Selalu Didatangi Nyamuk? Ini 6 Hal Darimu yang Memikat Nyamuk

Pernahkah kamu memperhatikan, saat bermain bersama teman-teman di taman atau halaman, ada satu anak yang terus-menerus digigit nyamuk, sementara yang lain tidak? Padahal, mereka main berdekatan dan melakukan hal yang sama. Apakah itu kebetulan semata? Atau nyamuk memang sengaja memilih korbannya?
Pertanyaan ini sudah lama menarik perhatian para ilmuwan. Jawabannya cukup mengejutkan: nyamuk memang tidak memilih mangsanya secara acak. Mereka ternyata sangat selektif, dan memiliki kemampuan khusus untuk mengenali orang-orang yang lebih "menarik" bagi mereka. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa nyamuk menggunakan berbagai petunjuk dari tubuh manusia, seperti bau tubuh, suhu kulit, hingga gas yang kita hembuskan, untuk memutuskan target yang akan mereka gigit.
Faktor-faktor ini tidak selalu terlihat atau terasa oleh manusia, namun sangat jelas bagi nyamuk. Maka tak heran, dalam satu kelompok anak yang bermain bersama, ada yang sering jadi sasaran gigitan, sementara yang lain hampir tidak tersentuh.
Lalu, apa sebenarnya yang membuat tubuh seseorang lebih disukai oleh nyamuk? Dalam artikel Popmama.com berikut ini, akan dijelaskan 6 hal dari tubuh manusia yang memikat nyamuk. Simak ini dan tambah pengetahuanmu!
1. Nyamuk lebih tertarik dengan golongan darah O

Nyamuk ternyata tidak memilih mangsanya secara sembarangan. Salah satu faktor yang memengaruhi ketertarikan mereka adalah golongan darah manusia. Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Medical Entomology, ditemukan bahwa nyamuk dua kali lebih tertarik pada orang dengan golongan darah O dibandingkan dengan mereka yang bergolongan darah A.
Ketertarikan ini berkaitan dengan zat tertentu yang dikeluarkan tubuh melalui kulit, atau sekresi, yang memberi isyarat kepada nyamuk tentang golongan darah seseorang. Meskipun demikian, hubungan ini masih belum sepenuhnya jelas. “Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami kemungkinan preferensi nyamuk terhadap golongan darah lain,” kata Jonathan F. Day, profesor entomologi dari University of Florida. Ia juga menjelaskan bahwa “nyamuk merespons isyarat-isyarat tertentu yang dilepaskan oleh tubuh manusia, yang membuat mereka memilih individu tertentu sebagai target.”
2. Jumlah karbon dioksida yang diproduksi

Nyamuk sangat mengandalkan karbon dioksida (CO₂) sebagai sinyal utama untuk menemukan targetnya. Ketika manusia bernapas, CO₂ dilepaskan ke udara, dan nyamuk dapat mendeteksinya dari jarak yang cukup jauh. Menurut Prof. Jonathan Day, semakin banyak karbon dioksida yang dikeluarkan seseorang, semakin besar kemungkinan ia menarik perhatian nyamuk.
Orang dengan metabolisme tinggi, seperti mereka yang aktif secara fisik, baru selesai berolahraga, atau sedang hamil, umumnya menghasilkan lebih banyak CO₂. Selain itu, tubuh juga mengeluarkan asam laktat, terutama saat otot bekerja keras, misalnya saat berolahraga. Senyawa ini berfungsi sebagai isyarat sekunder yang membantu nyamuk menentukan lokasi target dengan lebih akurat. Kombinasi antara CO₂ dan zat kimia tubuh lainnya menjadikan seseorang lebih rentan terhadap gigitan nyamuk.
3. Pakaian gelap lebih menarik

