Perempuan Ini 5 Kali Keguguran, Sahabatnya Rela Jadi Surrogate Mother
Inilah kisah persahabatan yang paling tulus, rela membatu sahabat sampai melahirkan anak untuknya
24 Mei 2018

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beruntung dan bersyukurlah bagi Mama yang tak perlu menunggu waktu lama untuk memiliki buah hati setelah menikah. Pasalnya, tidak semua pasangan suami istri bisa diberi kesempatan untuk hamil dalam waktu yang singkat. Ada yang harus menunggu 2 atau 3 tahun, bahkan hingga 10 tahun lamanya.
Seperti yang terjadi pada pasangan asal California, Katelin Buchanan dan suaminya. Bertahun-tahun lamanya mereka berusaha dan terus menanti kehadiran sang buah hati.
Katelin dan suaminya sudah melakukan berbagai cara serta program untuk kehamilan selama hampir 3,5 tahun lamanya. Namun, semua usaha termasuk program IVF yang sempat mereka jalankan belum ada yang berhasil. Katelin bahkan sempat mengalami 5 kali keguguran.
Hal itu sunggu melelahkan bagi mereka.
Setelah hampir menyerah, akhirnya Tuhan menjawab doa mereka. Impian mereka akhirnya terwujud melalui bantuan dari sahabat Katelin sejak kecil.
Berbagai Usaha Dilakukan Demi Kehadiran Sang Buah Hati
Katelin dan suaminya, Patrick, mulai berusaha melakukan program kehamilan sejak September 2013 lalu. Setelah mencoba hamil alami selama beberapa bulan tanpa hasil, pasangan itu mulai berkonsultasi ke klinik kesuburan setempat.
Di sana, mereka memulai prosedur intrauterine insemination (IUI) atau inseminasi, dengan menempatkan sperma di dalam rahim melalui sebuah prosedur untuk mempermudah terjadinya pembuahan.
Prosedur inseminasi ini dapat meningkatkan jumlah sperma yang bisa mencapai saluran tuba sehingga kemungkinan terjadinya pembuahan pun juga meningkat.
Namun setelah 3 kali mencoba program ini pun, keberuntungan masih belum berpihak pada perempuan berusia 33 tahun itu. Tanda kehamilan masih belum juga muncul. Tetapi hal itu tidak membuat mereka putus asa. Katelin dan suami memutuskan untuk mencoba program kesuburan lainnya, yaitu program bayi tabung atau IVF, dengan harapan mendapat peluang keberhasilan yang lebih besar.
Editors' Pick
Mencoba Program IVF Lebih dari Satu Kali
Dalam proses IVF, telur akan dibuahi oleh sperma dalam sebuah tabung khusus di laboratorium sebelum akhirnya ditanamkan ke uterus atau rahim. Namun, program ini ternyata tidak langsung berhasil.
Pada percobaan pertama, Katelin sempat berhasil mengalami kehamilan. Tetapi, ia mengalami keguguran di usia kehamilan yang sangat awal, yaitu terjadi sebelum minggu kelima kehamilan.
Hal ini memang berisiko pada 75 persen dari semua kehamilan karena sebagian besar perempuan kerap tidak menyadari bahwa mereka telah hamil di usia yang sangat awal.
Percobaan kedua IVF, Katelin mengalami keguguran di usia kehamilan 9 minggu. Mereka menemukan bahwa bayi di dalam kandungan Katelin menderita Down Syndrome, yang meningkatkan risiko keguguran sebesar 50 persen pada trimester pertama.
Sementara itu, percobaan IVF yang ketiga Katelin menghasilkan kehamilan ektopik, di mana sel telur tertanam dan tumbuh di luar rongga uterus.
Hingga akhirnya pada percobaan keempat, kehamilan Katelin berkembang menjadi kehamilan anembrionik atau kehamilan kosong, di mana sel telur yang dibuahi tertanam di rahim, tetapi tidak berkembang menjadi embrio. Ini menjadi keguguran kelima bagi Katelin.