Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Hari Keluarga Nasional: Sumber Anak yang Sehat adalah Ibu yang Sehat

Ilustrasi - lovewhatmatters.com
Ilustrasi - lovewhatmatters.com

Sebagai anak, kesehatan dan kesejahteraannya ditentukan oleh keluarganya. Dalam hal ini, peranan ibu sangatlah besar. 

Dikatakan oleh Ketua Divisi Advokasi dan Legislasi PB IDI, Dr Ari Kusuma Januarto, SpOG(K) bahwa ibu adalah sosok tiang keluarga. Dalam keluarga yang sehat, terdapat ibu yang sehat. 

Sedangkan ayah dikatakan sebagai penopang tiang keluarga. Tugas ayah selain mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, juga perlu terlibat dalam pengasuhan buah hati. 

Seperti apa hubungan ibu yang sehat dengan anak yang sehat? Popmama.com akan merangkumkannya untuk Mama. 

1. Yang harus dipantau sebelum kehamilan

Freepik/cookie_studio
Freepik/cookie_studio

Diperlukan ibu yang sehat untuk melahirkan anak yang sehat. Inilah pentingnya untuk menjaga nutrisi saat mempersiapkan kehamilan. 

"Selain menjaga nutrisi, mengecek kesehatan calon ibu juga tidak kalah penting," ujar dr Ari dalam Media Briefing Hari Keluarga Nasional oleh IDI.

Kemudian, mengecek kondisi tubuh dan rahim sebelum kehamilan juga penting. Tujuannya untuk mengetahui kondisi kesehatan calon Mama. Sehingga jika ada yang tidak beres bisa diselesaikan terlebih dahulu tanpa memberikan risiko untuk calon janin. 

Terakhir, memnuhi persiapan kehamilan calon Mama, mulai dari nutrisi hingga kesiapan mental yang harus disiapkan oleh sang perempuan dan juga suami. 

2. Pemantauan saat kehamilan penting untuk kesehatan janin

Freepik/drobotdean
Freepik/drobotdean

Menurut WHO, ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya minimal 8 kali selama kehamilan. Sedangkan Kemenkes punya anjuran minimal 6 kali selama kehamilan. 

Tujuannya, untuk melihat perkembangan janin dan kesehatan Mama selama kehamilan. 

"Jadi kalau ada yang tidak beres bisa segera dilakukan tindakan. Misal, kondisi janin terancam, maka bisa dikeluarkan segera, atau kemungkinan preeklampsia bisa dilihat saat pengecekan rutin," lanjut dr Ari. 

Sayangnya, banyak ibu yang hanya memeriksakan kehamilannya di akhir kehamilan sehingga perkembangan janin dan riwayat penyakit sang Mama tidak terdeteksi. 

"Kalau bayinya kurang nutrisi kan tidak bisa diintervensi sejak dini," ungkap dr Ari. 

3. Persiapan kelahiran buah hati dengan bekal yang siap

Freepik/pch.vector
Freepik/pch.vector

Kelahiran prematur tanpa penanganan tepat bisa menjadi awal masalah anak mengalami stunting. Maka dari itu, saat terjadi kelahiran prematur, penting sekali untuk mengedukasi calon Mama apa saja yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan bayi. 

"Jadi saat prematur, bayinya diberikan obat pematangan paru, pemberian antiobiotik, dan indentifikasi preterm," lanjut dr. Ari. 

Kemudian, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan ASI plus MPASI di fase selanjutnya juga tak kalah penting. Selain itu, edukasi mengenai kesehatan Mama selama menyusui buah hati juga perlu dimiliki calon ibu.

4. Mengetahui dampak stunting pada anak

Freepik/sherry
Freepik/sherry

Stunting memiliki efek jangka panjang bagi anak dan memengaruhi dirinya di kemudian hari. Saat anak gagal tumbuh, maka bisa terjadi hambatan perkembangan kognitif dan motorik serta gangguan metabolik pada usia dewasa. 

"Kalau perkembangan otaknya terganggu, dalam arti tidak berkembang maksimal, maka ia akan kesulitan berkejaran dengan orang lain yang lebih matang perkembangannya," lanjut dr Ari. 

Jadi bukan hanya tubuhnya saja yang terlihat kecil, namun efek jangka panjang juga perlu diketahui para Mama dan calon Mama. Dengan begitu, bisa memberikan yang terbaik untuk buah hati agar bisa berkembang sesuai kurva pertumbuhan anak. 

Ketika Mama sudah membekali diri dengan maksimal, maka buah hati pun bisa lahir dengan lebih sehat dan sempurna. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Life

See More

Pesan Haru Andien Aisyah untuk Mamanya di Momen Hari Ibu

22 Des 2025, 23:08 WIBLife