- Tingkat 1
Berapa Banyak Jahitan Persalinan Normal? Ini Penjelasannya!
Intinya sih...
- Robekan pada vagina dan perineum bisa menyebabkan perdarahan setelah melahirkan
- Jumlah jahitan tergantung tingkat robekan
- Ketahui cara merawat jahitan pasca melahirkan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)
Persalinan normal identik dengan proses yang alami dan minim intervensi medis. Namun, pada beberapa kasus, Mama tetap memerlukan jahitan setelah melahirkan secara normal.
Jahitan ini biasanya diberikan untuk menutup robekan pada area perineum, yaitu jaringan antara vagina dan anus yang bisa terjadi secara alami atau akibat episiotomi.
Jumlah jahitan yang dibutuhkan setiap Mama pasca melahirkan normal dapat berbeda-beda, tergantung tingkat keparahan luka dan kondisi jaringan.
Itu sebabnya, tidak mengherankan jika banyak perempuan di luar sana yang bertanya-tanya sebenarnya berapa banyak jahitan persalinan normal? Untuk memahaminya lebih lanjut, simak ulasannya telah Popmama.com siapkan.
Alasan Perlu Jahitan setelah Melahirkan Normal
Saat proses persalinan berlangsung, Mama akan mengejan dengan kuat untuk membuka jalan lahir agar bayi bisa keluar. Tekanan besar yang terjadi saat mengejan ini bisa menyebabkan robekan pada vagina dan perineum.
Robekan tersebut bisa memicu perdarahan setelah melahirkan. Untuk mengatasinya, tenaga medis akan menjahit kembali jaringan yang sobek agar pulih seperti semula.
Selain robekan yang terjadi secara alami akibat dorongan saat melahirkan, jahitan juga bisa dilakukan jika Mama menjalani prosedur episiotomi. Ini adalah tindakan medis berupa sayatan kecil di area perineum dan vagina untuk memudahkan proses keluarnya bayi.
Episiotomi biasanya dilakukan pada kondisi tertentu, seperti Mama yang memiliki penyakit serius berupa gangguan jantung, proses persalinan yang berlangsung lama, hingga posisi bayi yang sungsang.
Tidak Semua Persalinan Normal Memerlukan Jahitan
Mengutip dari laman NHS UK, tidak semua Mama yang melahirkan secara normal akan mendapatkan jahitan. Jika jaringan perineum cukup lentur dan bayi lahir tanpa menyebabkan robekan, maka jahitan bisa saja tidak diperlukan sama sekali.
Kemampuan perineum untuk meregang juga bisa dipengaruhi oleh posisi saat mengejan, teknik pernapasan, serta latihan perineum selama kehamilan.
Namun, dalam praktiknya, robekan ringan sering terjadi terutama pada Mama yang baru pertama kali melahirkan. Sekitar 9 dari 10 Mama akan mengalami robekan ringan saat persalinan pertama mereka dan sebagian besar membutuhkan beberapa jahitan untuk membantu proses penyembuhan.
Tingkat Robekan Vagina Setelah Melahirkan
Tingkat robekan pada vagina dan perineum setelah proses persalinan terbagi berdasarkan kedalaman dan luasnya luka, sebagai berikut:
Robekan ringan yang hanya mengenai lapisan kulit dan jaringan permukaan di sekitar vagina, tanpa mengenai otot. Biasanya luka ini kecil dan bisa sembuh tanpa perlu dijahit.
- Tingkat 2
Robekan terjadi lebih dalam, dapat mencakup kulit, jaringan sekitar vagina, dan otot perineum. Luka jenis ini umumnya memerlukan penjahitan bertahap dan membutuhkan waktu beberapa minggu untuk pemulihan sempurna.
- Tingkat 3
Robekan serius yang meliputi kulit, otot perineum, hingga otot di sekitar anus. Penanganannya harus dilakukan di ruang operasi. Dalam beberapa kasus, robekan ini dapat menyebabkan komplikasi seperti kesulitan mengontrol buang air besar (inkontinensia tinja) dan rasa nyeri saat berhubungan seksual.
- Tingkat 4
Robekan ini terbilang paling parah karena menjalar lebih dalam dari otot anus hingga mencapai usus. Proses jahitan juga harus dilakukan melalui tindakan bedah. Seperti pada tingkat 3, luka ini berpotensi menimbulkan komplikasi meski sudah dijahit, termasuk inkontinensia tinja dan nyeri berkepanjangan yang bisa berlangsung selama beberapa bulan.
Sebagian besar Mama yang melahirkan secara normal akan mengalami robekan tingkat 1 atau 2. Hanya sebagian kecil yang mengalami robekan tingkat 3 dan 4.
Jumlah Jahitan Tergantung Tingkat Robekan
Mengutip dari Cleveland Clinic, jumlah jahitan tidak selalu dihitung per helai benang, melainkan berdasarkan tingkat keparahan robekan. Ada empat derajat robekan perineum, antara lain:
- Derajat 1: Hanya mengenai kulit, sehingga bisa sembuh sendiri atau memerlukan sedikit jahitan.
- Derajat 2: Melibatkan otot perineum, sehingga hampir selalu perlu dijahit.
- Derajat 3 dan 4: Menjangkau otot anus dan rektum. Kondisi ini memerlukan tindakan jahit lebih banyak dan dilakukan oleh dokter ahli.
Biasanya, robekan derajat 2 bisa memerlukan antara 3-10 jahitan tergantung luasnya luka, sedangkan robekan derajat 3-4 membutuhkan jahitan internal yang lebih kompleks.
Cara Merawat Jahitan setelah Melahirkan Normal
Untuk mendukung proses pemulihan dan merawat luka jahitan dengan baik, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Saat hendak duduk, lakukan secara perlahan dan gunakan bantal berbentuk donat untuk menopang tubuh agar tekanan pada area luka bisa diminimalkan.
- Hindari mengangkat benda berat atau mengejan selama beberapa hari setelah proses penjahitan.
- Untuk meredakan rasa nyeri dan gatal di area luka, kompres bagian tersebut menggunakan es batu yang dibungkus kain bersih.
- Setelah buang air kecil atau besar, bersihkan area luka jahitan dan pastikan mengeringkannya dengan lembut.
- Gantilah pembalut pasca persalinan secara rutin, serta cuci tangan sebelum dan sesudah memasangnya agar terhindar dari infeksi.
- Lakukan senam Kegel secara teratur untuk membantu memperkuat otot dasar panggul dan mempercepat pemulihan luka.
- Konsumsi makanan tinggi serat dan perbanyak minum air putih agar buang air besar menjadi lebih lancar, sehingga tidak memberi tekanan tambahan pada area luka perineum.
Nah, itu dia penjelasan mengenai berapa banyak jahitan persalinan normal. Semoga bisa menjadi ilmu baru bagi para Mama ya.
