Pandemi Belum Usai, PB IDI Imbau Masyarakat Waspada Varian Baru

Peningkatan infeksi Covid-19 diduga karena adanya penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

22 Juni 2022

Pandemi Belum Usai, PB IDI Imbau Masyarakat Waspada Varian Baru
Freepik/prostooleh

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia belum kunjung usai. Beberapa pekan terakhir, kasus Covid-19 di Indonesia justru kembali mengalami kenaikan. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap lonjakan kasus.

"Kami meminta kerjasama semua pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat untuk tetap perlu menjalankan berbagai upaya kewaspadaan strategi pencegahan dan sistem pengendalian penularan yang kuat. Penanganan ini tidak bisa dilakukan oleh tenaga medis saja, namun semua pihak secara bersamaan," jelas dr Adib Khumaidi, Ketua Umum PB IDI, dalam media briefing hybrid, Selasa (21/6/2022).

Peningkatan infeksi Covid-19 diduga karena adanya penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Kedua jenis turunan varian Omicron tersebut masuk sebagai Variant of Concern, yang menandakan bahwa dua subvarian itu mudah menular.

Berikut Popmama.com telah siapkan informasi selengkapnya.

1. Omicron BA.4 dan BA.5 terdeteksi pertama kali di Afrika Selatan pada awal tahun 2022

1. Omicron BA.4 BA.5 terdeteksi pertama kali Afrika Selatan awal tahun 2022
Freepik.com/dcstudio

Pandemi masih jauh dari kata selesai. Virus yang kita anggap sudah berkurang justru masih terus membentuk varian baru. Omicron BA.2 masih dominan, namun ada peningkatan kasus BA.4 dan BA.5.

"Omicron BA.2 masih dominan, namun ada peningkatan kasus BA.4 dan BA.5," kata dr Erlina Burhan dari Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI.

Ternyata, peningkatan kasus Covid-19 tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Dr Erlina memaparkan bahwa subvarian BA.4 dan BA.5 pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, yang masing-masing terdeteksi pada Januari dan Febuari 2022.

Kemudian, BA.4 dan BA.5 menjadi varian dominan di negara itu pada Mei 2022 dan tren peningkatan paralel dalam indikator epidemiologi menunjukkan bahwa kedua varian tersebut bertanggung jawab atas lonjakan kasus yang diamati di Afrika Selatan pada April-Mei 2022.

2. Varian BA.4 dan BA.5 dikategorikan sebagai Variant of Concern

2. Varian BA.4 BA.5 dikategorikan sebagai Variant of Concern
Pexels/Anna Shvets

Pada 12 Mei 2022, European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) mengklasifikasi ulang subvarian keturunan Omicron BA.4 dan BA.5 dari Variant of Interest menjadi Variant of Concern.

Subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens melalui GISAID dan berasal dari 58 negara, dengan 5 negara laporan sebagai BA.4 terbanyak, antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, dan Britania Raya

Sedangkan subvarian BA.5 dilaporkan sebanyak 8.687 sekuens dari 63 negara. Ada 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak yaitu Amerika Serikat, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.

Sampai saat ini, tidak ada indikasi perubahan tingkat keparahan untuk BA.4 dan BA.5 jika dibandingkan varian keturunan Omicron sebelunya.

Namun, bukan berarti masyarakat kemudian abai. Pasalnya, risiko gejala bertambah ada pada kelompok lansia, komorbid, belum divaksin, dan anak-anak.

3. Masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat

3. Masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan ketat
Freepik/tonefotografia

Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, memprediksi bahwa puncak masyarakat yang terinfeksi BA.4 dan BA.5 bisa mencapai 20 ribu kasus per hari.

“Jadi kalau puncak Delta dan Omicron di 60 ribu kasus sehari. Kira-kira nanti estimasi berdasarkan data di Afrika Selatan mungkin puncaknya kita di 20 ribu per hari, karena kita pernah sampai 60 ribu paling tinggi kan,” kata Budi Gunadi Sadikin.

Untuk itu, masyarakat direkomendasikan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pemerintah pun bisa kembali memberlakukan beberapa hal di bawah ini: 

  • Pemakaian masker diruang terbuka kembali dianjurkan
  • Aturan PCR negatif untuk pelaku perjalanan kembali diberlakukan (mengingat harga tes semakin murah)
  • Tingkatkan kembali kegiatan Tracing and Testing
  • Lakukan Edukasi masif dan terus menerus tentang upaya pencegahan karena pandemi belum berakhir (di tengah masyarakat yang sudah jenuh dengan pandemi)
  • Menghimbau para pemangku kebijakan seperti gubernur dan bupati melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi booster
  • Laksanakan PHBS

Semoga Mama dan keluarga di rumah sehat selalu ya!

Baca juga:

The Latest