Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Hamil Kembar Dianggap Tidak Normal, Kenapa? Ini Kata Dokter

Freepik/wirestock
Freepik/wirestock

Banyak orangtua di luar sana yang bermimpi untuk mempunyai anak kembar. Namun, perlu Mama ketahui bahwa hamil anak kembar tidak semudah yang dibayangkan karena memerlukan perhatian secara ekstra.

Terlepas dari itu semua, faktanya kehamilan kembar bukan sebuah keadaan yang normal. Hal ini dikarenakan pada dasarnya janin seorang Mama didesain hanya untuk memuat satu bayi. Tentu keberadaan dua atau bahkan tiga bayi di dalam janin dapat meningkatkan berbagai risiko terkena komplikasi kehamilan.

"Kehamilan kembar bukan keadaan yang normal. Hamil kembar itu berisiko tinggi karena perjuangannya luar biasa. Lebih banyak komplikasi yang mengintai ibu dengan kehamilan kembar," kata Dokter Novan Satya Pamungkas, Sp. O. G, Subsp. KFM, dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis kedokteran fetomaternal yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya saat acara 'Media Discussion: Mengenal Kehamilam Risiko Tinggi', Selasa (20/2/2024).

Untuk informasi selengkapnya, berikut Popmama.com siap membahas penjelasan lanjut dari Dokter Obgyn terkait hamil kembar dianggap tidak normal

1. Ibu hamil kembar risiko terkena anemia lebih tinggi

Freepik/our-team
Freepik/our-team

Keberadaan dua bayi yang dikandung membuat seorang ibu hamil memerlukan kebutuhan gizi secara ekstra. Sebut saja seperti kebutuhan zat besi yang meningkat membuat risiko anemia pada ibu hamil kembar lebih tinggi dibanding ibu hamil tunggal. 

"Dengan ada dua bayi, kebutuhan zat besi juga turut meningkat, sehingga kejadian anemia jauh lebih tinggi dibanding ibu hamil tunggal," ucap Dokter Novan.

Tak sampai di situ, mual muntah yang dialami ibu hamil kembar juga akan berlangsung ekstra.

Dokter Novan lebih lanjut menjelaskan bahwa mual muntah ibu hamil kembar itu juga terasanya double atau lebih berat karena hormon hamilnya juga ekstra.

2. Berisiko tinggi terkena preeklamsia yang membahayakan Mama dan janin

Freepik/prostooleh
Freepik/prostooleh

Kehamilan ganda dapat meningkatkan risiko preeklamsia, yakni suatu kondisi tekanan darah tinggi yang dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil dan bayi yang tengah di kandungnya.

"Risiko preeklamsia hamil kembar lebih besar. Ibu hamil kembar itu berarti ada double plasenta, makanya risiko preeklampsia meningkat," ungkap Dokter Novan.

3. Risiko ketuban pecah lebih tinggi sehingga berujung melahirkan prematur

freepik/yanalya
freepik/yanalya

Kehamilan kembar memiliki risiko lebih tinggi untuk kelahiran prematur. Dokter Novan menjelaskan bahwa hamil anak kembar dapat memicu terjadinya risiko ketuban pecah lebih awal.

Ketuban yang pecah dapat terjadi karena berbagai faktor, salah satunya adalah karena kehamilan kembar memberi tekanan yang lebih besar pada rahim. Sehingga, dapat memengaruhi ketebalan dan kekuatan dinding rahim yang meningkatkan risiko ketuban pecah.

"Ibu hamil kembar lebih berisiko mengalami air ketuban pecah, sehingga berujung melahirkan secara prematur," jelas Dokter Novan.

4. Meningkatkan risiko bayi cacat bawaan lahir

freepik/pvproductions
freepik/pvproductions

Kehamilan kembar dapat meningkatkan risiko cacat bawaan lahir. Hal ini berkaitan dengan persalinan prematur yang mana bayi prematur memiliki peluang lebih besar untuk mengalami cacat bawaan lahir.

"Kehamilan kembar ini juga meningkatkan risiko cacat bawaan lahir, ini ada kaitannya dengan prematur. Karena bayi ini dia tumbuhnya tumpuk-tumpukan, maka sering kali terjadi posisinya sulit untuk kepala janin berada di bawah berada di jalan lahir, sehingga akhirnya persalinannya tidak bisa normal harus dilakukan secepatnya," jelas Dokter Novan.

5. Terjadi Twin-to-Twin Transfusion Syndrome yang diderita ibu hamil kembar identik

Pexels/RDNE Stock project
Pexels/RDNE Stock project

Twin-to-Twin Transfusion Syndrome (TTTS) adalah suatu kondisi yang terjadi pada kehamilan kembar identik (monozygotic) di mana ada ketidakseimbangan aliran darah antara dua janin yang berbagi plasenta.

Kondisi ini dapat terjadi ketika pembuluh darah di dalam plasenta yang menghubungkan kedua janin (anastomosis) tidak seimbang.

"Twin-to-Twin Transfusion bisa terjadi karena salah satu janin yang disebut 'penerima' (recipient), menerima lebih banyak darah dari plasenta. Sementara satu lagi yang disebut 'pemberi' (donor), menerima kurang darah. Akibatnya apa? Jadi yang memberi akan tumbuh lebih kecil ketimbang si penerima yang menjadi jauh lebih besar," ujar Dokter Novan.

"Ini sangat berisiko tidak hanya untuk salah satu bayi, tapi dua-duanya berisiko tinggi untuk mengalami kematian janin di dalam kandungan," tambahnya.

Dokter Novan mengatakan jika seorang ibu hamil sudah terlanjur mengalami TTTS maka satu-satunya cara untuk mengatasinya yakni dengan melakukan laser atau memutus hubungan aliran darah antara kedua bayi.

Sayangnya, tidak banyak rumah sakit di Indonesia atau bahkan di seluruh dunia yang bisa melakukan tindakan tersebut. 

Itu dia beberapa alasan mengapa kehamilan kembar sangat berisiko dan dianggap tidak normal. Itu sebabnya, ibu hamil kembar memerlukan perhatian serta perawatan ekstra.

Share
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Pregnancy

See More

Berencana Memiliki Anak Kedua, Asmirandah Akui Siap Jalani Promil

05 Des 2025, 14:55 WIBPregnancy