- Mengaplikasikannya terlebih dulu pada kulit: Ketika kamu mengoleskan chemical sunscreen ke kulit, bahan aktifnya akan menempel pada kulit. Bahan aktif tersebut biasanya berbentuk senyawa organik.
- Penyerapan radiasi UV: Setelah chemical sunscreen diaplikasikan pada kulit, bahan aktifnya mulai bekerja. Saat sinar UV dari matahari mengenai kulitmu, bahan aktif pun akan menyerap sinar UV.
- Konversi energi UV menjadi panas: Begitu sinar UV diserap, bahan aktif dalam chemical sunscreen akan mengubah energi UV menjadi energi panas. Ini adalah proses yang dikenal sebagai reaksi fotokimia. Dengan mengubah energi UV menjadi panas, bahan aktif sunscreen mencegah radiasi UV tersebut merusak jaringan kulit.
- Penghalangan radiasi UV: Selama bahan aktif chemical sunscreen menyerap dan mengubah energi UV, hal ini menciptakan penghalang yang melindungi kulit. Radiasi UV yang seharusnya merusak kulit sekarang dilepaskan sebagai panas, sehingga tidak menembus kulit.
- Perlindungan dari UVA dan UVB: Banyak sunscreen kimia dirumuskan untuk memberikan perlindungan spektrum luas, yang berarti mereka melindungi terhadap baik sinar UVA (yang bisa menyebabkan penuaan kulit) maupun UVB (yang bertanggung jawab atas luka bakar matahari). Bahan aktif yang berbeda dalam chemical sunscreen akan menyerap sinar UV dengan panjang gelombang yang berbeda.
Chemical Sunscreen: Pengertian, Cara Kerja, Kelebihan, dan Kekurangan

- Chemical sunscreen adalah tabir surya kimia yang menyerap sinar UV dan mengubahnya menjadi panas, melindungi kulit dari radiasi UV.
- Kelebihan chemical sunscreen termasuk perlindungan terhadap UVA dan UVB, ringan, dan tidak meninggalkan jejak putih, namun memerlukan re-apply yang sering.
- Perbedaan dengan physical sunscreen terletak pada bahan aktif, cara kerja, waktu perlindungan, spectrum perlindungan, potensi iritasi, dan penampilan pada kulit setelah diaplikasikan.
Sunscreen kini menjadi produk wajib yang digunakan demi melindungi kulit dari efek buruk sinar matahari. Berdasarkan komposisinya, terdapat dua jenis sunscreen yang bisa kamu pilih, yaitu physical sunscreen dan chemical sunscreen.
Sebagian orang lebih memilih menggunakan chemical sunscreen untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, atas pertimbangan lainnya, ada pula yang memilih physical sunscreen sebagai andalan.
Untuk bahan pertimbangan, berikut Popmama.com siap mengulas lebih lanjut tentang chemical sunscreen mulai dari cara kerja hingga perbedaannya dengan physical sunscreen.
1. Apa itu chemical sunscreen?

Chemical sunscreen merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang merujuk pada sunscreen kimia. Sunscreen jenis ini adalah salah satu jenis tabir surya yang digunakan untuk melindungi kulit dari efek berbahaya radiasi ultraviolet (UV) matahari.
Dikenal dengan istilah sunscreen sintetis atau organik, pada dasarnya chemical sunscreen merupakan produk mengandung bahan aktif yang menyerap sinar UV sebelum terserap ke lapisan kulit.
Bahan aktif umum dalam chemical sunscreen meliputi avobenzone, octisalate, octocrylene, dan homosalate. Penting untuk dicatat bahwa beberapa individu mungkin sensitif terhadap sejumlah bahan aktif chemical sunscreen.
Sehingga, disarankan untuk melakukan tes pada area kecil kulit atau berkonsultasi dengan seorang dermatolog sebelum mengaplikasikannya langsung pada wajah.
2. Cara kerja chemical sunscreen dalam melindungi kulit

