Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Tak Mudah, Ini 5 Cara Guru Dampingi Anak Berkebutuhan Khusus Belajar

Guru mengajarkan dua anak
Dok. Sekolah Cikal

Di dalam kelas, tidak semua anak belajar dengan cara dan kecepatan yang sama. Ada anak-anak yang membutuhkan perhatian khusus, baik dalam memahami materi, berkomunikasi, maupun menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. 

Anak dengan kebutuhan khusus sering kali memerlukan guru yang lebih sabar, peka, dan bisa memahaminya secara personal.

Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi guru, terutama ketika harus mengelola berbagai karakter dan kebutuhan dalam satu kelas. 

Tapi di sinilah peran guru menjadi sangat penting, yaitu bukan hanya sebagai pengajar, tapi juga sebagai pendamping yang membantu setiap anak berkembang sesuai kemampuannya.

Guru perlu dibekali strategi yang tepat agar semua anak, termasuk yang memiliki hambatan belajar, komunikasi, atau perilaku, merasa diterima, didengarkan, dan diberi kesempatan untuk tumbuh dengan percaya diri.

Oleh karenanya, dalam artikel ini, Popmama.com akan memaparkan beberapa strategi cara guru dampingi anak berkebutuhan khusus dalam belajar. Simak yuk, Ma!

1. Kurangi distraksi dan sederhanakan materi belajar

Anak mengerjakan tugas di kelas dengan tenang
Pexels/Pavel Danilyuk

Dalam pembelajaran tatap muka, menjaga fokus siswa, terutama yang memiliki kebutuhan khusus, sering kali jadi tantangan tersendiri. Salah satu cara yang bisa dilakukan guru adalah dengan meminimalkan hal-hal yang bisa mengganggu perhatian. 

Misalnya, mengatur tempat duduk anak agar jauh dari sumber kebisingan, atau menciptakan suasana kelas yang tenang dan tidak terlalu ramai.

Selain itu, materi yang disampaikan juga sebaiknya dibuat sesederhana mungkin. Gunakan kalimat yang singkat dan mudah dipahami, serta hindari memberi terlalu banyak informasi dalam satu waktu. 

Tampilan bahan ajar pun sebaiknya bersih dan tidak penuh dengan gambar atau tulisan yang membingungkan. Jika ada gambar, beri penjelasan yang jelas agar semua siswa, termasuk yang punya hambatan penglihatan, bisa memahami isinya.

Dengan suasana belajar yang lebih tenang dan materi yang lebih mudah dicerna, siswa akan lebih terbantu untuk menyerap pelajaran. Langkah sederhana ini berdampak besar bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus.

2. Pastikan aksesibilitas di kelas

Guru  menjelaskan globe ke dua anak
Pexels/ Artem Podrez

Dalam pembelajaran yang inklusif, penting bagi guru untuk memastikan bahwa semua siswa dapat mengakses materi dan mengikuti proses belajar dengan nyaman. Inilah kunci agar setiap anak bisa berkembang dengan maksimal.

Salah satu hal yang bisa diperhatikan adalah cara guru menyiapkan dan menyampaikan materi. Jika menggunakan bahan digital, pastikan tampilannya ramah bagi semua siswa. 

Misalnya, kontras warna harus cukup jelas agar mudah dibaca, dan gambar diberi keterangan atau penjelasan (alt text) agar bisa dipahami juga oleh siswa yang memiliki gangguan penglihatan dan menggunakan alat bantu baca layar.

Selain itu, penyampaian informasi sebaiknya dilakukan melalui berbagai cara, tidak hanya lewat teks. Guru bisa menambahkan gambar, suara, simbol, atau gerak tubuh sederhana untuk menjelaskan sesuatu. 

Cara ini membantu menjangkau lebih banyak gaya belajar dan kebutuhan siswa, termasuk mereka yang lebih mudah memahami secara visual atau auditorial.

