Malas vs. Capek: 8 Cara Mengatasi Anak Malas

Apakah Mama pernah menghadapi anak yang selalu menjawab, 'capek,' 'lelah,' atau 'ingin istirahat' setiap kali diminta melakukan sesuatu? Bahkan setelah diberikan waktu istirahat, jawabannya tetap sama. Apa benar anak kelelahan? Atau ini justru tanda bahwa anak malas?
Anak yang kelelahan biasanya dapat kita lihat tandanya dari beberapa hal, misalnya: hilangnya ketertarikan pada aktivitas yang diminatinya, mudah tertidur dan mengantuk, dan konsentrasi menurun.
Sedangkan, anak malas dapat kita baca tandanya dari hal-hal seperti: lingkungan kamar yang berantakan, sikap gemar membantah dan beralasan banyak, nilai sekolah yang perlahan-lahan menurun, dan meminta orang lain untuk mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Tanda anak malas yang terakhir adalah mereka akan lebih suka melakukan aktivitas yang pasif, seperti menonton TV, bermain gadget, serta video games.
Kelelahan dapat diatasi dengan istirahat. Namun, bagaimana mengatasi kemalasan?
Berikut Popmama.com merangkum 8 cara mengatasi anak malas. Simak artikelnya dan coba praktikkan langkahnya, yuk, Ma!
1. Kenali penyebab kemalasan

Mengidentifikasi penyebab kemalasan anak dapat membuat Mama lebih paham secara emosional apa yang anak lalui. Apakah kemalasan itu timbul karena stres, ataukah karena karakternya?
Jika penyebabnya stres berlebihan, Mama harus lebih jeli lagi dalam mengetahui penyebab stres dan apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi potensi stres tersebut.
Ingat bahwa istirahat itu penting, tetapi istirahat itu harus berkualitas, sehingga tidak berujung pada prokrastinasi dan kemalasan.
2. Jadilah role model bagi anak

Sebagai orangtua, penting bagi orangtua untuk menjadi percontohan bagi anak. Ajak anak berolahraga bersama. Bersihkan kamar tidur lebih dahulu sebelum anak membersihkan kamar tidurnya.
Anak akan cenderung mengikuti kebiasaan orangtuanya. Akan tetapi, ingat bahwa langkah ini jangan sampai membatasi kreativitas si Anak dan menimbulkan keterpaksaan.
3. Mengatur rutinitas

Membuat rutinitas yang konsisten akan membantu meregulasi tingkat energi anak. Langkah ini juga termasuk mengatur waktu-waktu yang tepat untuk tidur, makan, dan melakukan aktivitas fisik di sepanjang harinya. Rutinitas ini juga dapat melibatkan anak dalam kegiatan yang mendukung perkembangan emosional dan sosialnya.
4. Menerapkan prinsip disiplin

Terapkan konsekuensi yang jelas dan konsisten bagi anak yang tidak mengikuti aturan atau menyelesaikan tugas. Langkah ini dapat mendorong rasa tanggung jawab dan membantu anak belajar untuk mengembangkan kebiasaan yang lebih baik.
Hindari memberikan penggunaan gadget terlalu sering, karena aktivitas ini dapat memberikan tekanan yang besar baik secara psikis maupun mental. Oleh karena itu, waktu penggunaan gadget sebaiknya dibatasi.
Pemakaian gadget berlebih, terutama di tahap gadget itu menggantikan interaksi orangtua dapat membuat kondisi emosional anak-anak terganggu. Ketergantungan dan kecanduan terhadap gadget akan menggantikan interaksi humanis yang semestinya dimiliki anak-anak pada umurnya.
Buatlah jadwal penggunaan gadget, lakukan penyaringan terhadap aplikasi dan konten yang tersedia, serta tetapkan batasan waktu penggunaan.
5. Berikan reward secukupnya

Berikan reward kepada anak atas usaha dan pencapaian mereka. Dengan mengakui kerja keras mereka, orangtua dapat memotivasi anak untuk berani mengambil tanggung jawab.
Hindari jatah bermain gadget sebagai bentuk penghargaan, karena hal ini dapat memicu potensi ketergantungan.
6. Ajarkan anak menjadi proaktif

Ajarkan anak untuk menjadi proaktif dengan mendorong mereka menetapkan cita-cita dan goals mereka. Selalu hargai anak dengan memberikan pujian atas pencapaian mereka.
Bantu anak untuk membuat daftar tugas dan jadwal hariannya. Selain itu, orangtua dapat membiasakan anak untuk berolahraga secara teratur. Terakhir, pastikan anak mendapatkan tidur yang berkualitas, agar anak tidak mudah lelah.
7. Bantu mereka untuk mengembangkan sikap positif

Membantu anak untuk mengembangkan sikap positif dapat menjadi kunci dalam mengatasi rasa malas. Ajarkan mereka untuk melihat suatu situasi dari sudut pandang yang berbeda.
Dengan begitu, mereka dapat merefleksikan pikiran mereka dengan cara yang lebih optimis. Langkah ini akan menciptakan motivasi dari dalam diri mereka untuk lebih produktif dan bertanggung jawab.
8. Berikan Anak Kesempatan untuk Menikmati Hobinya

Berikan anak ruang untuk mengeksplorasi kegiatan yang mereka sukai agar mereka merasa lebih termotivasi. Dorong anak untuk menjalin hubungan dengan teman-teman yang memiliki hobi serupa, sehingga mereka merasa terhubung dan didukung dalam melakukan aktivitas tersebut.
Dengan memenuhi keinginannya untuk menekuni hobinya, anak akan lebih terbuka terhadap aktivitas fisik lainnya tanpa merasa terpaksa.
Nah, langkah di atas adalah 8 cara mengatasi anak malas versi Popmama.com . Perhatikan perilaku anak dan terapkan langkah-langkah di atas apabila diperlukan, ya, Ma!



















