Cerita Haru Dhini Aminarti yang Menikah 11 Tahun dan Belum Punya Anak

Dalam video singkat yang dibagikan itu, perempuan kelahiran 1983 ini menceritakan penting sekali bagi pasangan untuk sadar dan memeriksakan kesuburan mereka bahkan dari sebelum menikah.

Sebab, dari sana pasangan bisa melihat faktor-faktor risiko yang mungkin bisa terjadi soal kesuburan dan organ reprosduksi mereka. 

"Sangat penting sekali untuk kita sadar dan datang ke dokter bukan di saat menikah. Akhirnya malah nanti ada penyesalan. Jadi kalau buat aku di saat sebelum menikah, kita sudah mulai benar-benar konsultasi dengan dokter," ujar Dhini Aminarti.

Pertanyaan 'kapan punya anak?' bagi setiap pasangan menikah menjadi hal yang sensitif diutarakan. Apalagi jika pertanyaan itu ditujukan untuk mereka yang sebenarnya sudah berusaha dari awal dan mencoba berbagai macam hal untuk bisa mendapatkan anak. 

Dhini Aminarti salah satunya. Meski ia tak gampang tersinggung dengan hal itu, Dhini menyebut dirinya bahkan sudah sadar soal kesehatan organ reproduksi dan kesuburan ini. 

"Proses aku sebelum menikah pun aku sudah sering datang ke dokter kandungan," tutur Dhini dalam videonya.

Ia menuliskan caption kalau faktor ketidaksuburan tidak hanya dari pihak perempuan atau laki-laki saja. Sebab, memang ada kalanya ada faktor X yang tidak bisa dijawab.

Dhini mengungkapkan, ketika kedua pasangan dalam keadaan yang baik dan sehat organ reproduksinya faktor X ini yang menjadi penentu. Ini dinamakan ketidaksuburan idiopatik atau unexplained infertility.

"Tahukah Ayah Bunda? Ketidaksuburan belum tentu penyebabnya adalah perempuan, belum tentu juga penyebabnya berasal dari pria. Ada juga yang dinamakan ketidaksuburan idiopatik atau unexplained infertility. Ketika semua baik-baik saja namun memang belum waktunya untuk menimang sang buah hati," jelas Dhini.

Bagi Dhini Aminarti menjalani proses pernikahan bukanlah hal yang mudah. Sebab menyatukan dua kepala dengan pendapat berbeda bisa sering sekali menimbulkan konflik rumah tangga.

Dhini dan suami jika berbicara soal mendapatkan momongan, tak mau saling menyalahkan soal keadaan masing-masing. Sebab, bagi Dhini ketika sudah berkomitmen dalam pernikahan yang selanjutnya harus dijalani adalah untuk menikmati prosesnya.

"Menyatukan dua kepala menjadi satu itu susah. Tapi ya sudah itu pilihan aku dan sudah menjadi tanggung jawab aku karena aku memilih dia. Yaudah harus dijalani dan harus dinikmati prosesnya," jelas Dhini.

Dalam unggahan itu, Dhini menyemangati setiap pasangan yang masih berjuang mendapatkan garis dua. Bahwa unexplained infertility ini hanya masalah waktu sehingga jangan menyerah untuk terus berusaha.

"Jangan menyerah ya, mungkin bukan sekarang waktunya. Mungkin saja esok hari, mungkin di waktu lain yang tepat. Tugas kita hanyalah tetap bersemangat dan terus," jelas Dhini.

Sebenarnya apa itu ketidaksuburan idiopatik atau unexplained infertility?

Infertilitas idiopatik adalah bentuk infertilitas yang setelah pemeriksaan lengkap kedua pasangan dinyatakan normal dan ditangani selama 2 tahun tidak juga berhasil hamil.

Ketidaksuburan idiopatik ini terjadi setidaknya pada 10 persen pasangan dengan gangguan kesuburan.

Dapat dinyatakan infertilitas idiopatik atau unexplained, yaitu ketika pasangan sudah melakukan pemeriksaan lengkap seperti pemeriksaan analisis semen, penilaian fungsi ovulasi, dan uji patensi tuba dinyatakan normal, tetapi tetap belum hamil. 

Meski penyebabnya tidak diketahui, bukan berarti pasangan dengan unexplained infertility tidak bisa hamil. Sebab, tingkat kehamilan secara spontan pada pasangan ini lebih tinggi daripada pasangan dengan masalah ketidaksuburan lain. 

Itulah tadi cerita Dhini Aminarti yang menikah 11 tahun belum punya anak dan sangat mengharukan. Kita terus menyemangati pasangan-pasangan yang berjuang untuk mendapatkan garis dua. Termasuk untuk Mama Dhini dan Papa Dimas.