10 Foto Rumah Papa Jerome Polin di Kampung, Jauh dari Kemewahan

Jerome Polin bersama Waseda Boys mengunjungi rumah sederhana Papa Marojohan di kampung halamannya

9 Juli 2023

10 Foto Rumah Papa Jerome Polin Kampung, Jauh dari Kemewahan
Youtube.com/Nihongo Mantappu

Jerome Polin Sijabat, seorang YouTuber asal Indonesia yang terkenal karena menyukai dunia matematika dan berkuliah di Jepang. Ia kini berhasil merintis kariernya hingga sukses bersama kakaknya, Jehian.

Seluruh pencapaiannya tersebut pasti berkat doa dan restu dari kedua orangtua Jerome. Diketahui papa Jerome yang bernama Marojahan Sijabat merupakan seorang pendeta sekaligus motivator.

Profesinya ini yang tidak menutup kemungkinan memacu putranya yaitu Jerome untuk mampu mengukir prestasi dan merintiskan kariernya hingga sukses.

Pada beberapa video terakhir di kanal YouTube Nihonggo Mantappu, terdapat salah satu konten Jerome bersama Waseda Boys mengunjungi kampung halaman papanys di Desa Sigapiton, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Penasaran bagaimana suasana dan rumah masa kecil Papa Marojahan? Nah, kali ini Popmama.com telah merangkumnya dalam 10 foto rumah Papa Jerome Polin di kampung, jauh dari kemewahan. 

Simak foto-fotonya, yuk!

1. Rumah Papa Jerome Polin terdiri dari dua bangunan berbeda

1. Rumah Papa Jerome Polin terdiri dari dua bangunan berbeda
Youtube.com/Nihongo Mantappu

Untuk sampai pada rumah lama Papa Marojohan di Desa Sigapiton, Jerome bersama Waseda Boys harus melewati Danau Toba dengan speedboat. Diketahui desa ini sangatlah terpencil bahkan tidak terdeteksi oleh peta sedari dulu.

Sesampainya di Desa Sigapiton, papa dari Jerome menjelaskan bahwa rumah ini terdiri dari dua bangunan yang berbeda.

Salah satu bagian rumah ini ada yang sudah direnovasi. Namun, untuk bagian rumah sederhana dengan cat biru tersebut adalah rumah aslinya.

2. Rumah yang sudah lama tidak ditempati ini kini menjadi homestay Mantappu

2. Rumah sudah lama tidak ditempati ini kini menjadi homestay Mantappu
Youtube.com/Nihongo Mantappu

Keluarga Papa Marojohan ini terdiri dari sembilan bersaudara, mereka semua telah merantau ke Jakarta pada tahun 1976-1977. Hingga akhirnya rumah tersebut menjadi kosong tak berpenghuni.

Mengetahui hal tersebut, Jerome bersama kakaknya mengambil alih rumah ini menjadi homestay atau penginapan desa Sigapiton.

Pada bagian depan rumah tersebut terpampang jelas tulisan "Mantappu Homestay"

3. Beberapa bagian rumah papa dari Jerome ada yang sudah direnovasi

3. Beberapa bagian rumah papa dari Jerome ada sudah direnovasi
Youtube.com/Nihongo Mantappu

Rumah dengan tembok yang didominasi warna kuning ini telah direnovasi sedemikian rupa dari sebelumnya karena ditujukan menjadi tempat penginapan. Namun untuk mempertahankan keasliannya, pihak Mantappu tidak mengubah rumah yang ada di sebelahnya.

Tampak sangat jelas perbedaannya, antara rumah yang berfondasi semen dan kayu. Sebelum masuk ke dalam rumah, Jerome dan papanya sedikit menjelaskan mengenai kondisi keluarga mereka pada Waseda Boys.

"Opung, papa mamaku melahirkan di rumah, tidak di rumah sakit," jelas papa kepada Waseda Boys. 

Mendengar cerita Papa Marojohan ini, mereka cukup kaget karena dengan jumlah sembilan bersaudara dan tidak dilahirkan di rumah sakit. Rumah ini seolah menjadi saksi sejarah kehidupan keluarga.

4. Ruang tamu rumah yang telah direnovasi menjadi luas

4. Ruang tamu rumah telah direnovasi menjadi luas
Youtube.com/Nihongo Mantappu

Saat memasukin area utama, mereka disuguhkan dengan ruang tamu yang cukup luas. Jerome pun bertanya-tanya kepada papanya apakah memang area ini sudah diperluas atau aslinya seperti ini.

"Nggak ini sudah diperbaiki, dari dulu segini besarnya," jawab Papa Marojohan.

