- Gunakan pita pengukur: Mama dapat menggunakan pita pengukur khusus untuk mengukur lingkar lengan atas anak.
- Carilah tempat yang tepat untuk mengukur: Letakkan pita pengukur di bagian atas lengan anak, tepat di bawah tulang bahu dan pastikan posisi pita pengukur sejajar dengan lantai.
- Letakkan pita pengukur dengan kencang: Pastikan pita pengukur diletakkan dengan kencang di sekitar lengan anak, tetapi tidak terlalu ketat sehingga tidak menyebabkan ketidaknyamanan atau merusak sirkulasi darah.
- Baca hasil pengukuran: Setelah mengukur lingkar lengan atas anak, baca hasil pengukuran pada pita pengukur dan catat nilainya. Hasil pengukuran lingkar lengan atas dapat digunakan untuk menentukan status gizi anak.
5 Cara Membedakan Fisik Anak yang Kurus Sehat dan Malnutrisi

Kesehatan anak merupakan salah satu hal yang paling penting bagi para orangtua. Anak yang sehat dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, baik secara fisik maupun mental.
Berat badan anak merupakan salah satu indikator kesehatan yang sangat penting untuk diperhatikan. Balita yang memiliki berat badan yang ideal akan memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik.
Namun, seringkali para orangtua bingung dalam membedakan antara anak yang kurus tapi sehat dengan anak yang mengalami malnutrisi.
Padahal, perbedaan antara keduanya sangat penting untuk diketahui agar anak bisa mendapatkan perawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan mereka.
Berikut Popmama.com telah menyiapkan informasi lengkap seputar cara membedakan fisik anak yang kurus sehat dan kurus malnutrisi.
1. Memeriksa lingkar lengan atas anak

Pengukuran MUAC (Mid Upper Arm Circumference) dapat membantu mengidentifikasi anak yang kurus dan sehat atau mengalami malnutrisi, dengan mengukut lingkar lengan atas si Kecil.
Dalam sebuah riset yang diterbitkan pada jurnal PLoS ONE di tahun 2021, pengukuran MUAC pada anak balita dapat memberikan informasi awal mengenai status gizi anak, terutama dalam memprediksi risiko anak mengalami malnutrisi.
Berikut adalah cara melakukan pengukuran MUAC pada anak:
Nilai yang normal untuk anak umur 6-59 bulan adalah antara 12,5-18,5 cm. Nilai yang kurang dari 12,5 cm menunjukkan anak mengalami malnutrisi, sedangkan nilai di atas 18,5 cm menunjukkan anak memiliki berat badan yang berlebih.
Namun perlu diingat bahwa pengukuran MUAC pada balita sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih untuk mendapatkan hasil yang akurat.
2. Mengetahui berat dan tinggi badan yang ideal pada anak

Untuk mengetahui apakah balita memiliki tubuh yang kurus sehat atau mengalami malnutrisi, Mama menghitung indeks gizi anak. Indeks gizi anak adalah ukuran standar yang digunakan untuk mengevaluasi status gizi anak berdasarkan berat dan tinggi badannya.
Berikut adalah cara mengetahui apakah anak mengalami malnutrisi berdasarkan berat dan tinggi badannya:
- Hitung Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
BB/U mengukur berat badan anak dalam hubungannya dengan usianya. Jika BB/U kurang dari -2 z-score (atau kurang dari persentil ke-3), itu menunjukkan bahwa anak tersebut kurang gizi atau kurus.
- Hitung Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
TB/U mengukur tinggi badan anak dalam hubungannya dengan usianya. Jika TB/U kurang dari -2 z-score (atau kurang dari persentil ke-3), itu menunjukkan bahwa anak tersebut memiliki stunting (pertumbuhan terhambat) karena kekurangan gizi.
- Hitung Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
- BB/TB mengukur berat badan anak dalam hubungannya dengan tinggi badannya. Jika BB/TB kurang dari -2 z-score (atau kurang dari persentil ke-3), itu menunjukkan bahwa anak tersebut memiliki wasting (kekurangan gizi akut).
Jika si Kecil mengalami kurang gizi, stunting, atau wasting, diperlukan tindakan perbaikan pola makan dan nutrisi untuk membantu anak mencapai status gizi yang optimal.
3. Memerhatikan tenaga anak saat melakukan aktivitas fisik

Anak yang kurus tapi sehat dan anak yang mengalami malnutrisi juga memiliki perbedaan dalam tenaga fisiknya.
Misalnya, balita yang kurus tapi sehat memiliki tenaga fisik yang cukup baik, meskipun tubuhnya kurus atau tidak berisi. Ia juga memiliki massa otot yang cukup baik dan tidak mengalami penurunan otot.
Oleh karena itu, anak masih dapat melakukan aktivitas fisik dengan baik seperti bermain, berlari, dan berolahraga dengan normal.
Sebaliknya, mengutip dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal internasional Nutrients pada tahun 2020, anak-anak yang mengalami malnutrisi cenderung memiliki performa fisik yang buruk.
Ini termasuk memiliki kekurangan pada kekuatan otot, daya tahan, dan kelincahan, serta cenderung mengalami kelelahan lebih cepat saat beraktivitas fisik.
Sehingga balita menjadi lemah dan sulit untuk melakukan aktivitas fisik yang berat atau intens, atau terlihat kurang berenergi dan cenderung malas untuk bergerak atau melakukan aktivitas fisik.
4. Memerhatikan ciri-ciri kondisi fisik anak

Selain dari tenaganya, Mama juga bisa melihat perbedaan yang signifikan antara anak yang kurus tapi sehat dengan anak yang malnutrisi.
Misalnya, anak yang kurus tapi sehat memiliki kulit yang sehat dan berwarna normal, serta rambut yang tumbuh dengan baik.
Sebaliknya, anak yang mengalami malnutrisi cenderung memiliki kulit yang kering, pucat atau bahkan kebiruan. Rambutnya juga lebih mudah rontok dan berubah warna menjadi kekuningan atau kecoklatan.
5. Memerhatikan pola makan anak

Pola makan anak juga menjadi faktor yang wajib diperhatikan untuk mengetahui apakah anak yang kurus memiliki tubuh yang sehat atau mengalami malnutrisi.
Anak yang kurus tapi sehat memiliki nafsu makan yang baik dan mendapatkan nutrisi yang cukup dari makanan yang mereka konsumsi.
Sedangkan anak yang mengalami malnutrisi memiliki nafsu makan yang buruk, dan cenderung makan sedikit atau makanan yang tidak seimbang nutrisinya. Hal ini membuat si Kecil tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung kesehatannya.
Jadi itulah informasi seputar cara membedakan fisik anak yang kurus sehat dan malnutrisi yang perlu orangtua ketahui. Perlu diingat bahwa kebutuhan nutrisi dapat memengaruhi pertumbuhan dan kesehatan anak di masa depan.
Oleh karena itu, penting untuk memantau kondisi kesehatan anak dan memberikan nutrisi yang cukup untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangannya tetap optimal.



















