“Sehingga sistem di tubuhnya akan mendukung. Pas saat anak bahagia juga akan mengurangi risiko penyakit, daya tahan akan lebih baik,” jelas Hertha.
Dampak Anak Bahagia ke Proses Pertumbuhannya, Ini Kata Psikolog

- Anak yang bahagia bisa tidur lebih nyenyak dan jarang sakit, karena kualitas tidurnya lebih baik dan mendukung daya tahan tubuh.
- Kebahagiaan anak membantu perkembangan sosial dan emosional, membuat anak lebih stabil, percaya diri, dan mampu membangun relasi yang sehat.
- Tak harus bahagia terus-menerus, hindari toxic positivity agar anak bisa merasakan berbagai emosi secara sehat dan tumbuh menjadi pribadi yang resilient.
Setiap orangtua pasti ingin anaknya tumbuh bahagia. Namun, tahukah kamu kalau kebahagiaan ternyata punya peran penting dalam mendukung tumbuh kembang anak secara fisik, mental, dan sosial?
Menurut Hertha Christabelle Hambalie, M.Psi., Psikolog, yang merupakan Psikolog dan Play Therapist di MAI Mental Care serta Psikolog di Clarity Psychology Center menyebut anak yang bahagia akan memiliki kualitas tidur lebih baik, daya tahan tubuh lebih kuat, hingga kemampuan sosial-emosional yang lebih sehat.
“Kalau secara fisik, anak yang bahagia akan punya kualitas tidur yang bagus. Sistem di tubuhnya juga akan mendukung daya tahan yang lebih baik," ungkap Hertha dalam wawancara kepada Popmama.com.
Berikut Popmama.com rangkum dampak anak bahagia ke proses pertumbuhannya, ini kata psikolog!
1. Anak bahagia bisa tidur lebih nyenyak dan jarang sakit

Salah satu manfaat nyata perasaan bahagia pada anak adalah mendukung tumbuh kembang fisiknya. Anak yang bahagia biasanya memiliki kualitas tidur yang lebih baik.
Tidur yang cukup dan nyenyak akan membantu tubuhnya bekerja optimal, memperkuat imunitas, serta menurunkan risiko berbagai penyakit. Jadi, jangan remehkan kebahagiaan kecil sehari-hari ya.
2. Kebahagiaan anak membantu perkembangan sosial dan emosional

Bahagia tak hanya berpengaruh ke fisik, tapi juga pada perkembangan otak dan kemampuan bersosialisasi anak. Emosi positif memengaruhi limbic system di otak yang berhubungan dengan perasaan.
Anak jadi lebih stabil, percaya diri, dan mampu membangun relasi yang sehat dengan teman-temannya. Anak pun lebih siap menghadapi tantangan saat dewasa nanti.
“Pas anak happy, akan mendukung perkembangan sosial emosionalnya. Dia belajar membangun relasi sehat, mendekatkan diri dengan teman-teman seusianya, dan punya pondasi kepercayaan diri yang baik,” pungkasnya.
3. Tak harus bahagia terus-menerus, hindari toxic positivity

Meski membangun memori bahagia itu penting, orangtua perlu sadar bahwa emosi anak akan naik-turun secara alami. Anak perlu diberi ruang untuk merasakan sedih, takut, atau kecewa tanpa dipaksa selalu bahagia.
Ingat, anak yang terbiasa menerima emosi secara sehat akan tumbuh lebih resilient.
“Happy itu tidak bisa terus-terusan. Jangan selalu dipaksakan, yang penting anak bisa merasakan happy dan sedih serta belajar menerima itu. Hati-hati dengan toxic positivity!” katanya mengingatkan.
Itulah tadi dampak anak bahagia ke proses pertumbuhannya menurut psikolog. Wah, ternyata efeknya banyak ya!



















