- Selalu masak makanan sampai matang sempurna , serta pastikan daging dan telur dimasak hingga bagian dalamnya tidak lagi mentah.
- Cuci bersih sayur dan buah dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran, pestisida, dan parasit yang mungkin menempel.
- Hindari memberi susu mentah atau keju yang tidak dipasteurisasi, karena berisiko membawa bakteri berbahaya.
- Jangan biarkan makanan anak terlalu lama di suhu ruang karena bakteri bisa cepat berkembang.
- Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan pastikan piring, sendok, maupun talenan selalu bersih.
- Berikan anak sumber karbohidrat, protein, lemak sehat, serta sayur dan buah agar kebutuhan nutrisinya tercukupi.
5 Alasan Kenapa Balita Tidak Boleh Konsumsi Makanan Mentah

Memberikan makanan sehat kepada balita memang penting, tetapi orangtua juga harus memastikan makanan tersebut aman.
Salah satu yang perlu dihindari adalah makanan mentah, seperti daging, telur setengah matang, ikan, atau susu yang tidak melalui proses pemanasan (dipasteurisasi).
Anak di bawah 5 tahun memiliki sistem imun dan pencernaan yang masih lemah sehingga lebih rentan terkena infeksi dari makanan yang tidak dimasak sempurna.
Dilansir dari American Academy of Pediatrics (AAP), anak-anak sebaiknya tidak diberikan daging, telur, atau produk susu dalam kondisi mentah karena bahan-bahan tersebut bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri berbahaya seperti Salmonella, E. coli, hingga Campylobacter.
Infeksi dari kuman ini bisa menyebabkan muntah, diare, dehidrasi, bahkan komplikasi serius pada balita.
Oleh karena itu, orangtua perlu tahu alasan kenapa makanan mentah tidak aman untuk si Kecil.
Berikut Popmama.com bagikan informasi seputar alasan kenapa balita tidak boleh konsumsi makanan mentah. Disimak ya!
1. Risiko terpapar bakteri berbahaya lebih tinggi

Balita bisa cepat sakit kalau mengonsumsi makanan mentah, misalnya telur setengah matang atau susu yang tidak dipasteurisasi.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), telur mentah atau setengah matang dapat mengandung bakteri Salmonella yang memicu penyakit Salmonellosis.
Balita bahkan disebut 4 kali lebih berisiko mengalami keracunan makanan dibanding orang dewasa. Gejalanya bisa berupa diare, muntah, demam, dan dehidrasi yang berbahaya bila tidak segera ditangani
Hal serupa juga ditegaskan oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika, bahwa susu mentah yang tidak dipasteurisasi bisa mengandung Listeria, Campylobacter, Salmonella, hingga E. coli yang berbahaya.
Anak-anak termasuk kelompok paling rentan karena sistem imun mereka belum kuat
2. Sistem pencernaan balita belum sempurna

Balita lebih mudah sakit perut bila makan makanan mentah.
Sistem kekebalan dan pencernaan anak di bawah 5 tahun belum berkembang sepenuhnya, Ma.
Itu sebabnya mereka lebih sulit melawan kuman yang masuk dari makanan mentah, misalnya bakteri E. coli atau Salmonella.
Akibatnya, balita lebih rentan terkena diare, muntah, hingga dehidrasi jika terpapar bakteri dari makanan yang belum dimasak matang.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga menekankan bahwa balita adalah kelompok yang paling berisiko mengalami komplikasi serius bila terkena penyakit bawaan makanan.
Oleh karena itu, mereka hanya dianjurkan mengonsumsi makanan yang sudah dimasak dengan aman, Ma.
3. Adanya potensi parasit dalam makanan mentah

Sayur dan buah yang tidak dicuci bersih atau dimakan mentah bisa jadi tempat tinggal parasit.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), parasit seperti Giardia atau Toxoplasma bisa menempel pada sayuran, buah, maupun daging mentah.
Jika masuk ke tubuh balita, parasit ini bisa menyebabkan infeksi serius, mulai dari diare berkepanjangan, sakit perut, hingga gangguan pertumbuhan karena nutrisi tidak terserap dengan baik.
Selain itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga mengingatkan bahwa pencernaan anak masih sangat rentan terhadap infeksi parasit.
Kebiasaan memberi makanan mentah pada balita justru bisa menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.
4. Asam lambung anak masih rendah

Tubuh orang dewasa menghasilkan asam lambung dalam kadar yang cukup tinggi untuk membantu membunuh banyak jenis bakteri berbahaya yang masuk bersama makanan.
Namun, pada anak di bawah lima tahun, produksi asam lambung masih lebih rendah.
Akibatnya, kuman dari makanan mentah lebih mudah bertahan hidup dan menyebabkan infeksi di saluran pencernaan.
Menurut Food and Drug Administration (FDA), kondisi ini membuat balita jauh lebih rentan terkena penyakit bawaan makanan dibandingkan anak yang lebih besar atau orang dewasa.
Itulah sebabnya makanan mentah atau yang tidak dimasak sempurna sebaiknya dihindari oleh balita.
5. Bisa memicu alergi lebih parah

Makanan mentah tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi yang lebih kuat pada balita.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), beberapa protein penyebab alergi dalam makanan bisa menjadi lebih ringan setelah dimasak.
Contohnya, pada telur atau susu, proses pemanasan dapat mengubah struktur proteinnya sehingga risiko memicu alergi bisa berkurang.
Jika diberikan dalam kondisi mentah, protein tersebut tetap utuh dan berisiko menimbulkan reaksi alergi yang lebih berat, seperti ruam, muntah, atau bahkan sesak napas.
Karena itu, memasak makanan sampai matang bukan hanya membuatnya lebih aman dari bakteri, tapi juga bisa membantu menurunkan risiko alergi pada balita.
Tips menyajikan makanan bergizi dan aman untuk balita

Untuk menjaga kesehatan balita, orangtua tidak hanya perlu memastikan makanannya bergizi, tetapi juga aman dari risiko kuman dan kontaminasi.
Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:
Nah, itulah informasi seputar alasan kenapa balita tidak boleh konsumsi makanan mentah. Semoga bermanfaat!



















