Bisa Bikin Stres, 5 Tekanan Sosial Ini Sering Terjadi Pasca Persalinan

Faktor stres pasca persalinan justru bisa diakibatkan dari berbagai tekanan sosial

9 September 2018

Bisa Bikin Stres, 5 Tekanan Sosial Ini Sering Terjadi Pasca Persalinan
Unsplash/Joshua Rawson-Harris

Stres pasca persalinan seringkali dialami oleh para perempuan usia berhasil melahirkan buah hatinya, salah satunya bentuk tubuh. 

Padahal perlu diingat kalau ada harga yang harus dibayar mahal saat melahirkan si Kecil. Namun, di sisi lain ada beragam tekanan sosial di lingkungan sekitar setelah Mama berhasil melahirkan. Banyak yang terlihat biasa saja menjadi salah dihadapan mereka. 

Berikut beberapa tekanan sosial yang seringkali dihadapi pasca melahirkan. 

1. Disalahkan karena melahirkan secara caesar

1. Disalahkan karena melahirkan secara caesar
Unsplash.com/Alex Hockett

Terkadang kata-kata yang keluar dari mulut bisa saja menyakitkan orang lain. Apalagi kalau sudah membedakan perjuangan mengenai proses persalinan normal atau caesar.    

Sebagian orang seringkali memandang persalinan caesar sebagai persalinan yang instan tanpa membutuhkan perjuangan panjang. Bahkan ada juga yang berpendapatkan kalau belum bisa dikatakan sebagai perempuan sesungguhnya, jika belum merasakan melahirkan secara normal. 

Padahal kedua proses persalinan ini memiliki perjuangannya masing-masing terlepas dari cara atau proses yang dipilihnya. Menanggapi permasalahan ini perlu diingat kalau dengan proses persalinan caesar pun, seorang ibu juga sudah bisa dikatakan ibu yang sempurna. 

Persalinan normal atau caesar hanya berbeda caranya saja, namun tujuannya sama-sama mulia yaitu ingin membesarkan anak yang berguna untuk keluarga dan bangsa. 

Untuk yang melakukan persalinan secara caesar, Mama bisa memilih menutup telinga dan tidak perlu mendengarkan perkataan orang lain. Ingat juga kalau Mama itu sempurna bagaimana pun proses persalinan yang pernah dijalani. 

Editors' Pick

2. Mendapatkan body shaming

2. Mendapatkan body shaming
Unsplash/Eye for Ebony

Namanya juga ibu hamil pasti kondisi berat badan akan naik karena membutuhkan banyak asupan gizi. Saat proses persalinan selesai pun, kondisi berat badan tidak akan mudah begitu saja turun. 

Padahal butuh waktu yang tidak sebentar untuk menurunkan berat badan setelah berhasil melakukan persalinan. 

Beberapa artis juga banyak yang pernah mengalami body shaming lewat media sosial setelah melahirkan si Kecil, seperti Marrisa Nasution, Nagita Slavina, Putri Titian, Audy Item, Celine Evangelista. Apalagi banyak warganet di media sosial seringkali asal berkomentar tanpa memikirkan perasaan orang lain. 

Kalau sudah begini, Mama tidak perlu memasukkan kata-kata yang diucapkan orang lain ke dalam hati. Menanggapi mereka hanya justru membuat Mama sakit hati. 

Ada baiknya untuk fokus mengurus si Kecil, lalu sempatkan diri untuk rileks dengan melakukan olahraga ringan. Selain bagus untuk kesehatan fisik, berolahraga juga akan membantu pikiran menjadi lebih tenang daripada terlalu banyak memikirkan perkataan orang di luar sana. 

Satu lagi yang perlu diingat yaitu bangga dengan tubuh sendiri setelah melahirkan itu penting ya, Ma. Perubahan bentuk tubuh ini terjadi demi sebuah pengorbanan. 

3. Menghina kondisi bayi

3. Menghina kondisi bayi
Unsplash/Luma Pimentel

Mungkin terlalu bahagia karena mendapatkan anggota baru di dalam keluarga membuat Mama jadi sering mengunggah foto atau video si Kecil ke media sosial. Padahal hal ini justru membuat beberapa orang yang menjadi followers di media sosial merasa terganggu bahkan ikut berkomentar. 

Beberapa orang justru usil dan berusaha mengomentari kondisi fisik atau mental yang dimiliki si Kecil. 

Menghina si Kecil yang sudah berhasil dilahirkan pasti akan menyakitkan perasaan orangtua. Belum lagi kalau memang benar-benar ada kecacatan fisik atau mental yang terjadi pada si Kecil. 

Ini seolah bisa menjadi beban tersendiri dan bisa membuat Mama menjadi stres setelah banyak orang berusaha menghina kondisi si Kecil. Untuk mencegah hal ini, sebisa mungkin Mama tidak perlu terlalu banyak mengunggah foto atau video si Kecil ke media sosial. Cukup disimpan di galeri handphone saja. 

Jika sesekali ingin mengunggah pun harus dipikirkan terlebih dahulu. Usahakan untuk tidak terlalu sering dan lebih selektif dalam memilih foto atau video yang ingin dibagikan ke media sosial. 

4. Dianggap tidak ada kemiripan antara bayi dengan orangtuanya

4. Dianggap tidak ada kemiripan antara bayi orangtuanya
Unsplash/Echo Grid

Untuk beberapa orang terkadang ada saja yang mempermasalahkan ketidakmiripan si Kecil dengan orangtuanya. Seolah ini menjadi salah satu masalah terbesar bagi hidup mereka. 

Padahal berdasarkan penelitian yang dilakukan seorang ahli genetika dan lingkungan bernama Alexandra Alvergne dalam terbitan Jurnal Evolution & Human Behavior tahun 2007, dirinya menyatakan jika bentuk wajah si Kecil akan terus berubah-ubah dalam tiga hari pertama kehidupannya

Mama tidak perlu khawatir dengan kondisi ketidakmiripan ini, semakin hari si Kecil akan mengalami pertumbuhan. Ditunggu saja sampai daun telinga, mata, hidung, mulut dan wajah si Kecil bisa mirip kedua orangtuanya. 

5. Disalahkan karena ASI yang tidak keluar

5. Disalahkan karena ASI tidak keluar
Freepik/Prakasit Khuansuwan

Pernah mendapatkan tekanan sosial karena ASI Mama tidak kunjung keluar?

Terkadang masalah ASI yang tidak keluar bisa terjadi akibat berbagai faktor. Mama harus bisa tetap memperhatikan kondisi fisik dan psikis, pola gaya hidup yang tidak sehat bahkan memilih pil KB yang kurang tepat. Bahkan kondisi stres juga bisa menyebabkan ASI tidak keluar sepenuhnya. 

Untuk mengatasi stres, Mama seharusnya bisa mempergunakan waktu dengan membekali diri terhadap berbagai informasi mengenai cara memperlancar ASI. 

Selain itu dalam meningkatkan produksi ASI yang kurang, Mama bisa memakan sayur-sayuran seperti daun katuk, bayam, pare, labu, wortel. Sayuran ini terbukti ampuh melancarkan sekaligus menjaga kualitas ASI yang akan dikonsumsi si Kecil. 

Tetap semangat ya, Ma!

The Latest