Bukan Baby Blues, Waspada Postpartum Anxiety setelah Melahirkan

Serba-serbi kecemasan pasca melahirkan yang harus Mama ketahui

12 Agustus 2023

Bukan Baby Blues, Waspada Postpartum Anxiety setelah Melahirkan
Freepik/freepik

Jika Mama sudah sering mendengar istilah baby blues atau depresi postpartum (postpartum psikosis), ini merupakan kondisi gangguan mental pasca melahirkan. Salah satu yang juga kerap dialami ibu setelah melahirkan adalah Postpartum anxiety atau kecemasan pascapersalinan.

Dilansir dari Parents, gangguan kecemasan pascapersalinan ini masih ada hubungannya denga Postpartum depression  (PPD) yang mempengaruhi sekitar 10 persen Mama baru, menurut American Pregnancy Association. Tanda-tandanya adalah kekhawatiran yang berlebihan, pikiran yang berkecamuk, dan perasaan takut.

"Beberapa kekhawatiran bersifat adaptif. Kecemasan adalah respons alami untuk melindungi bayi, dan seringkali itu diekspresikan dengan kewaspadaan dan kewaspadaan yang berlebihan," kata Margaret Howard, Ph.D., direktur depresi pascapersalinan di Day Hospital at Women & Infants ' di Providensia.

Lalu, apa itu postpartum anxiety dan apa penyebabnya? Apakah kondisi ini bisa dicegah dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, cari tahu jawabannya dalam rangkuman Popmama.com mengenai serba-serbi postpartum anxiety berikut ini!

Apa Itu Postpartum Anxiety?

Apa Itu Postpartum Anxiety
Freepik/cookie_studio

Anxiety atau kecemasan sendiri memang merupakan respon naluriah seseorang untuk melindungi hal yang dipedulikannya. Dalam konteks ini, setiap ibu memang memiliki respon naluriah untuk melindungi bayinya dan hal ini seringkali tersalurkan dalam bentuk kekhawatiran atau waspada berlebih.

Ketika kekhawatiran Mama mulai irasional dan tak terkendali, itu berarti Mama sudah mengalami postpartum anxiety (PPA). Berbeda dengan depresi postpartum yang umumnya meninggalkan rasa sedih atau ketidaktertarikan ekstrim terhadap bayi, PPA secara umum meninggalkan perasaan khawatir terus-menerus. Mama yang mengalami PPA kehilangan kemampuan untuk tenang dan menyeimbangkan antara pikiran dan realita.

PPA juga kerap disebut sebagai gangguan yang tersembunyi karena memang seringkali diabaikan dan tidak teridentifikasi, lho. Padahal, kondisi ini bisa menjadi tahap awal menuju depresi postpartum.

Editors' Pick

Apakah Kondisi Postpartum Anxiety Berbahaya?

Apakah Kondisi Postpartum Anxiety Berbahaya
Freepik/Katemangostar

PPA sangat berbeda dengan kondisi baby blues yang umumnya bertahan selama dua minggu saja. Salah satu alasan Mama perlu waspada dengan kondisi yang satu ini adalah karena PPA dapat bertahan tanpa batas waktu dan tidak dapat hilang dengan sendirinya.

Kondisi ini mungkin dapat membaik namun tidak akan betul-betul tuntas tanpa penanganan serius. Jika dibiarkan begitu saja, Postpartum Anxiety berpotensi termanifestasi dalam bentuk gangguan mental yang lebih parah dan bersifat jangka panjang seperti depresi.

Postpartum Anxiety sering diakibatkan oleh berbagai pemicu, kata para ahli. "Ada perubahan hormonal yang besar tingkat estrogen dan progesteron meningkat 10 hingga 100 kali lipat selama kehamilan, kemudian turun menjadi nol pada dasarnya dalam 24 jam setelah melahirkan," jelas Elizabeth Fitelson, MD, direktur Program Wanita di Columbia. Departemen Psikiatri Universitas, dilansir dari Parents.

