Cara Tepat Menghadapi Orang Manipulatif, Jangan Mudah Minta Maaf!

Ketahui ciri dan cara cerdas menghadapi orang yang kerap lakukan manipulasi

28 Januari 2023

Cara Tepat Menghadapi Orang Manipulatif, Jangan Mudah Minta Maaf
Freepik/yanalya

Tanpa disadari mungkin kita pernah bertemu dengan seseorang yang manipulatif. Orang yang memiliki sifat manipulasi sering kali menyerang mental dan emosi korbannya. Lebih parahnya, sebagian orang tidak sadar jika dirinya sedang dimanipulasi.

“Manipulatif adalah sebuah karakteristik dari seseorang untuk cenderung menggunakan teknik di mana bertujuan mengendalikan orang lain untuk mendapat keuntungan pribadi. Jadi dia menggunakan orang lain untuk keuntungannya sendiri,” kata Allan Fadlansyah selaku Digital Creator dan Agile Coach  dalam sesi TikTok Live bersama Popmama.com, Sabtu (28/1/2023).

Di sekitar kita, mungkin terdapat beberapa orang yang manipulatif, entah itu pasangan, keluarga, rekan kerja, maupun kerabat terdekat. Selain perlu mengetahui cara tepat menghadapi orang manipulatif, kamu juga perlu tahu ciri-ciri seorang manipulator.

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut Popmama.com telah menyiapkan informasi selengkapnya.

Ciri-ciri Orang yang Manipulatif

Ciri-ciri Orang Manipulatif
Freepik/wafebreakmedia

Seorang manipulator memiliki segudang trik untuk membuat orang lain yang menjadi korbannya menyerah pada situasi, dan berujung menuruti keinginannya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda orang yang menipulatif, sebagai berikut:

  • Sering menyalahkan orang dan membuat orang tersebut merasa bersalah.
  • Mereka akan membuat korbannya merasa tidak nyaman.
  • Manipulator tahu tentang kekuatan dan kelemahan korbannya, sehingga dapat memanfaotkannya untuk membuat korban menuruti kemauannya.
  • Sering menghakimi orang lain.
  • Melakukan gaslighting.
  • Suka berbohong dan melebih-lebihkan perkataannya.

1. Jangan telan secara mentah perkataan yang dikatakan manipulator

1. Jangan telan secara mentah perkataan dikatakan manipulator
Dok. Pribadi

Guilt trip atau rasa bersalah kerap muncul dalam suatu hubungan, baik hubungan romantis, persahabatan, profesional, maupun keluarga. Banyak yang tidak menyadari bahwa guilt rip merupakan bentuk manipulasi dan pelecehan psikologis.

Tindakan tersebut dapat menimbulkan rasa bersalah pada korbannya. Lantas, apa yang harus kita lakukan jika seorang manipulator melakukan ‘jurus’ gaslighting untuk membuat korbannya merasa bersalah?

“Orang yang terkena gaslighting biasanya mereka yang mudah insecure atau punya kepercayaan diri rendah. Maka dari itu, kita harus mengetahui diri kita secara mendalam, jadi kita tahu mana yang benar dan mana yang tidak benar. Kalau mendapat perlakuan gaslighting jangan serta merta langsung ditelan mentah-mentah. Kita harus mencari validasi mencari bukti yang ada,” terang Allan Fadlansyah.

Editors' Pick

2. Jangan ragu untuk menolak sesuatu yang kita anggap tidak benar

2. Jangan ragu menolak sesuatu kita anggap tidak benar
Freepik/drobotdean

Ciri lain orang manipulatif adalah mereka kerap melakukan playing victim. Buat yang belum tahu, playing victim adalah sebuah sikap di mana seseorang sengaja menimpakan kesalahan kepada orang lain.

“Ketika seseorang melakukan playing victim terhadap kita. Sudah sepatutnya jangan langsung menelan langsung informasi tersebut dari satu orang. Kita harus mencari tahu juga pandangan dari orang lain biar nggak melihat dari satu sisi aja,” ungkap Allan Fadlansyah.

