Apa Itu Virus RSV dan Penyebabnya? Ini Bedanya dengan Flu Biasa

- Virus RSV menyerang saluran pernapasan, terutama pada bayi dan balita
- Penularan utama terjadi saat batuk dan bersin, serta bisa bertahan di permukaan benda selama beberapa jam
- Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi RSV karena imunitas belum kuat
Di tengah meningkatnya kasus gangguan pernapasan, istilah RSV atau Respiratory Syncytial Virus mulai sering terdengar. Meski belum sepopuler flu atau COVID-19, virus ini sebenarnya telah lama menjadi perhatian dunia medis.
World Health Organization (WHO) mencatat, bahwa RSV adalah salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan bawah pada anak-anak di seluruh dunia. Bahkan, setiap tahunnya diperkirakan lebih dari 30 juta kasus akibat infeksi RSV.
Itulah mengapa penting untuk mengenali RSV sejak awal agar kamu tidak salah mengira. Maka itu, Popmama.com akan mengulas lebih lanjut mengenai apa itu virus RSV dan penyebabnya?
Apa Itu Virus RSV?

Respiratory Syncytial Virus (RSV) adalah virus umum yang menyerang saluran pernapasan, terutama pada bayi dan balita. Virus ini dapat menyebabkan gejala ringan seperti pilek, tetapi jika tidak ditangani bisa berkembang menjadi infeksi serius.
Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), RSV menjadi penyebab utama rawat inap pada bayi di bawah usia satu tahun di Amerika Serikat. Di negara berkembang, dampaknya bisa lebih parah karena kurangnya akses terhadap layanan kesehatan.
RSV menyebar dengan sangat mudah melalui percikan air liur, sentuhan, atau benda yang terkontaminasi. Sifat penularannya yang mirip flu sering kali membuat orang mengabaikan potensi bahayanya.
Apa Penyebab Infeksi RSV dan Bagaimana Penularannya Terjadi?
1. Penularan utama terjadi saat batuk dan bersin

Virus RSV menyebar lewat percikan cairan yang keluar dari hidung atau mulut penderita, terutama saat mereka batuk atau bersin. Percikan ini bisa menempel di udara atau permukaan, yang kemudian dapat menyebabkan penularan.
Kontak langsung dengan penderita, seperti berjabat tangan atau menyentuh benda yang terkontaminasi, meningkatkan risiko tertular. Oleh karena itu, menjaga jarak dan kebersihan sangat penting untuk mencegah penyebaran virus ini.
2. RSV bisa bertahan di permukaan benda selama beberapa jam

RSV juga dapat menyebar melalui benda-benda yang terkontaminasi, seperti mainan, meja, atau pegangan pintu. Virus ini bisa bertahan di permukaan selama beberapa waktu.
Ketika seseorang menyentuh benda yang terkontaminasi, lalu menyentuh wajah, mata, atau mulut, virus dengan mudah dapat masuk ke tubuh. Oleh karena itu, penting untuk sering mencuci tangan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
3. Anak-anak lebih rentan karena imunitas belum kuat

Sistem kekebalan tubuh bayi dan balita belum sepenuhnya berkembang, sehingga mereka lebih mudah terinfeksi virus. Kondisi ini menjadikan mereka lebih rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh RSV.
Akibatnya, infeksi RSV pada anak sering kali berkembang lebih cepat. Tanpa penanganan yang tepat, mereka berisiko mengalami komplikasi berat seperti pneumonia atau bronkiolitis.
4. Lingkungan padat seperti rumah sakit dapat meningkatkan risiko

Tempat-tempat ramai, terutama dengan ventilasi yang kurang baik, meningkatkan kemungkinan virus RSV menyebar dengan cepat. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi penyebaran virus dari satu orang ke orang lain.
Interaksi dekat antar anak-anak di tempat-tempat seperti daycare atau sekolah juga menjadi faktor utama penularan. Saat mereka bermain bersama, virus dengan mudah berpindah melalui sentuhan atau percikan cairan yang keluar saat batuk atau bersin.
Bagaimana Gejala RSV Bisa Menyerupai Flu Biasa?

Gejala awal RSV sangat mirip dengan flum yakni hidung meler, demam ringan, dan batuk. Namun, perbedaannya terletak pada tingkat keparahan gejala yang berkembang, terutama pada anak-anak.
Flu disebabkan oleh virus influenza, sementara RSV berasal dari virus yang berbeda meski sama-sama menyerang sistem pernapasan. Flu lebih umum di kalangan remaja dan orang dewasa, sedangkan RSV lebih sering menyerang bayi dan balita.
Perbedaan lainnya adalah pada komplikasi yang bisa ditimbulkan. Flu biasanya jarang menyebabkan rawat inap, sedangkan RSV bisa dengan cepat menyebabkan gangguan pernapasan pada bayi.
Mengapa Deteksi Dini dan Edukasi Tentang RSV Itu Penting?

Melansir penelitian dari The Lancet Global Health, deteksi dini RSV dapat menurunkan angka kematian dan komplikasi berat. Oleh karena itu, edukasi tentang virus ini terus digalakkan di berbagai negara.
Dengan deteksi cepat, pengobatan yang tepat dapat diberikan sebelum gejala memburuk. Ini sangat penting, terutama untuk bayi dan balita yang lebih rentan terhadap infeksi serius.
Demikianlah ulasan terkait apa itu virus RSV dan penyebabnya? Virus ini menyerang sistem pernapasan dan dapat menyebabkan gejala ringan hingga berat.



