Waseda Boys pun terlihat kagum dengan kebersihan dari area ini. Walau belum ada penghuni yang akan menginap di rumah ini, tetapi kebersihannya tetap terjaga.

Editors' Pick

5. Kamar tidur terdiri dari dua ruangan dengan kasur yang masih baru

5. Kamar tidur terdiri dari dua ruangan kasur masih baru
Youtube.com/Nihongo Mantappu

Di dalam ruang utama terdapat dua ruang kamar tidur yang sudah dilengkapi dengan springbed. 

Pembaruan pada tempat tidur baru ini dilakukan karena rumah tersebut telah dijadikan sebagai homestay. Maka dari itu, pihak Mantappu menyediakan kasur ini untuk membuat nyaman pengunjungnya nanti.

6. Untuk masuk ke bagian bangunan asli rumah terdapat pintu penghubung

6. masuk ke bagian bangunan asli rumah terdapat pintu penghubung
Youtube.com/Nihongo Mantappu

Selanjutnya jika mereka sebelumnya sudah melihat-lihat ruang tamu dan kamar tidur baru, untuk menengok area rumah dengan bangunan asli harus melewai pintu penghubung terlebih dahulu. 

Di depan pintu penghubung ini sudah terlihat jelas kamar mandi dengan gaya aslinya. 

7. Kondisi kamar mandi asli yang digunakan keluarga papa dari Jerome zaman dahulu

7. Kondisi kamar mandi asli digunakan keluarga papa dari Jerome zaman dahulu
Youtube.com/Nihongo Mantappu

Secara lebih jelas, seperti inilah kamar mandi yang dahulu digunakan setiap hari oleh papa dari Marojahan serta keluarga. Tempat untuk menampung air mandinya pun tidak menggunakan ember plastik, tetapi dibentuk dengan semen menjadi bak sederhana.

Gayung dan pintu kayu pada kamar mandi ini memiliki ciri khas dengan nilai tradisional.

8. Masih menggunakan kayu bakar, dapur ini yang digunakan untuk memasak

8. Masih menggunakan kayu bakar, dapur ini digunakan memasak
Youtube.com/Nihongo Mantappu

Di samping kamar mandi, terdapat sedikit sekatan ruangan yang dahulu difungsikan oleh keluarga Papa Marojahan untuk memasak.

Bahkan alat memasaknya pun meski kini sudah disediakan kompor, Papa Marojahan dahulu masih menggunakan kayu bakar untuk memasak.

Mendengarkan hal tersebut Jerome dan kawan-kawannya cukup terkejut. Apalagi saat mengetahui betapa sulitnya ingin memasak karena harus mencari dan menyalakan kayu bakar terlebih dahulu.

9. Kamar tidur asli papa dari Jerome yang tidak menggunakan alas kasur

9. Kamar tidur asli papa dari Jerome tidak menggunakan alas kasur
Youtube.com/Nihongo Mantappu

Inilah tampak asli dari kamar tidur yang digunakan oleh Papa Marojahan semasa ia kecil di desa ini.

Berbanding jauh dengan kamar di rumah sebelumnya, pada kamar ini dahulu Papa Marojahan tidak menggunakan alas tidur berupa kasur, tetapi ia hanya menggunakan tikar.

Luas kamar yang sangat kecil ini digunakan Papa Marojahan bersama dengan saudara-saudaranya untuk berisitirahat. Meskipun kamar tidur ini kecil dan tidak memiliki alat pendingin, mereka sudah merasa cukup dingin karena desa Sigapiton memiliki cuaca yang sejuk. Apalagi desa tersebut dekat dengan Danau Toba.

10. Di samping kamar tidur, terdapat ruangan dengan pondasi kayu yang dahulu menjadi kedai

10. samping kamar tidur, terdapat ruangan pondasi kayu dahulu menjadi kedai
Youtube.com/Nihongo Mantappu

Terakhir, di area samping kamar terdapat ruangan dengan fondasinya yang masih khas dengan kayu-kayu. Papa Marojahan menyampaikan bahwa ruangan ini masih asli bertahan seperti ketika ia masih kecil.

Dahulu area ini digunakan untuk menjadi kedai, jadi di dalam satu rumah sederhana ini terdapat tempat usaha dan tempat tinggal bercampur menjadi satu. 

"Jadi ini dulu adalah kedai, opung di sini jual makanan, minuman, kopi begitu," terang Papa Marojahan pada Waseda Boys.

Nah, itulah beberapa foto rumah papa Jerome Polin di kampung yang jauh dari kemewahan. Terbukti, meskipun tidak datang dari latar belakang keluarga yang berada secara perekonomian, Papa Marojohan berhasil menjadi sosok papa yang memiliki anak sukses.

Semoga hal ini dapat menginspirasi, ya. 

Baca juga:

The Latest