Takut Sendirian, Kenali Penyebab dan Ciri Monofobia pada Anak

Si Kecil dapat merasa terisolasi atau diabaikan ketika ditinggal sendirian

31 Oktober 2021

Takut Sendirian, Kenali Penyebab Ciri Monofobia Anak
Freepik/user12952888

Pernahkah Mama meninggalkan si Kecil sebentar di rumah untuk pergi ke pasar dan tiba-tiba ia lari mengejar sambil memeluk dan menangis kencang?

Ini seringkali dianggap hal yang wajar terjadi pada anak balita. Namun jika ini terus-menerus terjadi atau terjadi gejala fisik lainnya sampai ke tahap yang cukup parah, ada kemungkinan anak mama memiliki monofobia, atau rasa takut akan sendirian atau perpisahan.

Dengan fobia ini, meski anak tahu bahwa dirinya aman secara fisik, ia mungkin masih takut pada orang asing atau penyusup, merasa tidak dicintai, mengalami keadaan darurat, atau mengalami kejadian tak terduga lainnya tanpa bantuan.

Untuk mengetahui fobia ini lebih lanjut, berikut Popmama.com akan membahas penyebab dan ciri monofobia pada anak. Simak di bawah ini ya Ma!

1. Apa itu monofobia?

1. Apa itu monofobia
Freepik/jcomp

Monofobia atau monophobia juga dikenal sebagai autophobia, isolophobia, atau eremophobia. Ini adalah bentuk rasa takut terisolasi, kesepian, atau sendirian.

Dilansir dari Very Well Mind, Istilah umum ini mencakup beberapa ketakutan akan perpisahan, yang mungkin juga (atau tidak) memiliki penyebab yang sama, seperti ketakutan akan:

  • Menjadi terpisah dari orang tertentu
  • Di rumah sendirian
  • Berada di depan umum sendiri
  • Merasa terisolasi atau diabaikan
  • Mengalami bahaya saat sendirian
  • Hidup sendiri
  • Kesepian
  • Kesendirian

Monophobia adalah fobia spesifik, artinya melibatkan ketakutan akan situasi tertentu. Ketika dihadapkan pada perasaan sendirian, balita dengan monofobia akan mengalami kecemasan yang ekstrem.

2. Gejala fisik yang muncul ketika pemicu monofobia muncul

2. Gejala fisik muncul ketika pemicu monofobia muncul
Pexels/anna shvets

Sebagian besar anak mungkin dapat merasa sedih atau kesepian ketika sistem pendukungnya, seperti orangtua, harus pergi. Namun kesulitan yang dialami anak dengan monofobia jauh lebih serius dan mengganggu. 

Dilansir dari WebMD, mengalami situasi yang memicu monofobia juga dapat mengakibatkan gejala fisik, termasuk:

  • Berkeringat
  • Gemetar
  • Menggigil
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas
  • Sensasi tersedak
  • Peningkatan denyut jantung (takikardia)
  • Sesak atau nyeri di dada
  • Mual atau sakit perut
  • Mulut kering atau telinga berdenging
  • Pusing atau pingsan
  • Disorientasi atau kebingungan

Monofobia juga dapat dikaitkan dengan bentuk kecemasan sosial lainnya, karena terkait dengan cara bagaimana anak terhubung dengan orang lain di sekitarnya.

Editors' Pick

3. Penyebab monofobia menyebabkan otak anak percaya bahwa ia berada dalam bahaya

3. Penyebab monofobia menyebabkan otak anak percaya bahwa ia berada dalam bahaya
Freepik

Fobia menghasilkan perasaan takut dan cemas yang begitu kuat sehingga memengaruhi kehidupan dan rutinitas sehari-hari. Fobia juga membangkitkan respons sistem "lawan atau lari" dari tubuh, yang menyebabkan otak anak percaya bahwa ia berada dalam bahaya yang akan segera terjadi.

Hingga saat ini masih belum dapat dipastikan jelas apa yang menyebabkan kondisi monofobia. Ini mungkin telah berkembang karena pengalaman traumatis yang anak alami saat ditinggalkan sendirian, atau si Kecil mungkin telah mempelajari perilaku tersebut dari anggota keluarga

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan monofobia pada anak, yaitu:

  • Biologis: Neurotransmitter di otak dapat bereaksi dengan cara yang tidak terduga terhadap pemicu tertentu, membuat otak percaya bahwa anak berada dalam bahaya, baik itu dari orang di sekitar, benda, atau situasi tertentu.
  • Genetik dan keluarga: Kecenderungan rasa takut dan cemas yang tinggi dapat diwarisi dari orangtua. Demikian pula, seorang anak dapat menyaksikan ketakutan anggota keluarga terhadap suatu situasi (seperti sendirian) dan mungkin belajar untuk takut akan hal yang sama.
  • Lingkungan: Trauma, atau mengalami situasi kesendirian yang sangat memicu kecemasan, dapat menyebabkan monofobia.

Sementara para ilmuwan tidak sepenuhnya jelas tentang apa yang menyebabkan fobia seperti monofobia, banyak yang menduga bahwa jenis fobia kompleks ini disebabkan oleh kombinasi dari faktor-faktor ini.

Seringkali, meskipun tidak selalu, fobia dapat ditelusuri kembali sebagian ke peristiwa atau pengalaman di masa kanak-kanak.