Di hari-hari berikutnya, Mama menghadapi kurang tidur, perubahan dalam hubungan, serta tanggung jawab baru, termasuk perawatan bayi yang baru lahir sepanjang waktu. Sementara setiap ibu baru dapat mengembangkan Postpartum Anxiety, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko, seperti:

  • Riwayat kecemasan pribadi atau keluarga
  • Pengalaman sebelumnya dengan depresi
  • Gejala PMS tertentu (seperti merasa menangis atau gelisah)
  • Gangguan Makan
  • Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
  • Terlebih lagi, perempuan yang mengalami keguguran atau lahir mati lebih rentan terhadap kecemasan dan depresi pascapersalinan dibanding dengan persalinan yang sehat, menurut sebuah penelitian oleh University of Rochester di New York. Kondisi ini muncul karena mereka sangat khawatir akan terjadi kesalahan.

Apa Saja Gejala Postpartum Anxiety?

Apa Saja Gejala Postpartum Anxiety
Freepik/wayhomestudio

Menurut penelitian, 25-35 persen kasus PPA terjadi bahkan sedari waktu hamil. Namun mayoritas perempuan merasakan gejalanya segera setelah melahirkan hingga 1 tahun pertama usia bayi. Selain bawaan kondisi tubuh yang terus-menerus merasa lelah, berikut beberapa gejala PPA yang perlu Mama waspadai:

  • Perasaan ngeri dan paranoid
  • Perubahan pola makan dan tidur secara drastis
  • Khawatir berlebih
  • Sakit kepala
  • Derasnya pikiran menakutkan yang datang
  • Mual
  • Demam
  • Sulit berkonsenterasi
  • Detak jantung cepat tanpa sebab

Apa Saja Faktor Penyebab Postpartum Anxiety?

Apa Saja Faktor Penyebab Postpartum Anxiety
Freepik/yanalya

Meski pemicu utama kondisi ini adalah perubahan hormon tubuh selama kehamilan hingga melahirkan dan stress tingkat tinggi, ada beberapa kondisi perempuan yang setelah diteliti menyebabkannya lebih rentan mengalami PPA. Kondisi tersebut di antaranya adalah:

  • Memiliki riwayat depresi
  • Pernah keguguran atau mengalami stillbirth
  • Datang dari keluarga yang memiliki riwayat gangguan kecemasan
  • Memiliki gangguan makan
  • Bergolongan darah A
  • Memiliki kepribadian yang sensitif dan mudah cemas
  • Memiliki obsessive-compulsive disorder (OCD)

Bagaimana Cara Mencegah dan Mengatasi Postpartum Anxiety?

Bagaimana Cara Mencegah Mengatasi Postpartum Anxiety
Freepik/jcomp

Dalam upaya pencegahan, Mama disarankan untuk melatih pengaturan nafas dan kesadaran diri atau mindfulness sejak awal masa kehamilan dan rajin melakukan kegiatan relaksasi seperti yoga, meditasi, berendam, dan pijat khusus ibu hamil.

Agar kekhawatiran tidak menumpuk dan memenuhi kepala Mama, latih diri untuk menyalurkan pikiran dalam bentuk tulisan jurnal khusus atau menceritakan kekhawatiran pada orang terdekat yang dipercaya.

Lalu jika Mama sudah terdiagnosa mengalami PPA, sangat disarankan untuk segera melakukan terapi prilaku kognitif dengan psikolog ahli sembari rutin melakukan meditasi dan olahraga aerobik. Jika kondisi Mama sudah dalam taraf lebih serius, dokter mungkin akan memberikan obat penenang.

Perlu diingat bahwa gangguan mental tidak kalah penting untuk ditangani dibandingkan gangguan fisik. Jika Mama mulai menyadari gejala-gejala di atas, segera ambil tindakan mencari pertolongan agar kondisi tidak berlarut dan membahayakan diri, bayi, serta orang sekitar. Semoga informasi mengenai apa itu postpartum anxiety dan apa penyebabnya ini visa bermanfaat ya, Ma.

Baca juga:

The Latest