Mungkin sebagian dari Mama sudah tahu tentang aktivitas seksual bernama rimming. aktivitas seks yang satu ini pernah menjadi perdebatan di jagad media sosial. Bagi Mama yang belum mengetahui, rimming merupakan salah satu aktivitas seksual yang termasuk dalam seks oral.
Meski aktivitas ini dilakukan dengan cara menjilat anus seseorang untuk kesenangan seksual, namun tetap saja ada saja yang menyukainya. Inilah yang akhirnya membuat rimming jadi aktivitas oral seks yang kontroversial.
Untuk sebagian orang, rimming disebut dapat memberikan sebuah sensasi baru dan menggairahkan dalam aktivitas seksual. Mama juga perlu tahu bahwa aktivitas seksual yang satu ini juga terdapat beragam risiko yang mengintai, lho.
Lantas, apa saja risiko kesehatan yang dapat mengintai dari aktivitas seksual ini? Kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa fakta tentang aktivitas seks oral rimming dari berbagai sumber.
Yuk Ma, cari tahu beberapa faktanya berikut ini!
1. Apa itu rimming?
Pexels/SHVETS production
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, rimming merupakan aktivitas seksual melalui seks oral.
Aktivitas seskual ini merupakan salah satu variasi seks yang biasanya dilakukan oleh pasangan homoseksual (penyuka sesama jenis) dan biseksual (penyuka laki-laki dan perempuan).
Walau begitu, aktivitas seks ini tidak terbatas pada pasangan tersebut saja, tetapi bisa juga dilakukan oleh pasangan heteroseksual. Hal ini dikarenakan rimming dapat menjadi bagian dari foreplay untuk meningkatkan gairah bercinta.
Pada dasarnya, aktivitas anilingus dan rimming merupakan kedua istilah yang memiliki makna yang sama. Adapun sebutan akrab dari anilingus ialah rimming.
Anilingus sendiri berasal dari kata latin 'anus' dan 'lingus', yang merupakan aktivitas seks oral dan anal di mana seseorang memberikan rangsangan pada anus pasangan menggunakan mulut, termasuk bibir, lidah, dan gigi.
Editors' Pick
2. Di berbagai negara maju rimming merupakan hal yang biasa
Pexels/Dainis Graveris
Dikutip dari News24, aktivitas seks oral rimming sebenarnya sudah ada sejak lama dan bukan baru ini, Ma. Aktivitas ini digambarkan sebagai anilingus pada era 1800-an. Anilingus merupakan aktivitas seks yang merangsang area anus melalui lidah.
Orang-orang yang hidup di berbagai negara maju menyebut Rimming adalah hal yang biasa. Alasan ini didasari karena mereka merupakan bagian dari negara dengan keragaman budaya yang sangat besar. Aktivitas ini bahkan menjadi tren di kalangan mereka.
3. Berbagai risiko kesehatan mengintai dari seks oral rimming
Pexels/Andrea Piacquadio
Perlu Mama ketahui, meski aktivitas seksual yang satu ini menjanjikan kesenangan, ternyata ada risiko kesehatan yang mengintai dibaliknya. Risiko kesehatan utama yang mengintai berasal dari kontak oral dengan kotoran manusia.
Adapun penyakit yang bisa ditularkan melalui kontak dengan kotoran meliputi, penyakit bakteri seperti shigellosis (gastoenteritis parah), penyakit virus seperti hepatitis A, hepatitis B, human papilomavirus (penyebab kutil kelamin), dan virus herpes simpleks termasuk parasit usus seperti giardiasis atau bahkan cacing.
Jika memberikan rangsangan oral pada area genital setelah melakukan rimming, aktivitas tersebut akan berpotensi menyebarkan bakteri E.coli ke saluran kencing. Inilah yang pada akhirnya dapat menyebabkan infeksi saluran kencing.
Tak hanya itu saja, rimming juga berpotensi meningkatkan risiko terpapar penyakit menular seks lainnya seperti klamidia dan gonorrhea, lho.
Saat ini, para ahli meyakini bahwa rimming tidak dapat menyebarkan HIV/AIDS. Namun, ada risiko terjadinya kanker tenggorokan akibat melalukan rimming, terutama bila melakukannya dengan banyak orang alias bergonta-ganti pasangan.
4. Membersihkan area anus sebelum rimming tidak akan mengurangi risiko infeksi
Pexels/Karolina Grabowska
Jika Mama berpikir bahwa dengan membersihkan area anus sebelum rimming akan mengurangi risiko, ternyata hal itu salah besar.
Dokter medis dan seksolog, Dr Jireh Serfontein mengatakan, tidak ada bukti secara ilmiah yang membuktikan bahwa mencuci area akan mengurangi risiko.
Dr Jireh menambahkan, seseorang harus menghindari seks oral dalam bentuk apa pun jika memiliki luka, gusi berdarah, atau luka terbuka pada bagian dalam atau sekitar mulut.
Hal tersebut sangat perlu untuk dihindari karena jika tidak dapat meningkatkan risiko terpapar penyakit menular seksual.
5. Menggunakan pelembab gigi hingga mendapat vaksinasi terhadap hepatitis B dan hepatitis A dapat mengurangi risiko infeksi
Pexels/Artem Podrez
Walau tidak ada bukti ilmiah bahwa mencuci area anus dapat mengurangi risiko, Dr Jireh mengatakan ada hal lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi seperti menggunakan pelembab gigi, hingga mendapatkan vaksinasi terhadap hepatitis B dan hepatitis A.
"Tetapi, ada hal lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi seperti menggunakan pelembab gigi, mendapatkan vaksinasi terhadap hepatitis B dan hepatitis A, memastikan bahwa mulut Anda dalam keadaan sehat," kata Dr Jireh.
Cara berikutnya yang juga diyakini dapat mengurangi risiko kesehatan dari rimming ialah dengan menggunakan dental dam. Alat ini merupakan pelindung dari bahan lateks yang tipis dan ditempatkan di atas anus (dapat juga di area vulva) untuk melakukan seks oral.
Alternatif pengganti dental dam adalah menggunakan kondom biasa dengan memotong ujung dan salah satu sisi, kemudian menempatkan kondom tersebut pada anus.
Itulah beberapa fakta yang berhasil dihimpun mengenai aktivitas seks oral rimming. Semoga adanya informasi ini bisa menjadi pengetahuan baru bagi Mama dan pasangan, ya.