Mengatasi Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada Anak

Jika anak melakukan gerakan tutup mulut alias mogok makan, coba cara ini Ma!

27 Januari 2019

Mengatasi Gerakan Tutup Mulut (GTM) Anak
anasalwa.com

Siapa sih yang tidak pusing jika anaknya meluncurkan gerakan tutup mulut (GTM)? 

Selain berat badan bisa turun, tentu Mama khawatir si Kecil akan kekurangan gizi dan mudah sakit jika mereka kurang makan, bukan?

Nah, sebenarnya apa sih penyebab si Kecil sampai mogok makan?

Padahal mungkin sebelumnya makannya lancar-lancar saja tidak ada masalah, makanan apapun juga masuk ke mulutnya tanpa ada protes seperti ini sebelumnya. 

Jangan marah-marah apalagi memaksa si Kecil makan lho, Ma.

Bukannya mereka jadi mau makan, mereka malah bisa memusuhi makanan untuk jangka waktu yang lama.

Mungkin Mama bisa mencari tahu disini, apa saja penyebab dan bagaimana menangani anak yang melakukan GTM. 

1. Cari tahu penyebab anak tidak mau makan

1. Cari tahu penyebab anak tidak mau makan
teachmetoeatfl.com

Pertama, yang harus Mama lakukan adalah mencari tahu penyebab anak tidak mau makan.

Apakah mereka sedang sakit sariawan, atau penyakit lainnya yang menyebabkan nafsu makannya menurun, atau mereka trauma dengan salah satu makanan, dan mungkin juga mereka bosan dengan varian makanan yang ada. 

Ada salah satu Mama yang memiliki pengalaman anaknya sakit diare setelah mencoba salah satu makanan yang ada di restoran.

Setelah itu, anaknya jadi trauma dan tidak mau makan dan hanya mau makan makanan yang manis.

Jika ini yang terjadi, Mama bisa melibatkan si Kecil dalam proses pembuatan makanan sehingga ia tahu tidak ada bahan pedas yang dapat membuatnya diare, atau Mama juga dapat makan bersamanya untuk menunjukan semua baik-baik saja. 

2. Buat si Kecil merasa lapar

2. Buat si Kecil merasa lapar
cdn.cnn.com

Ketika si Kecil tidak mau makan, jangan lakukan pemaksaan apalagi mencekokinya makanan ya Ma!

Daripada pengalaman makan malah akan menjadi pengalaman buruk bagi si Kecil. 

Jika si Kecil menunjukkan tanda tidak mau makan, diamkan terlebih dahulu, dan tawarkan kembali makanan setelah 10-15 menit tanpa memaksa anak.

Ulangi hingga si Kecil mau makan. Latih anak untuk mengenali rasa kenyang dan laparnya sendiri.

Hindari juga memberikan susu atau snack di waktu dia akan mulai makan.

Usahakan si Kecil melakukan kegiatan fisik juga supaya ia merasa lapar tepat pada waktunya ketika mereka harus makan.

Editors' Pick

3. Hindari makanan junkfood atau instan

3. Hindari makanan junkfood atau instan
printingpressedinburgh.co.uk

Jika anak tidak mau makan, jangan tergoda untuk memberi mereka makanan yang mereka sukai seperti junkfood, atau cokelat hanya demi ada makanan yang masuk ke mulutnya.

Hal ini tidak akan mendisiplinkan mereka, tapi justru dapat membuat mereka menjadikan makanan sebagai alasan untuk mendapatkan hal yang mereka inginkan.

Selain itu, memberi makan junkfood atau makanan instant terlalu sering juga dapat merusak cita rasa si Kecil terhadap makanan.

Mereka akan terbiasa makan-makanan yang memiliki rasa kuat dan kemungkinan tidak mau makan-makanan yang dimasak tanpa penyedap rasa. 

4. Buat jadwal makan

4. Buat jadwal makan
blackpaint.sg

Untuk mendisiplinkan waktu makan anak, coba untuk buat jadwal makan ya Ma. 