Meskipun nyamuk tidak memiliki penglihatan yang tajam, mereka tetap mampu mengenali isyarat visual untuk membantu menemukan targetnya.
Misalnya, nyamuk sangat sensitif terhadap kontras warna, sehingga mereka lebih tertarik pada objek atau orang yang warna pakaiannya kontrasnya tinggi dibandingkan dengan latar belakang di sekitarnya.
Selain itu, nyamuk sering terbang dekat permukaan tanah untuk menghindari angin, sehingga mereka mengandalkan perbedaan warna tubuh manusia dengan latar belakang untuk menentukan sasaran.
Oleh karenanya, warna pakaian sangat berperan penting dalam hal ini. Pakaian berwarna gelap menciptakan kontras yang kuat sehingga membuat seseorang lebih mencolok dan menarik perhatian nyamuk, sedangkan pakaian berwarna terang cenderung kurang menarik bagi nyamuk.
4. Temperatur tubuh yang lebih tinggi

Suhu tubuh menjadi salah satu sinyal penting yang digunakan nyamuk untuk menemukan targetnya. Prof. Jonathan Day menjelaskan bahwa “panas tubuh (body heat) merupakan salah satu isyarat penting bagi nyamuk dalam mencari targetnya.”
Setelah melakukan aktivitas fisik seperti bermain atau berlari, suhu tubuh seseorang biasanya meningkat. Kondisi ini membuat nyamuk lebih mudah mendeteksi keberadaan targetnya.
Selain itu, nyamuk cenderung mencari area kulit di mana darah berada lebih dekat dengan permukaan, sehingga mereka dapat menggigit dengan lebih mudah di bagian tubuh tersebut.
5. Sedang hamil

Wanita yang sedang hamil cenderung memiliki metabolisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal, sehingga menghasilkan lebih banyak panas tubuh dan karbon dioksida. Menurut dermatologis Melissa Piliang dari Cleveland Clinic, “kondisi seperti kehamilan atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan laju metabolisme seseorang.”
Peningkatan metabolisme ini menyebabkan tubuh melepaskan lebih banyak sinyal yang dapat menarik perhatian nyamuk. Oleh karena itu, wanita hamil lebih mungkin menjadi sasaran nyamuk. Kondisi ini menjelaskan mengapa ibu hamil seringkali lebih mudah digigit nyamuk dibandingkan orang lain.
6. Berkeringat atau memiliki bau tubuh yang menyengat

Nyamuk betina, seperti Aedes aegypti, sangat bergantung pada darah manusia untuk memproduksi telurnya. Oleh karena itu, mereka menggunakan berbagai isyarat untuk memilih target yang akan digigit.
Leslie Vosshall, seorang neurobiologi dari Amerika menjelaskan
“Asam karboksilat hanyalah salah satu bagian yang menjelaskan bagaimana serangga pengganggu ini memilih targetnya. Panas tubuh dan karbon dioksida yang kita keluarkan saat bernapas juga menarik nyamuk ke manusia.” katanya.
Ia menambahkan bahwa para ilmuwan masih belum memahami secara pasti mengapa asam karboksilat dapat menarik nyamuk dengan sangat kuat.
“Kemungkinan senyawa ini mengalami perubahan oleh mikrobioma kulit, sehingga menghasilkan jenis bau tertentu yang mudah terdeteksi nyamuk,” ujarnya.
Penelitian saat ini sedang menelusuri kemungkinan penggunaan produk dermatologis yang dapat mengurangi kadar asam karboksilat di kulit tanpa merusak kesehatan kulit.
Vosshall menegaskan, “Kita tidak bisa menghilangkan sepenuhnya pelembap alami di kulit karena itu akan merugikan kesehatan kulit. Namun, produk dermatologis mungkin dapat meminimalkan kadar asam karboksilat dan mengurangi gigitan nyamuk.” lengkapnya.
Itulah dia 6 hal dari tubuh manusia yang memikat nyamuk. Sekarang, coba lebih sering pakai baju terang, apa benar nyamuk tidak mudah mendekat?