misalnya menanyakan, “Bagaimana menurutmu perasaan temanmu saat itu?” atau membicarakan karakter di buku atau film. Dengan cara ini, anak belajar menghargai perspektif orang lain sekaligus memperkuat hubungan sosialnya.

4. Bisa mengatur emosi

Anak perempuan sedang berekspresi
Freepik

Anak mulai mampu menahan ledakan emosi kecil dan mengekspresikan perasaan dengan cara yang lebih terkontrol. Mereka tidak selalu marah atau menangis ketika menghadapi kesulitan, tetapi mulai belajar menghadapi frustasi dengan lebih tenang.

Kemampuan ini penting agar anak bisa berinteraksi dengan teman dan keluarga secara positif. Mama bisa mendukung dengan memberi contoh, misalnya menunjukkan cara bernapas dalam-dalam saat marah atau berbicara tenang ketika merasa kesal. Memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaan melalui kata-kata atau kegiatan kreatif juga membantu mereka belajar mengelola emosi secara sehat.

5. Bisa merencanakan sesuatu

Anak laki-laki sedang menulis
Freepik

Anak mulai bisa memikirkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan sederhana, seperti menyiapkan bekal sendiri untuk sekolah atau menyelesaikan urutan permainan. Mereka belajar untuk memikirkan apa yang harus dilakukan terlebih dahulu dan apa yang bisa dilakukan kemudian.

Kemampuan merencanakan ini membantu anak belajar bertanggung jawab dan mengatur waktu. Mama bisa mendukungnya dengan memberi kesempatan anak membuat rencana harian sederhana, misalnya memilih urutan kegiatan bermain atau menyiapkan alat tulis sebelum belajar. Aktivitas ini sekaligus melatih konsentrasi, kreativitas, dan kemandirian anak.

6. Mudah merasa malu

Anak perempuan sedang menatap permen berbentuk hati
Freepik

Anak Mama mulai sadar bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya. Hal sederhana seperti salah menjawab pertanyaan di kelas atau melakukan kesalahan di depan teman bisa membuat anak merasa malu.

Rasa malu ini sebenarnya bagian dari perkembangan sosial yang normal. Mama bisa membantu anak menghadapinya dengan memberikan dukungan, memuji usaha anak, dan mengajarkan bahwa kesalahan adalah hal wajar. Aktivitas sederhana seperti bermain peran atau bercerita tentang pengalaman sendiri juga bisa membantu anak belajar mengekspresikan perasaan tanpa takut malu.

7. Percaya diri

Anak perempuan sedang menatap permen berbentuk hati
Freepik

Anak mulai menunjukkan rasa percaya diri dalam mencoba hal-hal baru. Anak berani mengambil keputusan kecil, seperti memilih pakaian sendiri atau mencoba aktivitas baru di sekolah.

Percaya diri ini penting untuk membentuk kemandirian dan keberanian anak menghadapi tantangan. Mama bisa mendukung dengan memberi pujian ketika anak berhasil melakukan sesuatu sendiri, mendorong anak mencoba hal baru secara bertahap, dan tetap hadir sebagai pendukung saat anak menghadapi kesulitan. Dengan cara ini anak belajar bahwa Mama selalu ada, sekaligus merasa yakin dengan kemampuannya sendiri.

8. Masih butuh bantuan dengan kebersihan diri

Anak laki-laki sedang memakai handuk di kamar mandi
Freepik

Meskipun anak Mama sudah lebih mandiri dalam banyak hal, anak masih membutuhkan bantuan dengan beberapa rutinitas kebersihan seperti menyikat gigi, mandi, atau merapikan rambut. Hal ini wajar karena beberapa kegiatan masih memerlukan pengawasan dan arahan dari Mama.

Mama bisa mendukung dengan membimbing anak secara perlahan, memberi contoh, dan memuji usaha anak saat berhasil melakukan kebiasaan kebersihan sendiri. Dengan begitu anak belajar tanggung jawab sekaligus tetap merasa didukung dan aman.

9. Antusias belajar

Anak perempuan sedang belajar
Freepik/jcomp

Si anak mulai penasaran dengan banyak hal dan senang mencoba hal-hal baru di rumah maupun di sekolah. Anak gemar bertanya, membaca, menggambar, atau mencoba eksperimen sederhana.

Mama bisa mendukung rasa ingin tahu anak dengan memberikan kesempatan bereksplorasi, menjawab pertanyaan anak dengan sabar, dan mengajak anak belajar sambil bermain. Aktivitas sederhana seperti membaca buku bersama atau mencoba eksperimen kecil bisa membuat anak Mama semakin semangat belajar dan merasa didukung.

10. Banyak bicara

Dua anak laki-laki sedang berbicara
Freepik/mdjaff

Anak Mama mulai gemar bercerita, bertanya, dan berbagi pengalaman. Anak senang menyampaikan pendapatnya atau menceritakan hal-hal yang dia lihat dan rasakan setiap hari.

Mama bisa mendukung dengan banyak mendengarkan, memberi kesempatan anak berbicara, dan ikut berdiskusi dengan santai. Cara ini tidak hanya melatih kemampuan komunikasi anak, tetapi juga membuat anak merasa didengar dan dihargai.


Itulah informasi seputar hal yang bisa dan tidak bisa dilakukan anak 6 tahun, sekaligus tips sederhana agar Mama tetap bisa menjadi panduan sekaligus teman terbaik bagi anak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Fakta Pertunjukan Balet Cinderella oleh Étoile Dance Center x Ballet Manila

16 Nov 2025, 17:37 WIBBig Kid