Menkes Sebut Vaksin Kanker Serviks Akan Masuk Vaksin Wajib

Vaksin HPV sudah bisa diberikan kepada anak mulai umur 9 tahun

19 April 2022

Menkes Sebut Vaksin Kanker Serviks Akan Masuk Vaksin Wajib
Pexels/Artempodrez

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin berencana menambahkan vaksin wajib dari sebelumnya berjumlah 11 antigen menjadi 14 antigen. Salah satu vaksin yang konon akan dimasukkan ialah vaksin kanker serviks.

Dimasukkannya vaksin kanker serviks ini akibat angka kematian tinggi pada perempuan di Indonesia akibat penyakit tersebut.

Dikutip dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Pusdatin Kemenkes) tahun 2019, data yang bersumber dari Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2018 menunjukkan bahwa kasus kanker terbanyak adalah kanker payudara sebesar 19,18 persen, kanker serviks sebesar 10,69 persen, dan kanker paru-paru sebesar 9,89 persen. 

Jenis kanker yang hanya terjadi pada perempuan, yaitu payudara dan serviks menjadi penyumbang terbesar dari seluruh jenis kanker. 

Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.

1. Sebagai bentuk pencegahan, angka kasus kematian besar untuk kanker serviks di Indonesia

1. Sebagai bentuk pencegahan, angka kasus kematian besar kanker serviks Indonesia
IDNTimes.com

Sudah disinggung sebelumnya, penyebab kematian terbesar pasien kanker perempuan di Indonesia ialah kanker serviks. Saat ini, untuk kanker serviks sendiri sudah memiliki vaksin yang disebut sebagai vaksin HPV yang melindungi seseorang dari infeksi human papillomavirus (HPV).

Hal itu disampaikan Budi saat menghadiri acara Pertemuan Diaspora Kesehatan Indonesia di Kawasan Eropa. 

Program wajib vaksin kanker ini diproyeksikan berjalan sejak 2021. Di 2021 baru berlangsung di 2 provinsi dan 5 kabupaten/kota. Per 2022, di 3 provinsi dan 5 kabupaten/kota, sementara rencananya di 2023 dan 2024 sudah berlaku di seluruh provinsi Indonesia.

Budi menyebutkan anak perlu menaikkan vaksin yang tadinya dari 11 menjadi 14 antigen. Pihaknya berencana menambah vaksin HPV, PCV dan rotavirus.

"Terutama karena kematian kanker itu paling banyak perempuan Indonesia tuh serviks dan kanker payudara. Kanker serviks ada vaksinnya," ujar Menkes, Minggu (18/4/2022) yang dikutip dari berbagai sumber.

Editors' Pick

2. Lebih baik mencegah sebelum biaya rumah sakit mahal

2. Lebih baik mencegah sebelum biaya rumah sakit mahal
Pexels.com/Anna Shvets

Biaya dan perawatan untuk pasien kanker terbilang mahal. Oleh karenanya, alih-alih mengobati jika sudah terkena Budi Gunadi mendorong masyarakat untuk mengutamakan langkah pencegahan.

Biaya pencegahan disebutnya lebih murah daripada harus mengeluarkan anggaran untuk perawatan kanker. Mulai dari operasi hingga kemoterapi yang saat ini menjadi cara untuk menekan virus kanker tersebut di dalam tubuh.

"Mengurus di rumah sakit yang mahal dan menderita buat rakyatnya, kita di preventif saja, jauh lebih murah daripada dioperasi, dikemoterapi di rumah sakit. Jauh lebih nyaman bagi si ibunya daripada masuk rumah sakit," jelas Budi.

3. Kanker serviks, pembunuh kedua terbanyak pasien kanker di Indonesia

3. Kanker serviks, pembunuh kedua terbanyak pasien kanker Indonesia
Freepik.com/freepik

Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali. Sel-sel abnormal ini dapat berkembang dengan cepat, sehingga mengakibatkan tumbuhnya tumor pada serviks. Tumor yang ganas kemudian akan berkembang dan menjadi penyebab kanker serviks.