Chemical sunscreen bekerja dengan cara menyerap radiasi ultraviolet (UV) dari matahari dan mengubahnya menjadi panas, sehingga mencegah radiasi UV tersebut menembus kulit.
Berikut adalah langkah-langkah tentang bagaimana chemical sunscreen bekerja dalam melindungi kulit:
Penting untuk mencatat bahwa efektivitas sunscreen kimia tergantung pada cara penggunaannya. Sunscreen harus dioleskan secara merata dan dalam jumlah yang cukup untuk memberikan perlindungan yang baik.
Selain itu, sunscreen harus diaplikasikan sekitar 15-30 menit sebelum terpapar sinar matahari. Jangan lupa re-apply terutama setelah berenang atau berkeringat.
3. Kelebihan dan kekurangan menggunakan chemical sunscreen

Chemical sunscreen (sunscreen kimia) memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut penjelasan lebih lanjut:
Kelebihan Chemical Sunscreen:
- Ringan dan mudah diratakan: chemical suncreen cenderung memiliki tekstur yang lebih ringan dan mudah meratakan, sehingga lebih nyaman digunakan dan cocok sebagai dasar sebelum makeup.
- Perlindungan baik terhadap UVA dan UVB: banyak chemical suncreen dirumuskan untuk memberikan perlindungan spektrum luas terhadap sinar UVA (penyebab penuaan kulit) dan sinar UVB (penyebab luka bakar matahari).
- Tidak meninggalkan jejak putih (white cast): chemical suncreen tidak meninggalkan jejak putih pada kulit setelah pengaplikasian.
- Mempunyai beragam pilihan: ada banyak jenis bahan aktif yang digunakan dalam chemical sunscreen yang memungkinkan konsumen untuk memilih produk sesuai dengan jenis kulit mereka dan preferensi pribadi.
- Cocok untuk aktivitas sehari-hari: Karena teksturnya yang ringan dan mudah merata, chemical suncreen lebih cocok untuk digunakan dalam rutinitas perawatan kulit harian dan aktivitas sehari-hari.
Kekurangan Chemical Sunscreen:
- Reaksi kulit sensitif: beberapa individu mungkin mengalami reaksi kulit sensitif atau alergi terhadap bahan aktif dalam chemical suncreen. Hal ini dapat menyebabkan iritasi atau ruam kulit.
- Butuh waktu untuk aktif setelah diaplikasikan: chemical suncreenperlu beberapa saat untuk aktif setelah pengaplikasian, sehingga perlu diterapkan sekitar 15-30 menit sebelum terpapar sinar matahari.
- Harus sering re-apply: chemical suncreen dapat hilang efektivitasnya lebih cepat daripada physical sunscreen, sehingga perlu re-apply yang lebih sering, terutama setelah berenang atau berkeringat.
- Kurang tahan lama di bawah sinar matahari yang terik: Beberapa bahan aktif dalam chemical suncreen dapat terdegradasi lebih cepat dalam panas atau sinar matahari yang kuat, sehingga memerlukan aplikasi ulang yang lebih sering dalam kondisi-kondisi tersebut.
4. Perbedaan chemical sunscreen dengan physical sunscreen