Jika guru menggunakan alat bantu teknologi, pastikan alat itu sudah dikenal atau sering digunakan oleh siswa. Tujuannya agar mereka bisa langsung fokus ke isi pelajaran tanpa harus bingung dulu mempelajari cara menggunakannya.

3. Buat lingkungan belajar yang lebih terstruktur namun tetap fleksibel

Anak berlari mengejar jam
Pexels/Caleb Oquendo

Supaya anak-anak, terutama yang punya kebutuhan khusus, bisa belajar dengan nyaman, guru perlu menciptakan suasana yang fleksibel tapi tetap terstruktur.

Pertama, guru harus memberiinstruksi yang mudah dimengerti. Bagi tugas menjadi instruksi-instruksi sederhana yang mudah diikuti dan jika perlu, tambahkan gambar atau contoh supaya lebih jelas.

Selain itu, punya jadwal harian yang rutin sangat membantu. Misalnya, jam belajar, istirahat, dan jam antarkegiatan dibuat jelas dan konsisten setiap hari. 

Dengan begitu, anak-anak tahu apa yang akan terjadi dan tidak  kaget. Jadwal yang teratur ini juga membuat mereka merasa lebih tenang menjalani kegiatannya.

Guru juga perlu sering-sering mengecek anak-anak, tidak hanya soal pelajaran namun juga bagaimana perasaan mereka. 

Ini bisa dilakukan melalui obrolan santai atau bertanya dengan spontan saja. Guru akan selalu tahu anak butuh bantuan apa dan anak sendiri akan merasa bahwa dia diperhatikan.

Jangan lupa, kasih waktu istirahat yang cukup dan beri tanda yang jelas saat mau pindah kegiatan. Istirahat ini membantu anak mengumpulkan energi lagi supaya tetap fokus dan tidak stres.

4. Merangsang percaya diri siswa

Anak hi-5 dengan guru
Dok. Sekolah Cikal

Nah, selain 3 tips di atas, Sekolah Cikal Amri Setu memiliki cara khusus dalam mendampingi anak dengan gangguan bahasa ekspresif di lingkungan sekolah inklusinya. 

Nurul Inayah, seorang pendidik di Pendidikan Inklusi Cikal Amri Setu, menjelaskan bahwa sekolah ini menerapkan dua pendekatan utama untuk membantu anak-anak dengan gangguan bahasa ekspresif agar potensi mereka bisa berkembang secara optimal. 

Menurut Nurul, salah satu tantangan terbesar dalam proses pembelajaran adalah ketika anak kehilangan rasa percaya diri. Anak yang tidak percaya diri cenderung menjadi lebih diam, enggan berbicara, bahkan mudah mengalami stres.

Oleh karena itu, menjaga kepercayaan diri anak menjadi hal yang sangat penting. Nurul menegaskan, 

“Tantangan terbesar adalah memastikan anak tetap percaya diri untuk berbicara, karena ketika rasa percaya diri itu hilang, anak bisa semakin diam dan tidak mau berbicara, atau bahkan mudah stres.” jelas Nurul.

5. Memberikan rasa aman bagi siswa

Guru memperhatikan anak menulis
Dok. Sekolah Cikal

Cara kedua yang diterapkan oleh Sekolah Cikal Amri Setu adalah dengan selalu memberikan rasa aman kepada siswa serta memastikan mereka merasa didengarkan setiap kali berbicara. 

Pendekatan ini membuat anak-anak lebih nyaman dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Nurul Inayah menjelaskan, ketika anak merasa aman dan percaya diri, mereka akan lebih bersemangat untuk terus berusaha berbicara dan mencoba mengungkapkan dirinya dengan lebih jelas. 

“Selalu memberikan perasaan aman dan memastikan anak didengarkan saat berbicara sangat membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka,” tambah Nurul. Dengan suasana yang mendukung seperti ini, perkembangan anak menjadi lebih optimal.

Nah, Ma, itulah dia beberapa strategi cara guru dampingi anak berkebutuhan khusus. Tidak hanya untuk guru saja, strategi-strategi ini juga bisa diaplikasikan di rumah, lho!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us