4. Faktor yang meningkatkan risiko monofobia pada anak

4. Faktor meningkatkan risiko monofobia anak
Freepik/Bearfotos

Seperti yang disebabkan sebelumnya, hingga kini masih belum jelas apa yang menyebabkan kondisi seperti monofobia. Namun ada beberapa faktor yang berperan dalam meningkatkan ketakutan akan perpisahan ini.

Masih dilansir dari Very Well Mind, anak-anak dapat mengembangkan rasa takut sendirian setelah mengalami hal-hal seperti:

  • Mendapatkan kekerasan/pelecehan
  • Kematian orangtua
  • Perceraian
  • Kekerasan dalam rumah tangga
  • Masalah ekonomi dalam keluarga
  • Perpisahan dari orangtua dalam jangka waktu yang lama
  • Diabaikan atau ditelantarkan
  • Orangtua mengalami penyalahgunaan zat atau memiliki penyakit mental
  • Penyakit serius dari anggota keluarga

Perasaan kesepian dan tantangan dengan kemampuan diri juga dapat memicu monofobia. Kondisi ini dapat terkait dengan perasaan tidak mampu jika situasi darurat muncul, kekhawatiran umum bagi anak yang takut sendirian.

5. Cara mendiagnosis monofobia pada anak

5. Cara mendiagnosis monofobia anak
Freepik/Gpointstudio

Seorang profesional kesehatan mental dapat mendiagnosis fobia seperti monofobia. Setelah mendiagnosis autofobia, monofobia, atau isolofobia, dokter dapat membantu Mama untuk menavigasi langkah tepat selanjutnya apa yang perlu diberikan untuk pemulihan fobia si Kecil.

Dalam proses mendiagnosis monofobia, dokter kemungkinan akan bertanya tentang riwayat kesehatan dan kesehatan fisik anak dan orangtua. Dokter juga akan membutuhkan deskripsi situasi yang menyebabkan kecemasan ekstrem anak.

Dokter atau psikiater mungkin menggunakan tes yang disebut tes penghindaran perilaku, atau Behavioral Avoidance Test (BAT), untuk mengukur intensitas ketakutan atau keengganan balita untuk sendirian.

Ini adalah alat yang digunakan para profesional untuk menilai intensitas ketakutan atau penghindaran terhadap sesuatu yang spesifik.

6. Perawatan yang dilakukan untuk mengatasi monofobia adalah dengan terapi

6. Perawatan dilakukan mengatasi monofobia adalah terapi
Freepik/Gpointstudio

Seperti banyak fobia situasional lainnya, monofobia dapat dikelola melalui psikoterapi. Dilansir dari WebMD, ada beberapa pilihan tertapi dapat membantu Mama mengatasi rasa takut anak pada sendirian, yaitu:

Terapi paparan

Bentuk terapi ini didasarkan pada peningkatan secara bertahap, jumlah waktu seseorang dihadapkan pada hal atau situasi yang mereka takuti. Terapi pemaparan telah dibuktikan secara ilmiah dan klinis untuk membantu orang mengatasi jenis kecemasan dan fobia tertentu.

Terapi perilaku kognitif

Salah satu bentuk psikoterapi yang paling banyak digunakan dan dipelajari, terapi kognitif-perilaku atau cognitive-behavioral therapy (CBT) adalah perpaduan dari dua jenis terapi, yaitu kognitif dan perilaku.

Konsepnya adalah untuk mengidentifikasi masalah atau pemicu, dan mengeksplorasi pemikiran dan pengetahuan anak tentang situasi perpisahan, serta reaksi emosionalnya. 

7. Teknik yang membantu mengurangi dampak monofobia pada anak

7. Teknik membantu mengurangi dampak monofobia anak
Freepik/Katemangostar

Merasa tidak mampu sendirian dapat menyulitkan si Kecil untuk bepergian, menjalankan aktivitas, dan mengalami banyak masalah pada aspek perkembangannya.

Jika anak mama memiliki monofobia, penting untuk mencari pengobatan dan mengikuti saran dari dokter. Mereka dapat membantu anak menemukan strategi koping di rumah yang dapat Mama gunakan untuk membantu mengurangi kecemasannya.

Teknik-teknik ini dapat mencakup:

  • Mengambil napas dalam
  • Meditasi atau yoga
  • Membayangkan pengalaman atau gambar yang menyenangkan
  • Pengalihan

Selain itu, Mama juga bisa mengatakan pada anak bahwa Mama telah meminimalkan risiko, misalnya dengan meminta pengasuh atau anggota keluarga lain untuk menemani anak, atau menggunakan CCTV, menggembok rumah, dan lan-lain.

Mama juga bisa meminta bantuan orang-orang atau komunitas dengan fobia yang sama, untuk mengetahui bagaimana mengatasi monofobianya.

Itulah beberapa informasi seputar penyebab dan ciri monofobia pada anak. Monofobia adalah kondisi yang dapat diobati, dan mendapatkan bantuan dari profesional kesehatan mental dapat membantu anak mengatasi fobianya, dan mengoptimalkan perkembangannya sehari-hari.

Jika ketakutan anak akan kesendirian sangat parah, atau jika hal itu memengaruhi kehidupan sehari-harinya, solusi terbaik adalah mencari perawatan profesional.

Baca juga:

The Latest