Kenapa Bulu Kucing Rontok? Penyebabnya Bisa Stres

- Penyebab bulu kucing bisa rontok dikarenakan stres, kurang nutrisi, kutu, alergi, ringworm, kehamilan, hingga kondisi kesehatannya yang menurun.
- Kenali gejala kucing yang sering menjilat dan menggaruk secara berlebihan (overgrooming) karena bisa membuat bulu kucing jadi rontok.
- Kucing yang kekurangan asupan nutrisi, seperti protein dan lemak hewani juga dapat membuat bulunya rontok serta merasa lemas.
Kucing yang menjadi salah satu hewan menggemaskan ini terkadang suka membuat pemiliknya cemas. Siapa sangka, hewan dengan tingkah imutnya itu kerap kali mengalami kerontokan pada bulunya.
Tak masalah jika bulu yang rontok itu sedikit. Namun, apa jadinya kalau rontoknya sedikit tapi sering? Kerontokan ini bisa menjadi pemicu tubuh kucing jadi kehilangan bulu alias botak.
Tentunya hal ini membuat Mama bertanya-tanya, apa yang membuat bulu kucing rontok. Untuk mengetahui kenapa bulu kucing rontok, Popmama.com akan membagikannya lewat artikel di bawah ini!
Yuk, cek penyebab bulu kucing rontok!
Deretan Penyebab Bulu Kucing Rontok
1. Stres

Selain manusia, kucing juga bisa merasakan stres, lho. Tanda-tanda kucing mulai stres dengan menjilat dan menggaruk bulunya secara berlebihan. Faktor ini yang bisa membuat bulunya gampang rontok.
Tak hanya itu, tanda lainnya juga berupa perubahan perilaku. Contohnya seperti penurunan nafsu makan atau minum, lebih agresif, atau sering bersembunyi.
Adapun faktor kucing bisa stres dikarenakan pindah ke rumah baru, sehingga kucing merasa tak nyaman. Untuk menghindari hal tersebut, Mama bisa membuat lingkungan untuk kucing tetap tetap tenang dan nyaman.
Berikan waktu adaptasi yang cukup serta perhatian ekstra agar mereka merasa aman. Dengan begitu, kucing bisa terhindar dari overgrooming.
2. Kurang nutrisi

Jika Mama kurang memberikan asupan nutrisi kepada kucing, bulunya bisa mengalami kerontokan. Agar bulunya tetap sehat, Mama bisa memberikan asupan nutrisi yang cukup kepada kucing.
Nutrisi yang baik untuk pertumbuhan bulunya bisa dari protein dan lemak hewani. Mama bisa mendapatkan nutrisi tersebut dari daging ikan, ayam, atau sapi.
Jika kucing dibiarkan memakan makanan rendah kualitas bahkan kotor, bulunya akan terlihat kusam, kering, juga mudah lepas. Selain itu, kucing juga akan terlihat lemas, kurus, dan jarang berinteraksi.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan kebutuhan makan harian kucing terpenuhi dengan menyediakan campuran makanan basah dan kering yang kaya akan protein serta lemak sehat.
3. Kutu

Kerap kali kutu bersemayam di bulu kucing. Hal ini tentu membuat kucing merasa gatal karena gigitannya, sehingga membuat kucing terus-menerus menggaruk bulunya sampai rontok. Kehadiran kutu dapat dideteksi dengan ditandainya bintik-bintik hitam kecil yang bergerak cepat di antara bulu kucing.
Untuk mengatasinya, Mama cukup membersihkannya dengan menggunakan sisir serit kutu, memandikan kucing dengan sampo khusus anti kutu, sampai memberikan obat tetes kutu.
4. Alergi

Alergi terhadap makanan, gigitan serangga, obat-obatan, serbuk sari, hingga debu juga bisa menjadi penyebab bulu kucing rontok. Jika kucing mengalami alergi, gejala yang dialaminya seperti kulit gatal, bulu rontok, diare, dan muntah.
Kalau alerginya makin bermasalah, segera bawa ke dokter hewan. Nantinya, dokter hewan perlu mengidentifikasi pemicunya terlebih dahulu. Setelah penyebabnya diketahui, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai, misalnya dengan meresepkan antihistamin atau antibiotik.
5. Ringworm

Permasalahan penyakit kulit tentunya kerap dijumpai di dunia kucing. Kurap, yang juga dikenal sebagai ringworm, merupakan penyakit kulit yang sering menyerang kucing di berbagai belahan dunia. Kondisi ini muncul akibat infeksi oleh jamur.
Apabila kucing mengalami kurap, Mama bisa melihat ada bulu-bulu yang rontok di tubuhnya. Kurap pada kucing sering terjadi di area kepala, telinga, atau kaki. Bagian bulunya yang rontok itu akan meninggalkan bercak kemerahan dengan lapisan yang berkerak.
Jika Mama mendapati kucing peliharaan sendiri mengidap kurap, segera membawanya ke dokter hewan. Perlu diingat juga bahwa penyakit kurap ini dapat berpindah dan menular ke manusia, sehingga Mama harus ekstra hati-hati.
6. Sedang hamil

Kucing betina yang tengah hamil kerap kali mengalami kerontokan pada bulunya. Itu karena kucing mengalami perubahan hormon sehingga bisa memengaruhi siklus pertumbuhan bulu, membuat sebagian rambut rontok lebih cepat dari biasanya.
Kondisi ini umumnya mulai terlihat ketika usia kehamilan kucing memasuki pertengahan hingga mendekati waktu melahirkan. Selama hamil, energi dan nutrisi dari induk kucing akan banyak diberikan ke pertumbuhan janin. Makanya, kualitas bulunya menurun.
Tapi, tak perlu khawatir, Ma. Perlu diingat kalau kondisi yang dialami kucing hamil ini sifatnya tak permanen dan bulu akan kembali normal usai melahirkan.
7. Kondisi kesehatan menurun

Kondisi kesehatan yang menurun, seperti ketidakseimbangan hormon atau gangguan pada kelenjar tiroid juga menjadi penyebab bulu kucing rontok. Bukan rontok saja, tubuh kucing juga mengalami lemas, hilangnya nafsu makan, hingga berkurangnya berat badan.
Oleh karena itu, jika bulunya semakin rontok tanpa diketahui penyebabnya, Mama disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan pada kucing. Penanganan awal sangat membantu kucing agar penyakit tak makin parah.
Itulah informasi terkait kenapa bulu kucing rontok. Jika Mama punya kucing, coba segera cek apa saja penyebab bulunya rontok lewat artikel ini, ya.



















