- “What is this called?”
- “Tell me what dinosaur it is.”
- “What color is the dinosaur?”
Tips Tingkatkan Kemampuan Bicara Anak Mulai dari Hal-hal yang Ia Gemari

- Ikuti minat anak untuk meningkatkan fokus dan kemampuan berbahasa.
- Hindari pertanyaan yang menuntut jawaban seperti “Ini apa?” atau “Bilang warna…”.
- Gunakan modeling bahasa dengan memberi contoh kalimat natural tanpa tekanan.
Tahukah Mama bahwa cara paling mudah untuk meningkatkan kemampuan bicara dan bahasa anak adalah dengan mengikuti minat mereka?
Saat anak tertarik pada dinosaurus, mobil-mobilan, huruf, angka, atau bentuk, fokus mereka otomatis meningkat. Inilah yang membuat mereka lebih siap menyerap kosakata baru dan belajar mengekspresikan diri.
Namun, banyak orangtua tanpa sadar memberi pertanyaan seperti “Ini apa?” atau “Bilang warna merah.” Sayangnya, ini bisa membuat anak tertekan atau berhenti bermain.
Sebaliknya, memodelkan bahasa atau memberi contoh kalimat tanpa meminta jawaban, jauh lebih natural dan lebih mudah ditangkap anak.
Berikut Popmama.com berikan panduan untuk Mama tingkatkan kemampuan bicara anak mulai dari hal-hal yang Ia gemari!
1. Anak tertarik pada: Dinosaurs

Hindari mengatakan:
Coba katakan:
- “Big dinosaur!”
- “T-rex is stomping.”
- “Triceratops is going up.”
Ketika anak sedang asyik bermain dinosaurus, kita dapat masuk ke dunianya dengan memberi contoh bahasa deskriptif. Ini membantu anak membangun kosakata tanpa tekanan.
Daripada menguji mereka dengan pertanyaan, kita cukup menggambarkan apa yang kita lihat. Teknik ini mengundang anak untuk meniru secara alami, karena otaknya sedang fokus pada hal yang ia sukai.
Misalnya:
- “The dinosaur is roaring!”, “Dinosaurusnya lagi mengaum!”
- “Your T-rex is so big!”, “T-rex kamu besar sekali!”
- “The red dinosaur is running.”, “Dino merahnya lari.”
2. Anak tertarik pada: Kendaraan

Hindari mengatakan:
- “What color is the car?”
- “Can you say car?”
- “Tell me, car.”
Coba katakan:
- “The car is going down.”
- “Oh no, the car crashed!”
- “Firetruck is going fast!”
Saat anak bermain mobil-mobilan, gunakan momen itu untuk memperkaya bahasa dengan menggambarkan aksi bukan sekadar kata benda. Aksi seperti jatuh, tabrakan, cepat, mundur jauh lebih menarik dan memancing percakapan.
Misalnya:
- “The car is going up!, Mobilnya naik!”
- “The truck is super fast! Truknya cepat sekali.”
- “Oh no, it crashed! Aduh, jatuh!”
3. Anak tertarik pada: Lego

Hindari mengatakan:
- “What is this called?”
- “What color is it?”
- “Tell me, Lego.”
Coba katakan:
- “Lego on top.”
- “You have a red Lego.”
- “Wow, so many Legos!”
Saat bermain Lego, fokus anak ada pada membangun dan mencipta. Kalimat-kalimat pendek seperti “on top” atau “more blocks” membantu meningkatkan pemahaman konsep sambil menambah kosakata. Anak belajar tanpa merasa sedang diuji.
Misalnya:
- “Put it on top. Taruh di atas.”
- “More blocks? Mau tambah blok?”
- “You built a tall tower! Wah, towernya tinggi sekali!”
4. Anak tertarik pada: Huruf

Hindari mengatakan:
- “Tell me what letter this is.”
- “Can you say B?”
- “What is it?”
Coba katakan:
- “That’s the letter A!”
- “A is on top.”
- “Oh no, C fell down!”
Belajar huruf tidak harus dengan metode tanya-jawab. Cukup sebutkan huruf-huruf yang anak pegang atau mainkan. Ini membuat aktivitas terasa seperti bermain, bukan tes akademis.
Misalnya:
- “Here is the letter B, Ini huruf B”
- “A is under the table. A ada di bawah meja”
- “C fell down! C jatuh!”
5. Anak tertarik pada: Bentuk

Hindari mengatakan:
- “Can you tell me circle?”
- “Say triangle.”
- “What shape is this?”
Coba katakan:
- “Square on top.”
- “I have one circle.”
- “Triangle in.”
Anak jauh lebih cepat memahami bentuk jika kita menunjukkan penggunaannya dalam konteks bermain: memasukkan bentuk, menyusun, atau membandingkan. Ini membuat bahasa terasa fungsional.
Misalnya:
- “Circle inside. Lingkarannya masuk”
- “One triangle. Satu segitiga”
- “Square is falling. Kotaknya jatuh”
5. Anak tertarik pada: Angka

Hindari mengatakan:
- “Say three.”
- “What number is it?”
- “Tell me the number.”
Coba katakan:
- “I see the number 2.”
- “There are 3 blocks.”
- “Look, there are 2 birds!”
Belajar angka paling efektif dilakukan dalam konteks nyata. Anak lebih mudah memahami angka ketika melihat jumlah benda secara langsung. Daripada meminta mereka menyebutkan angka, cukup sebut jumlahnya sambil menunjuk objek. Ini memberi pondasi konsep matematika sekaligus bahasa.
Misalnya:
- “Two birds are flying. Ada dua burung terbang.”
- “You have three cars. Kamu punya tiga mobil.”
- “I see number one. Aku lihat angka satu”
Mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa anak tidak perlu rumit. Kuncinya adalah ikuti minat mereka, masuk ke dunianya, dan gunakan bahasa natural yang mendeskripsikan apa yang sedang terjadi. Teknik modeling ini membuat anak merasa aman, tidak ditekan, dan lebih siap meniru kosakata baru.
Yuk, tingkatkan kemampuan bicara anak mulai dari hal-hal yang Ia gemari!



















