7 Nama Lain Gula, Jangan Terkecoh Cek di Kemasan Makanan untuk Anak

Mama mungkin merasa sudah berhati-hati dalam memilih makanan untuk si Kecil, menghindari makanan manis, memilih yang terlihat “sehat,” dan rajin membaca label. Tapi tahukah, Ma, bahwa gula bisa muncul dalam berbagai nama yang terdengar ilmiah dan sulit dikenali?
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Tanpa disadari, asupan gula harian anak bisa tetap tinggi karena keberadaan gula yang tersembunyi ini. Agar bisa lebih bijak dan waspada, yuk kenali tujuh nama lain dari gula yang paling umum digunakan dalam makanan dan minuman kemasan.
Dalam artikel ini, Popmama.com akan menjelaskan berbagai nama lain gula dalam makanan. Kenali agar lain kali Mama lebih bisa berhati-hati, yuk!
1. Sukrosa

Sukrosa adalah gula meja yang biasa digunakan sehari-hari dan dihasilkan dari tebu atau bit gula. Secara kimia, ini adalah gabungan dua gula sederhana, yaitu glukosa dan fruktosa, yang digabungkanbersama.
Ketika dikonsumsi, tubuh memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa melalui enzim sukrase, lalu digunakan sebagai sumber energi. Sukrosa banyak ditambahkan ke kue, minuman, sereal, dan makanan kalengan sebagai pemanis dan bahan fermentasi.
Sukrosa tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, tetapi bisa berdampak negatif bagi anak jika dikonsumsi secara berlebihan.
2. Dekstrosa

Dekstrosa sebenarnya adalah glukosa dalam bentuk murni (D-glukosa), biasanya diekstrak dari jagung atau gandum.
Selain sebagai bahan tambahan makanan, dekstrosa juga memiliki fungsi medis. Biasanya, ia dilarutkan dalam cairan infus yang diberikan secara intravena (IV), baik untuk dikombinasikan dengan obat lain maupun untuk membantu meningkatkan kadar gula darah seseorang yang sangat rendah.
Karena dekstrosa merupakan gula sederhana, tubuh dapat menyerap dan menggunakannya dengan sangat cepat. Namun, jenis gula seperti ini juga bisa langsung meningkatkan kadar gula darah secara drastis dan umumnya tidak mengandung nilai gizi tambahan.
Contoh lain dari gula sederhana adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Makanan yang biasanya mengandung gula sederhana termasuk gula pasir, pasta putih, dan madu.
3. Fruktosa

Fruktosa, atau “gula buah,” secara alami terdapat dalam buah, madu, agave, dan beberapa sayuran akar. Namun, banyak juga ditemukan sebagai high-fructose corn syrup (HFCS) dalam minuman dan produk olahan. Fruktosa paling manis dari jenis gula lainnya, tetapi efeknya terhadap gula darah cenderung lebih lambat.
Dari tiga jenis gula yang paling umum, fruktosa memiliki rasa yang paling manis, namun dampaknya terhadap kadar gula darah justru paling kecil. Meski begitu, fruktosa yang ditambahkan ke dalam makanan olahan justru bisa menjadi yang paling berbahaya bagi kesehatan.
Di dalam tubuh, fruktosa diubah menjadi glukosa oleh hati agar bisa digunakan sebagai sumber energi. Tapi jika dikonsumsi secara berlebihan (terutama dari makanan dan minuman olahan) fruktosa bisa membebani kerja hati dan memicu berbagai masalah metabolik.
Berbeda halnya dengan fruktosa alami yang berasal dari buah-buahan. Fruktosa dalam buah tidak memberikan dampak negatif yang sama karena buah tidak mengandung kombinasi glukosa dan fruktosa yang tinggi seperti sirup jagung fruktosa tinggi (high fructose corn syrup).
Selain itu, manfaat mengonsumsi buah jauh lebih besar daripada risiko yang mungkin ditimbulkan oleh fruktosa alaminya. Ini karena buah kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang penting untuk kesehatan tubuh.
4. Laktosa

Laktosa adalah gula alami dalam susu dan produk turunannya, terdiri dari glukosa dan galaktosa. Agar dapat dicerna, ia diuraikan oleh enzim laktase yang berada di usus halus.
Jika seseorang kekurangan enzim ini, ia bisa mengalami lactose intolerant, gejalanya seperti kembung atau diare setelah mengonsumsi susu atau yogurt. Laktosa memberi nutrisi penting melalui produk susu, tetapi perlu waspada bagi mereka yang intoleran.
5. Maltosa

Maltosa terbentuk dari dua molekul glukosa dan muncul secara alami saat biji-bijian berkecambah, misalnya dalam sereal, ubi manis, atau buah tertentu.
Meskipun rasanya tidak semanis sukrosa atau fruktosa, maltosa sering dipakai dalam permen keras dan produk beku karena stabil terhadap suhu tinggi dan rendah.
Saat tren melawan HFCS meningkat, beberapa produsen memilih maltosa sebagai alternatif pemanis yang lebih aman.
6. Glukosa

Glukosa adalah gula sederhana paling dasar yang menjadi bahan bakar utama tubuh. Dia adalah komponen utama dalam karbohidrat kompleks dan juga merupakan bagian dari sukrosa dan laktosa.
Dalam produk makanan, glukosa kerap hadir sebagai dekstrosa, karena cepat diserap tubuh, meski rasanya kurang manis. Glukosa adalah sumber energi utama dalam tubuh manusia dan sering digunakan dalam industri makanan sebagai pemanis dasar.
7. Maltodextrin

Maltodextrin merupakan tepung putih yang dihasilkan dari pati jagung, kentang, beras, atau gandum yang diolah melalui proses hidrolisis. Meski bukan jenis gula murni, ia terdiri dari rantai glukosa pendek dan memiliki kandungan gula di bawah 20 %.
Maltodextrin sering digunakan dalam makanan olahan sebagai pengental, penstabil, atau sebagai sumber karbohidrat cepat seperti dalam minuman olahraga. Namun, karena indeks glikemiknya tinggi, maltodextrin tetap bisa menaikkan gula darah meski sering digunakan dalam jumlah kecil.
Dengan mengetahui berbagai nama lain gula dalam makanan ini, Mama jadi bisa lebih cermat membaca label yang tertera pada makanan. Meskipun istilahnya beragam, pada dasarnya semua ini tetap gula dan bisa berdampak pada kesehatan si Kecil.