Dari namanya saja, tentu ada perbedaan antara chemical sunscreen dengan physical sunscreen. Berikut penjelasannya lebih lanjut:
Perbedaan berdasarkan bahan aktif:
- Chemical sunscreen: Mengandung bahan kimia aktif seperti avobenzone, octisalate, atau oxybenzone. Bahan-bahan ini menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi panas, kemudian melepaskannya dari kulit.
- Physical sunscreen: Menggunakan mineral aktif seperti zinc oxide atau titanium dioxide. Partikel mineral ini menciptakan lapisan fisik di atas kulit yang memantulkan sinar matahari.
Perbedaan berdasarkan cara kerja:
- Chemical sunscreen: Melindungi kulit dengan menyerap sinar UV dan mengubahnya menjadi panas, kemudian melepaskannya dari kulit.
- Physical sunscreen: Melindungi kulit dengan cara menciptakan penghalang fisik yang memantulkan sinar UV, sehingga sinar tersebut tidak meresap ke dalam kulit.
Perbedaan berdasarkan waktu perlindungan:
- Chemical sunscreen: Memerlukan beberapa saat untuk aktif setelah diaplikasikan.
- Physical sunscreen: Memberikan perlindungan segera setelah diaplikasikan, karena menciptakan lapisan fisik.
Perbedaan berdasarkan spectrum perlindungan:
- Chemical sunscreen: Perlindungan dapat bervariasi tergantung pada bahan aktif yang digunakan dan formulasi produk.
- Physical sunscreen: Biasanya memberikan perlindungan luas terhadap sinar UVB dan UVA.
Perbedaan berdasarkan potensi iritasi yang diberikan:
- Chemical sunscreen: Beberapa orang dengan kulit sensitif mungkin mengalami iritasi atau alergi terhadap beberapa bahan kimia dalam sunscreen.
- Physical Sunscreen: Cenderung lebih cocok untuk kulit sensitif karena tidak mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi.
Perbedaan berdasarkan penampilan pada kulit setelah diaplikasikan:
- Chemical sunscreen: Biasanya memiliki tampilan yang lebih transparan pada kulit.
- Physical sunscreen: Dapat meninggalkan lapisan putih pada kulit jika tidak diaplikasikan dengan benar, meskipun beberapa produk telah dirancang untuk mengurangi efek ini.
Pilihan antara chemical sunscreen dan physical sunscreen tergantung pada preferensi pribadi, jenis kulit, dan kebutuhan perlindungan individu. Keduanya efektif dalam melindungi kulit dari sinar matahari, tetapi memiliki karakteristik yang berbeda.
5. Chemical sunscreen cocok untuk jenis kulit apa?

Pada dasarnya, chemical sunscreen cocok untuk semua jenis kulit, tetapi akan lebih direkomendasikan untuk kulit dengan jerawat komedo. Masalah jerawat komedi biasanya timbul akibat pori-pori yang tersumbat.
Itu sebabnya, chemical sunscreen yang kerjanya diserap kulit akan terasa lebih ringan dan tidak memicu clogging. Di sisi lain, cara kerja itu juga membuat chemical sunscreen tidak disarankan untuk orang berkulit sensitif, ibu hamil, dan anak-anak.
Meski chemical sunscreen dinilai cocok untuk semua jenis kulit, ada baiknya kamu melakukan tes terlebih dahulu. Kamu bisa melakukannya dengan cara mengoleskan sedikit produk ke area kulit belakang telinga atau samping leher.
Tunggu sekitar 2 hari atau 48 jam. Jika tidak ada reaksi apa pun yang muncul, maka kemungkinan sunscreen aman untuk dipakai.
Nah, jadi itu dia penjelasan lengkap mengenai chemical sunscreen mulai dari cara kerja hingga perbedaannya dengan physical sunscreen. Semoga informasinya bisa menjadi ilmu baru, ya!
FAQ Seputar Chemical Sunscreen
1. Kapan chemical sunscreen mulai bekerja?
Biasanya membutuhkan waktu sekitar 15–30 menit setelah pemakaian agar bahan kimianya aktif dan dapat melindungi kulit secara optimal.
2. Apakah chemical sunscreen aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Sebaiknya hindari bahan seperti oxybenzone dan octinoxate selama kehamilan karena dikhawatirkan berpengaruh pada hormon. Konsultasikan dengan dokter sebelum memilih produk.
3. Apakah chemical sunscreen aman bagi lingkungan laut?
Tidak semua. Beberapa bahan aktif seperti oxybenzone dan octinoxate dapat merusak terumbu karang, jadi pilih produk dengan label reef-safe jika digunakan di laut.



















