Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Perubahan Kurikulum 2025 dan Metode Belajar yang Digunakan Siswa

kurikulum 2025
Pexels/Agung Pandit Wiguna

Tahun ajaran 2025/2026 disebut membawa angin segar dalam dunia pendidikan anak-anak. Perubahan kebijakan yang baru diberlakukan pada pertengahan 2025 ini bukanlah untuk menciptakan keributan dengan "kurikulum baru", melainkan sebuah penyempurnaan besar.

Dengan metode belajar baru di tahun 2025 ini, pendekatan tersebut diharapkan dapat mengajak tak hanya pintar menghafal, tapi benar-benar memahami ilmu, berpikir kritis, dan siap menghadapi dunia nyata.

Dengan demikian, pembelajaran di sekolah diharapkan menjadi lebih relevan dan menyenangkan. Lalu, apa saja bentuk perubahan konkret yang perlu kita pahami sebagai orang tua?

Berikut Popmama.com rangkumkan ulasan selengkapnya.

1. Metode deep learning agar anak lebih memahami materi

kurikulum 2025
Freepik

Perubahan paling mendasar terletak pada cara anak belajar. Metode deep learning atau pembelajaran mendalam kini menjadi strategi utama.

Konsep ini menggeser fokus dari sekadar mengetahui jawaban menjadi memahami proses dan alasan di balik suatu ilmu pengetahuan. Anak-anak akan diajak untuk menghubungkan konsep dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, lalu menerapkannya dalam konteks nyata.

Misalnya, belajar matematika bukan lagi sekadar menghitung rumus, tapi juga untuk merancang anggaran dalam proyek sains.

Toni Toharudin, Kepala BSKAP, menegaskan, "Pembelajaran mendalam mendorong murid tidak hanya sekadar menghafal materi, melainkan memahami secara utuh."

Aktivitas belajar pun didesain lebih partisipatif dan kontekstual. Anak akan lebih banyak terlibat dalam diskusi, proyek kolaborasi, dan penyelesaian masalah kehidupan sehari-hari.

Tujuannya adalah menciptakan pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan yang terpenting, menyenangkan bagi siswa.

2. Pembentukan karakter untuk masa depan anak

kurikulum 2025
Freepik

Selain kompetensi akademis, aspek karakter mendapatkan penekanan khusus melalui 8 Dimensi Profil Lulusan, juga penguatan dari nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila.

Perubahan istilah ini bertujuan menekankan capaian karakter yang utuh saat anak lulus dari setiap jenjang pendidikan.

Delapan dimensi tersebut mencakup Keimanan & Ketaqwaan, Kewargaan, Penalaran Kritis, Kreativitas, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan, dan Komunikasi. Nilai-nilai ini tidak diajarkan sebagai mata pelajaran terpisah, tapi diintegrasikan ke dalam semua aktivitas sekolah.

Mulai dari pelajaran di kelas, proyek kelompok, hingga kegiatan ekstrakurikuler, semua dirancang untuk mengasah dimensi-dimensi karakter ini.

Dengan demikian, anak diharapkan tumbuh bukan sekadar cerdas saja, Ma, Pa, tapi juga berakhlak mulia, mampu bekerja sama, dan tangguh menghadapi perubahan.

3. Sistem ujian yang lebih memberdaya

kurikulum 2025
Freepik

Di tahun 2025 ini, Ujian Nasional (UN) telah resmi digantikan dengan Tes Kemampuan Akademik (TKA). Perubahan ini fundamental karena fungsi dan tekanannya yang berbeda bagi anak, Ma, Pa

Jika dahulu UN bersifat wajib dan menjadi penentu tunggal kelulusan, kini TKA bersifat sukarela dan bukan penentu kelulusan. Kelulusan siswa sepenuhnya ditentukan oleh sekolah melalui penilaian harian dan portofolio sepanjang tahun ajaran.

TKA berfungsi sebagai alat ukur standar nasional yang objektif untuk memetakan kompetensi akademik siswa. Hasilnya lebih berguna sebagai bahan refleksi dan persiapan.

Menurut Pusat Asesmen Pendidikan, hasil TKA dapat digunakan sebagai salah satu syarat atau pertimbangan untuk seleksi penerimaan murid baru ke jenjang pendidikan berikutnya.

Soal-soal dalam TKA juga dirancang lebih aplikatif, menguji kemampuan bernalar dan pemecahan masalah, bukan hafalan semata. Jadi, lagi-lagi anak akan belajar bagaimana memahami suatu materi lebih utuh, bukan sekadar menghafal.

Dengan memahami perubahan kurikulum 2025 ini, para orang tua dapat lebih siap dalam mendukung sekolah dan anaknya. Dukungan kita di rumah dengan menciptakan lingkungan diskusi yang sehat dan mendorong rasa ingin tahu, akan sangat berarti.

Mari bersama menyambut tahun ajaran 2026 dengan semangat baru, mendampingi anak-anak kita untuk belajar bukan sekadar demi nilai, tapi untuk bekal menjalani kehidupan seutuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Cara Mengenalkan Atur Keuangan ke Anak, Bukan dari Nabung Dulu

31 Des 2025, 19:33 WIBBig Kid