Misalnya jam makan sudah ditentukan pukul 7 pagi, 12 siang, dan 7 malam.

Kemudian, pemberian snack diberikan pukul 9 pagi dan 3 sore.

Dengan menertibkan jadwal makan, tentu anak akan merasa lapar pada waktunya dan akan terdorong untuk mencari makanan.

Batasi juga waktu makan anak tidak boleh lebih dari 30 menit atau mereka akan merasa bosan dan cenderung jadi tidak mau makan.

 Di sela-sela memberikan snack, Mama juga bisa memberikan susu, tapi usahakan jangan mendekati waktu jam makan, atau si Kecil akan merasa kenyang sebelum mereka makan makanan utama.

Jika Mama sedang travelling, usahakan juga tetap teratur dalam memberi si Kecil makan, supaya kebiasaan makanan ini jadi teratur.

5. Berikan variasi makanan

5. Berikan variasi makanan
confusedparent.in

Sama halnya dengan orang dewasa, si Kecil juga bisa bosan saat makan lho Ma.

Bahkan mungkin mereka jauh lebih cepat untuk merasa bosan terhadap makanan, apalagi jika mereka sudah mengenal berbagai jenis macam rasa yang kuat dengan kandungan MSG seperti yang terkandung dalam makanan instan atau junkfood

Nah, untuk menghadapi masalah ini, Mama perlu memberikan variasi makanan pada si Kecil.

Apabila si Kecil tidak menyukai sayuran, Mama dapat mengolah sayuran sehingga mereka tidak lagi merasakan rasa sayuran pada makanannya.

Bisa dengan dicampur pada makanan kesukaannya, atau dipotong kecil-kecil sekali sampai tidak terlihat seperti sayur. 

Meski terdengar sulit, tapi coba untuk terus kreatif dalam mencoba berbagai jenis makanan untuk si Kecil.

Tentunya makanan yang diberikan tetap dengan gizi seimbang ya Ma, supaya gizi si Kecil tetap terpenuhi meski misalnya ia hanya makan sedikit. 

6. Buat suasana menyenangkan

6. Buat suasana menyenangkan
foodwatch.com.au

Yang terpenting dari segalanya adalah membuat suasana menyenangkan supaya si Kecil mau makan.

Jika Mama memaksa, atau memarahinya, tentu suasana makan sudah menjadi tidak enak dan membuat si Kecil bisa menjadi trauma.

Mama bisa membiasakan si Kecil mulai makan di meja makan bersama Mama dan Papa.

Dengan begitu si Kecil akan terbiasa melihat orangtuanya makan, dan ikut terdorong untuk ikut makan juga. 

Jangan biasakan juga membawa si Kecil makan sambil bermain di taman, atau di mal.

Suasana menyenangkan bukan dimaksudkan seperti itu, tapi lebih kepada semangat dan keceriaan di meja makan bersama Mama dan Papa. 

7. Hindari makan sambil menonton televisi atau menggunakan gadget

7. Hindari makan sambil menonton televisi atau menggunakan gadget
i.ytimg.com

Hindari makan sambil menonton televisi, atau sambil melihat gadget.

Meski terkadang supaya anak cepat mau makan, Mama tidak mau repot dan memberikan mereka gadget untuk mengalihkan perhatiannya.

Tapi sebenarnya konsentrasi anak bisa terganggu dengan adanya tayangan televisi atau YouTube lho!

Kedisiplinan yang di tanamkan semenjak dini, tentu akan membuahkan hasil hingga si Kecil besar, dan meminimalisir terjadinya GTM pada anak.

Kalaupun mereka tetap melakukan GTM, tenang saja Ma, hal ini tidak akan berlangsung selamanya, atau hanya bersifat sementara.

Jadi tetap semangat dan pantang menyerah, demi kebaikan si Kecil ya Ma. 

Baca juga:  

The Latest