- Melatih imajinasi,
- Mencoba menghindari hukuman,
- atau sekadar belum bisa mengatur konsekuensi.
5 Hal Penting yang Perlu Orangtua Tahu tentang Emosi Anak Umur 4 Tahun

- Anak mulai mengembangkan empati dan perlu contoh dari orang dewasa
- Kebohongan pertama adalah hal yang normal, bukan manipulasi
- Anak paham bahwa setiap orang punya pikiran dan perasaan, namun masih belajar mengekspresikan pikiran
Usia 4 tahun tampak menyenangkan, ya, Ma? Mereka mulai banyak bicara, lebih ekspresif, bahkan terlihat “lebih dewasa”. Namun di balik wajah lucu dan rasa ingin tahu yang besar, ada banyak perubahan emosional yang sedang berkembang pesat dalam diri anak.
Mereka belajar menata pikiran, memahami perasaan orang lain, dan mulai melihat dunia bukan hanya dari sudut pandangnya sendiri.
Namun, apakah kita berharap terlalu banyak dari mereka?
Yuk, Popmama.com kenalkan 5 hal penting yang perlu orangtua tahu tentang emosi anak umut 4 tahun!
1. Mereka mulai mengembangkan empati

Di usia ini, anak mulai menyadari bahwa orang lain memiliki perasaan, bukan hanya dirinya. Itulah mengapa mereka bisa tiba-tiba memeluk teman yang menangis, menawarkan mainannya, atau bertanya, “Mama kok sedih?”
Namun, perlu orangtua pahami bahwa empati butuh contoh. Anak akan lebih mudah berempati jika sering menyaksikan orang dewasa berbicara dengan hangat, meminta maaf, dan menghargai perasaan orang lain.
2. Kebohongan pertama adalah hal yang normal!

Jika anak berbohong, bukan berarti mereka nakal. Mereka sedang, tetapi Mama dan Papa perlu paham mereka sedang:
Kebohongan di usia ini lebih mirip eksperimen sosial, bukan manipulasi.
Alih-alih marah, coba katakan, “Sepertinya kamu takut Mama marah, ya. Kamu boleh cerita yang sebenarnya, Mama tetap sayang.”Pengertian ini membuat anak berani jujur.
3. Mereka paham bahwa setiap orang punya pikiran dan perasaan

Anak mulai menyadari bahwa orang lain tidak selalu tahu apa yang mereka pikirkan. Konsep ini disebut Theory of Mind, yakni bagian penting dalam kemampuan sosial.
Kurangnya keterampilan Theory of Mind pada anak usia dini ternyata memberikan dampak yang negatif terutama dalam hal keterampilan bersosialiasi. Ketidakmampuan dalam memahami bagaimana keadaan mental orang lain dirujuk sebagai mindblindness atau kebutuhan dalam memahami pikiran.
Contohnya, mereka mulai berkata, “Papa tidak tahu kalau aku sembunyikan mobil mainan!”
Maka, Mama dan Papa tidak perlu berasumsi. Mereka perlu diingatkan, dijelaskan, dan ditanya, karena mereka baru belajar mengekspresikan pikiran, sehingga belum mengerti aturan sosial.
4. Mereka sudah mulai berpikir logis

Usia 4 tahun mulai bisa membuat hubungan sebab-akibat:
- “Kalau aku dorong teman, dia sakit.”
- “Kalau aku tumpahkan air, lantai basah.”
Namun kemampuan menahan diri (impuls) masih sangat terbatas. Mereka tahu aturan, tapi kontrol emosi belum matang.
Orangtua dapat membantu dengan kalimat sederhana, “Kamu boleh marah, tapi tanganmu tidak boleh menyakiti.”
Anak belajar bahwa emosi boleh, tetapi tindakan perlu diatur.
5. Tantrum karena mengungkapkan keinginan

Di usia ini, tantrum mulai berkurang karena mereka bisa memakai kata-kata. Namun ini tidak berarti tantrum hilang sepenuhnya! Mereka masih belajar memilih kata dan mengelola emosi.
Ketika situasi serba salah, anak seolah-olah berkata, “Aku marah tapi aku gak tau kenapa!”
Orangtua dapat membantu dengan labeling emosi, “Sepertinya kamu kesal karena ingin menang, ya?”
Semakin sering emosi diberi nama, semakin mudah mereka mengaturnya.
Itulah 5 hal penting yang perlu orangtua tahu tentang emosi anak umut 4 tahun. Mereka sedang belajar banyak hal sekaligus empati, logika, kontrol diri, bahasa, imajinasi. Di usia ini, mereka bukan mini orang dewasa, tapi anak yang berusaha keras memahami dunia.



















