- Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang resistensi antimikroba.
- Memperkuat pendampingan dan penelitian terhadap resistensi antimikroba
- Mengurangi risiko infeksi
- Mengoptimalkan penggunaan antibiotik.
- Memastikan investasi berkelanjutan dalam memerangi resistensi antimikroba.
Miris 1,2 Juta Orang Meninggal Karena Antibiotik, Langkah Kemenkes?

Antibiotik merupakan jenis obat yang diresepkan dokter untuk digunakan mengatasi penyakit yang disebabkan infeksi bakteri. Pemakaian antibiotik tidak boleh asal-asalan karena berpotensi menimbulkan risiko resistensi atau kekebalan terhadap antibiotik.
Dikutip dari IDN Times, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menuturkan resistensi antibiotik akibat mikroba atau antimicrobial resistance (AMR) sebagai silent pandemic. AMR memakan banyak korban jiwa yang cukup tinggi, yakni 1,2 juta orang.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat Indonesia mengambil langkah tegas untuk mengatasi kematian akibat antibiotik.
Kemenkes RI berkomitmen bersama kementerian terkait saling berkomitmen untuk mengatasi masalah AMR ini.
Popmama.com sampaikan informasi tentang 1,2 juta orang meninggal karena antibiotik, apa langkah Kemenkes?
Penyebab Resistensi Antibiotik dan Langkah Kemenkes

Menurut Dante, penyebab resistensi antibiotik akibat protokol kesehatan yang tidak sesuai prosedur alias sembarangan. Alhasil mengakibatkan infeksi pada pasien semakin parah yang menimbulkan angka kematian akibat AMR semakin melonjak.
Wamenkes menuturkan akan menggencarkan upaya penanggulangan AMR di Indonesia guna menekan angka kematian yang cukup tinggi. Salah satu solusi yang ditawarkan pemerintah dalam menyelesaikan masalah AMR adalah inisiatif sains.
Pasalnya resistensi antibiotik akibat mikroba dapat berasal dari hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu, perlunya pendekatan one health (inisiatif sains) dalam menyelesaikan masalah ini.
"Melalui pendekatan one health, penting dilakukan karena banyak sekali penggunaan antibiotik terhadap hewan dan tumbuhan yang tidak rasional. Imbasnya menyebabkan resistensi pada manusia," tambah Dante.
Selain Indonesia, negara-negara yang tergabung dalam G20 berkontribusi dalam melakukan pencegahan dan pengendalian AMR yang berkelanjutan. Baik di tingkat nasional, regional maupun internasional
Mengatasi Resistensi Antibiotik juga Jadi Prioritas WHO

Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menaruh perhatian tinggi terhadap penyelesaian kasus resistensi antibiotik. Mengutip dari WHO, rencana aksi global terkait resistensi antimikroba termasuk resistensi antibiotik sudah disahkan sejak tahun 2015 lalu.
Komitmen WHO untuk mengambil pendekatan yang terkoordinasi guna mengatasi akar permasalahan resistensi antimikroba di berbagai bidang. Khususnya terkait kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan (pertanian).
WHO juga mendukung negara-negara yang secara inisiatif mengembangkan aksi nasional untuk menyelesaikan masalah ini. Dengan catatan harus berdasarkan rencana aksi global. Rencana aksi global mengatasi resistensi antimikroba memiliki lima tujuan strategis, yaitu:
Overdosis Antibiotik, Ini Efek Samping

Mengutip dari Medical News Today, secara umum cara kerja antibiotik ada dua. Pertama antibiotik bakterisida seperti penisilin yang bekerja dengan membunuh bakteri. Kedua, yakni antibiotik bakteriostatik yang bekerja dengan menghentikan perkembangbiakan bakteri.
Selain AMR, penggunaan antibiotik tidak dengan dosis yang tepat akan menimbulkan efek samping lainnya. Dampak negatif yang umum dialami antara lain:
- Diare
- Mual
- Muntah
- Ruam
- Sakit Perut
- Infeksi jamur pada mulut, saluran pencernaan, dan vagina
Efek samping antibiotik yang kurang umum meliputi:
- Pembentukan batu ginjal
- Pembekuan darah abnormal
- Sensitivitas terhadap sinar matahari
- Kelainan darah
- Tuli
- Radang usus hingga pendarahan
Itulah ulasanPopmama.com tentang miris 1,2 juta orang meninggal karena antibiotik, apa langkah Kemenkes? Setiap obat harus digunakan dengan tepat dan sesuai dosis yang telah dianjurkan oleh dokter. Penggunaan antibiotik secara sembarangan menimbulkan efek samping seperti resistensi antibiotik yang mengakibatkan kematian.



