Di Indonesia, kanker serviks masih menjadi penyakit kanker dengan jumlah penderita terbesar kedua setelah kanker payudara. Angka kejadian kasus baru kanker serviks sesuai data GLOBOCAN tahun 2018 untuk perempuan di Indonesia berkisar 32.469 kasus (17.2 persen) dengan angka kematian 18.279 (8.8 persen). 

Kanker ini bisa  terjadi karena infeksi Human papillomavirus (HPV) risiko tinggi. Kini di Indonesia masih menjadi fokus edukasi untuk meningkatkan kesadaran di masyarakat.

Deteksi dini kanker serviks yang ada saat ini meliputi IVA (Inspeksi visual asam asetat), papsmear, papsmear berbasis cairan, dan HPV DNA. Tes HPV DNA dilakukan untuk mendeteksi sejak awal terjadinya infeksi virus HPV risiko tinggi yang dapat menyebabkan kanker serviks.

4. Apa itu vaksin HPV?

4. Apa itu vaksin HPV
Freepik/val-suprunovich

Setelah mengenal apa itu kanker serviks, selanjutnya ialah mengenal soal pencegahan terhadap penyakit ini. Kanker serviks saat ini sudah memiliki vaksin yang disebut sebagai vaksin HPV.

Vaksin HPV adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi tubuh dari infeksi human papillomavirus (HPV). Vaksin ini bisa diberikan kepada anak-anak yang memasuki masa remaja, baik perempuan maupun laki-laki, serta kepada orang dewasa yang belum pernah atau belum lengkap mendapatkan vaksin HPV.

HPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi kulit, termasuk kutil kelamin. Virus ini dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit penderita, terutama ketika berhubungan seksual.

Selain itu, virus HPV juga dapat menyebabkan beberapa jenis kanker di bagian belakang tenggorokan, pangkal lidah, amandel, dan di organ kelamin, seperti kanker serviks, vulva, vagina, penis, dan anus.

Atas rekomendasi Badan Kesehatan Dunia atau WHO, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memasukkan vaksin HPV ke dalam program imunisasi dasar lengkap. Vaksin ini memang tidak dapat mengobati infeksi virus HPV, tetapi sangat bermanfaat untuk mencegah dan menurunkan jumlah kasus kanker genital, terutama kanker serviks.

5. Kapan vaksin HPV diberikan?

5. Kapan vaksin HPV diberikan
Pexels/Thirdman

Mengutip dari laman CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit adalah badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat), ana-anak usia 11-12 tahun bisa mendapatkan dua dosis vaksin HPV dengan pemberian jarak 6 sampai 12 bulan terpisah. 

Vaksin HPV ini sudah dapat diberikan mulai anak usia 9 tahun. Namun, untuk anak-anak yang memulai vaksin HPV setelah ulang tahun ke-15 mereka butuh tiga dosis yang diberikan dengan rentang 6 bulan.

Bagaimana dengan orang dewasa?

Setiap orang yang belum berusia 26 tahun harus segera mendapatkan vaksin ini jika belum mendapatkan sebelumnya.

CDC menyebut vaksin HPV tidak dianjurkan bagi orang yang sudah di atas 26 tahun. Namun, pada beberapa kasus orang dewasa yang berusia 27-45 tahun yang belum divaksinasi juga bisa mendapatkan vaksin ini bila berisiko terkena infeksi kelamin tersebut dan setelah berkonsultasi dengan dokter. 

Vaksinasi HPV untuk orang dewasa memberikan manfaat yang lebih sedikit dibandingkan jika sudah diberikan sejak dini. Karena orang dewasa rentang usia tersebut mungkin sudah terpapar HPV.

Itulah tadi informasi mengenai vaksin kanker serviks yang direncanakan masuk vaksin wajib atas pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Kita tunggu saja kabar terbarunya nanti ya, Ma!

Baca juga:

The Latest