“Kemudian, kalau orang tersebut meminta bantuan untuk melakukan sesuatu, terkadang kita sebagai manusia suka lupa kalau kita punya opsi untuk bilang nggak. Nggak ada salahnya untuk menolak, apalagi kalau permintaannya itu sudah melawan norma kebenaran,” lanjutnya.

3. Pentingnya mengetahui batasan dengan pasangan manipulatif

3. Penting mengetahui batasan pasangan manipulatif
Freepik/cookie_studio

Mempunyai hubungan yang harmonis dan sehat merupakan dambaan setiap orang. Sayangnya, tidak semua orang dihadapkan pada orang yang tepat.

Ada kalanya, hubungan bisa berubah toxic ketika salah satunya mulai melakukan berbagai bentuk manipulasi. Terkadang, perilaku manipulasi mereka juga disertai kekerasan fisik yang menyakiti korbannya.

“Kalau kita berada dekat dengan orang manipulatif, kita harus punya self boundaries. Self boundaries di sini dapat membantu menentukan batasan sampai mana sebaiknya bicara sama mereka, karena kalau kita melewati batasan bisa menjadi boomerang bagi kita. Ketika pasangan atau keluarga melakukan sesuatu, kita juga harus tahu itu termasuk manipulasi atau nggak,” ucap Allan Fadlansyah.

4. Jangan mudah meminta maaf

4. Jangan mudah meminta maaf
Freepik/nakaridore

Seorang manipulator sangat pandai membalikkan keadaan dan membuat korbannya menjadi sumber masalahnya. Mereka kerap mengklaim dirinya sebagai korban. Tak heran, orang yang menjadi korban manipulatif berpikir untuk lebih baik meminta maaf agar tidak merasa bersalah.

“Kenapa korbannya selalu pengen minta maaf? Karena dia (sang manipulator) sudah pegang kelemahan kamu, ibaratnya dia nodong pistol ke kamu, makanya dengan mudahnya kita lebih memilih untuk minta maaf,” ujar Allan Fadlansyah.

Lebih baik jangan terburu-buru minta maaf ya. Sebab, cara tersebut justru memberikan mereka kendali lebih besar atas dirimu. Apalagi, orang yang manipulatif tidak akan pernah mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas apa pun.

5. Jangan ragu mencari pertolongan kepada orang lain

5. Jangan ragu mencari pertolongan kepada orang lain
Freepik/tirachardz

Tidak ada salahnya untuk mencari pertolongan dari orang terdekat maupun tenaga profesional, seperti psikolog. Datang ke psikolog bukan berarti kita mengalami gangguan jiwa.

Psikolog dapat menengahi dan memberikan solusi tepat kepada kita yang berhadapan dengan seorang manipulator. Selain itu, Psikolog juga dapat mengajari kita bagaimana sebaiknya berkomunikasi yang tepat dan cara mengatasi perilaku orang manipulatif.

“Jangan ragu untuk meminta pertolongan kepada orang lain. Apalagi jika sudah menikah, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi ke psikolog pernikahan untuk mendapat solusi terbaik,” kata Allan Fadlansyah.

Apakah Manipulasi Bisa Menjadi Pertanda Gangguan Mental?

Apakah Manipulasi Bisa Menjadi Pertanda Gangguan Mental
Freepik/jcomp

Manipulasi merupakan perilaku yang muncul sebagai bentuk ketidakpercayaan diri pelakunya. Dari sini, mungkin sebagian dari kamu mulai mempertanyakan apakah manipulasi bisa menjadi tanda dari gangguan kesehatan mental?

“Sebenarnya jawaban ini cukup dalam. Tetapi, secara faktornya manipulative person itu terbentuk dari trigger di masa kecil. Misalnya, pas kecil dia suka dibandingin dengan tetangga atau saudaranya yang lebih unggul darinya. Dari situ, makanya mereka melakukan berbagai cara untuk memenuhi ekspektasi, termasuk bikin orang lain tunduk sama kita,” pungkas Allan Fadlansyah.

Demikian informasi mengenai cara menghadapi orang yang manipulatif. Semoga kita semua bisa terhindar dari orang manipulatif atau diri kita sendiri tidak menjadi seorang manipulator. 

Baca juga: 

The Latest