Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

7 Penyebab Mual Setelah Makan yang Dialami Anak

Freepik
Freepik

Tidak ada yang suka perasaan sakit perut, terutama ketika baru saja selesai makan. Banyak orang yang sering merasa mual dalam beberapa menit atau jam setelah makan, tak terkecuali pada anak-anak.

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Ada banyak situasi yang memicu mual pada anak setelah makan, sehingga ini bisa menyulitkan Mama untuk mengetahui penyebab pastinya. Beberapa penyebab umum dapat terkait dengan stres, alergi makanan, keracunan makanan, dan lain-lain.

Dilansir dari Cleveland Clinic, ahli gastroenterologi Christine Lee, MD, ada beberapa penyebab mual setelah makan yang dialami anak.

Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya di bawah ini!

1. Infeksi virus atau bakteri

Freepik/khosrork
Freepik/khosrork

Ketika anak terkena infeksi virus atau bakteri, seluruh tubuhnya akan mengalami gejala.

Anak mungkin mengalami mual setelah makan, umumnya berlangsung 24 hingga 48 jam, tetapi ia mungkin juga mengalami banyak gejala lain, seperti demam, nyeri otot, dan nyeri sendi.

“Ini umumnya mempengaruhi seluruh tubuh. Ini datang dengan cepat dan biasanya hilang dengan sendirinya." kata Dr. Lee.

2. Keracunan makanan

Pexels/Ron Lach
Pexels/Ron Lach

Tentu saja anak dapat memiliki reaksi fisik ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang telah basi atau busuk.

Ini bisa terjadi jika anak mengonsumsi daging atau produk susu yang telah ditinggal terlalu lama, atau makanannya yang dikonsumsi salah penanganan atau terkontaminasi oleh siapa pun yang menyiapkan makanan.

Keracunan makanan terjadi secara tiba-tiba. Untungnya, mual akibat keracunan makanan juga sembuh dengan sendirinya.

“Muntah atau diare tidak selalu merupakan hal yang buruk dalam beberapa situasi. Ini adalah cara tubuh menyingkirkan agen penyebab seperti infeksi, racun, dan hal-hal lain sebelum diserap tubuh." kata Dr. Lee.

3. Alergi makanan

Pexels/Mikhail Nilov
Pexels/Mikhail Nilov

Alergi makanan dapat memengaruhi setiap orang secara berbeda. Dalam kebanyakan kasus, pertama kali anak mengalami alergi makanan, ia mungkin memiliki gejala ringan.

Namun setiap waktu setelah itu, gejalanya dapat meningkat lebih cepat dan menyebabkan reaksi yang lebih intens.

Selain mual, beberapa contoh gejala reaksi alergi termasuk ruam atau gatal-gatal, merasa dingin dan lembap, penurunan tekanan darah, peningkatan denyut jantung dan pembengkakan mata dan tenggorokan.

4. Stres dan kecemasan

Freepik/Tirachardz
Freepik/Tirachardz

Tubuh dapat memiliki reaksi fisik terhadap stres dan kecemasan, bahkan jika sudah dialami selama berhari-hari.

Alasan anak mengalami gejala fisik seperti mual saat stres dan cemas adalah karena respons "lawan atau lari" di otak yang muncul.

Ini akhirnya membuang banyak hormon ke dalam aliran darah, yang memaksa tubuhnya untuk bereaksi. Dan setiap orang memiliki tingkat ambang batas yang berbeda-beda.

“Katakanlah ada dua orang yang menyaksikan film horror. Hormon stres yang diaktifkan secara berbeda antara dua orang. Seseorang dapat mengalami peningkatan detak jantung atau perubahan fisik lainnya seperti mual sementara yang lain hanya menikmati film.” kata Dr. Lee.

5. Refluks asam

Freepik/alexxxis
Freepik/alexxxis

Seorang anak bisa mengalami mulas segera setelah makan, terutama setelah ia mengonsumsi makanan pedas atau makanan berminyak atau berat. Sensasi terbakar di dada bagian atas dan tenggorokan juga terkadang bisa menyebabkan mual.

Refluks asam terjadi karena ada sejumlah besar asam lambung yang terciprat kembali ke kerongkongan (tenggorokan) dan menetap di sana. Bagi banyak orang, itu normal dan bukan pertanda ada yang salah secara klinis.

Namun ini berbeda jika anak memiliki penyakit refluks gastroesofageal, atau GERD. Ini disebabkan ketika kerongkongan telah rusak karena paparan asam lambung yang berlebihan, sehingga mengakibatkan iritasi kronis, peradangan, bisul, dan banyak lagi.

6. Makan berlebihan

Freepik/Kwanchaichaiudom
Freepik/Kwanchaichaiudom

Makan berlebihan bisa terjadi ketika anak “makan sambil bosan”. Alih-alih makan saat lapar, ia cenderung meraih camilan dan hal-hal lain karena kebiasaan, karena bosan, atau saat multitasking.

"Begitu perut kenyang namun makanan masih ada di sana, ini bisa membuat seseorang terus makan, dan akhirnya akan merasa mual." kata Dr. Lee.

Namun Mama dapat menghindari hal ini dengan mencoba untuk memastikan anak tetap pada rutinitas makan yang tepat, dan memastikan anak memiliki waktu untuk makan secara teratur.

7. Irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus

Freepik
Freepik

Jika anak mama memiliki sindrom iritasi usus besar atau Irritable Bowel Syndrome (IBS), ia mungkin mengalami masalah dalam memindahkan tinja melalui ususnya.

Apakah itu mungkin bergerak terlalu cepat atau lambat, meskipun usus besarnya secara struktural normal.

Salah satu cara untuk mengidentifikasi apakah anak menderita IBS adalah dengan bertanya padanya dari mana rasa sakit itu berasal.

Jika anak mengatakan dada atau tenggorokan, ia mungkin mengalami refluks asam. Tetapi jika anak mengatakan sakit di pusarnya, ususnya mungkin sedang mengalami masalah.

Nah itulah 7 penyebab mual setelah makan yang dialami anak. Ketika anak mengalami mual setelah makan, hal terpenting yang dapat Mama lakukan adalah menjaga anak agar tetap terhidrasi dan beristirahat.

Ditambah, Mama harus memantau kapan anak merasa mual, apa penyebabnya, berapa lama itu berlangsung dan apa yang membuatnya terasa lebih baik. Ini semua adalah informasi penting yang dapat membantu dokter menentukan diagnosis.

Share
Editorial Team