“Kali ini bukan hanya soal ketakutan personal, tapi soal bagaimana teror bisa menyebar dan mengikat satu desa dalam ketakutan,” ujar Sidharta Tata, sutradara film Waktu Maghrib 2, dalam konferensi pers, pada Rabu (21/05/2025).
7 Fakta Menarik Film Waktu Magrib 2, Kembalinya Teror di Jam Sakral

- Kisah dimulai dari kutukan sederhana yang berubah menjadi teror bagi satu desa.
- Jin Ummu Sibyan kembali menghantui desa Giritirto dengan kekuatan yang lebih merusak.
- Adegan kerasukan masal melibatkan puluhan anak menjadi sorotan utama dalam film ini.
Setelah menuai kesuksesan lewat film pertamanya pada 2023, Waktu Maghrib kembali lewat sekuelnya yang lebih mencekam, Waktu Maghrib 2. Dengan latar waktu yang berbeda, film ini tidak sekadar menawarkan teror sesaat.
Dirilis serentak mulai 28 Mei 2025, film ini memunculkan kembali sosok gaib yang menjadi mimpi buruk anak-anak di desa. Kali ini, bukan hanya satu anak yang diganggu, melainkan satu desa.
Untuk melihat kelanjutan ceritanya, Popmama.com akan mengulas lebih dalam terkait 7 fakta menarik film Waktu Magrib 2. Check it out!
1. Kisah bermula dari satu kutukan, berubah jadi teror untuk satu desa

Cerita dalam Waktu Maghrib 2 dimulai dari insiden sederhana, sekelompok anak mengutuk temannya sendiri usai pertandingan bola saat magrib. Tanpa disadari, kutukan itu membuka pintu gaib yang seharusnya tertutup.
Jin Ummu Sibyan kembali bangkit, dan kali ini, kekuatannya jauh lebih merusak dari sebelumnya. Film ini menyelam lebih dalam terkait mitos lokal yang menakutkan.
2. Jin Ummu Sibyan kembali menghantui desa Giritirto

Sosok gaib yang pertama kali diperkenalkan di film Waktu Maghrib (2023) kini muncul kembali. Ummu Sibyan dikenal dalam mitos sebagai jin yang mengincar anak-anak dan perempuan hamil saat waktu magrib tiba.
“Kami ingin memperluas mitologi horor lokal, dan Ummu Sibyan adalah bagian dari ketakutan kolektif masyarakat kita,” kata Sidharta Tata.
3. Adegan kerasukan masal jadi sorotan, melibatkan puluhan anak

Salah satu adegan paling mencekam dari film ini adalah kerasukan masal yang melibatkan puluhan anak. Adegan ini tidak hanya membutuhkan akting meyakinkan, melainkan kerja sama yang cukup rumit.
“Adegan kerasukan ini jadi pusat teror utama. Kami ingin penonton merasa seperti masuk ke mimpi buruk massal,” kata produser Gope T. Samtani.
4. Sulthan Hamonangan sempat pingsan, karena totalitasnya dalam adegan

Pemeran karakter Yogo, Sulthan Hamonangan, mengalami kejadian tak terlupakan saat syuting. Dalam salah satu adegan kesurupan, ia mengaku terlalu larut dalam karakter hingga kehilangan kesadaran.
“Itu pertama kali aku kesurupan, aku terlalu totalitas sampai pingsan. Di trailer itu aku adegannya kayak tercekik, di leher kayak dicengkeram, dan akhirnya pingsan,” ujar Sulthan.
5. Transformasi Anantya Kirana sebagai Wulan tunjukkan bakat aktingnya

Anantya Kirana, aktris muda berusia 15 tahun, memerankan karakter Wulan, yakni tokoh yang mengalami transisi drastis dari anak biasa menjadi sosok kerasukan. Ia menjalani pelatihan fisik dan emosi secara intens.
“Aku harus benar-benar berubah dari anak biasa jadi sosok yang menyeramkan. Ini pengalaman yang paling menantang sekaligus seru buat aku,” kata Anantya.
6. Sinematografi yang mencekam menjadi daya tarik visual film

Berbeda dengan film pertama yang lebih personal, Waktu Maghrib 2 membawa nuansa visual lebih suram. Pencahayaan remang-remang, selimut kabut tipis, dan suasana sepi di desa menjadi unsur utama yang membangun ketegangan dalam film ini.
“Kami ingin rasa takutnya meresap, bukan sekadar lewat jump scare,” kata Sidharta Tata.
7. Cerita melompat 20 tahun ke depan dari film pertama

Film ini mengambil latar waktu 20 tahun setelah kejadian di film pertama, namun teror Ummu Sibyan belum selesai. Anak-anak desa Giritirto kembali menjadi korban saat kekuatan jahat itu bangkit.
Meski waktu telah berlalu, bayang-bayang kengerian tetap menghantui desa yang tak pernah lepas dari kutukan. Cerita ini membangun koneksi dengan film pertama, sekaligus memperkenalkan wajah-wajah baru dalam horor lokal.
Tantangan Selama Syuting Buktikan Totalitas Kru dan Pemeran Muda

Syuting Waktu Maghrib 2 tak hanya fokus pada adegan horor, tapi juga keselamatan para aktor muda. Banyak adegan menggunakan sling (penggantung tubuh), kontak fisik, dan aksi di medan ekstrem.
“Karena di sini banyak adegan action, kita butuh sling dan kontak fisik. Keamanan pemain tentunya selalu jadi prioritas utama kami,” ujar Sadana Agung.
Jadi, itu tadi, ya 7 fakta menarik film Waktu Magrib 2. Kemunculan kembali jin Ummu Sibyan membuat film ini semakin memperkuat cerita horor lokal yang sudah akrab bagi penonton.



















