- Ibu hamil melakukan aktivitas berat seperti mengangkat barang dan olahraga berlebihan.
- Gerakan janin sangat aktif.
- Terdapat sentuhan pada perut ibu yang menyebabkan janin bereaksi.
- Kandung kemih penuh.
- Hubungan seks
- Mual dan muntah hebat.
- Dehidrasi pada ibu hamil.
Perut Terasa Kencang di Malam Hari, Apakah Gejala Kontraksi Palsu?

Kontraksi yang normal akan dialami oleh ibu hamil yang akan melahirkan. Jadi, biasanya kontraksi akan disertai dengan tanda-tanda persalinan.
Namun, terkadang ibu hamil juga bisa mengalami apa yang disebut dengan kontraksi palsu atau Braxton hicks.
Tanda-tanda kontraksi palsu biasanya terjadi terus-menerus dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Kontraksi palsu dapat terjadi sejak usia kehamilan 6 bulan.
Jangan terkecoh dengan kontraksi palsu. Kontraksi palsu ini sebenarnya merupakan mekanisme tubuh untuk mempersiapkan persalinan, tetapi tanpa menunjukkan tanda-tanda persalinan.
Apa saja gejala kontraksi palsu? Perut terasa kencang di malam hari, apakah ini merupakan gejala kontraksi palsu? Penjelasan dari dokter bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Perut Terasa Kencang di Malam Hari, Apakah Gejala Kontraksi Palsu?

Menurut dr. Keven Pratama Manas Tali, Sp.OG melalui Instagram pribadinya @dokterkeven, perut kencang saat hamil, terutama di malam hari memang bisa terjadi karena kontraksi palsu. Biasanya ini merupakan cara tubuh untuk “berlatih” menjelang persalinan.
Lalu apa bedanya dengan kontraksi asli menjelang persalinan? Kontraksi palsu terjadi tidak teratur, hilang setelah ibu hamil beristirahat atau ganti posisi, dan durasinya singkat. Sedangkan kontraksi jelang persalinan terjadinya teratur, semakin lama semakin kuat dan sering (jarak antar kontraksi pendek), dan disertai nyeri punggung serta ketuban pecah.
Apa Penyebab Kontraksi Palsu?
-oRNeTStOatgcjn5yVSXKAM2D8gE0ueSd.jpg)
Kontraksi palsu biasanya dirasakan sejak trimester kedua, tetapi akan lebih sering terjadi pada trimester ketiga. Saat kontraksi palsu terjadi, otot rahim akan mengencang (berkontraksi) selama sekitar 30-60 detik. Saat otot rahim berkontraksi, pengetatan tersebut akan meningkatkan aliran darah ke plasenta. Namun, serviks tidak mengalami dilatasi sehingga persalinan tidak akan terjadi.
Beberapa hal yang dapat memicu terjadinya kontraksi palsu atau Braxton hicks, misalnya sebagai berikut:
5 Tanda Kontraksi Palsu

Bukan hal yang aneh jika ibu hamil sulit membedakan antara kontraksi palsu dengan kontraksi persalinan. Jadi, sangat penting untuk memahami tanda-tanda kontraksi palsu yang umum terjadi pada kehamilan.
Berikut adalah beberapa tanda-tanda kontraksi palsu:
1. Frekuensi kontraksi tidak menentu
Frekuensi dan intensitas kontraksi palsu tidak sesering dan sekuat kontraksi sesungguhnya. Dari segi frekuensi, tidak terjadi peningkatan durasi, biasanya terjadi dalam waktu kurang dari 1 menit, Ma. Frekuensinya pun tidak menentu, biasanya hanya terjadi satu atau dua kali dalam satu jam, kemudian tidak berlanjut lagi, dan tiba-tiba menghilang begitu saja.
2. Kontraksi tidak berlangsung lama
Kontraksi palsu tidak berlangsung lama, biasanya akan menghilang saat ibu hamil melakukan gerakan ringan. Sebagian ibu merasakan kontraksi palsu secara tiba-tiba, lalu tiba-tiba menghilang. Kontraksi palsu tidak memiliki ritme, dan ibu tidak dapat memperkirakan kapan kontraksi palsu akan terjadi.
3. Kontraksi menimbulkan rasa tidak nyaman di area perut bagian bawah
Saat kontraksi palsu terjadi, akan terasa tidak nyaman, tetapi tidak nyeri. Kontraksi palsu tidak menyebabkan dilatasi serviks seperti saat melahirkan, sehingga tidak terlalu nyeri. Kontraksi palsu hanya menimbulkan rasa sesak dan tegang di perut bagian bawah, sehingga tidak nyaman sesaat.
4. Tidak keluar bercak darah dari vagina
Hal ini berbeda dengan saat kontraksi hendak melahirkan, tanda-tanda kontraksi palsu tidak disertai keluarnya bercak darah dari vagina. Hal ini karena kontraksi palsu hanya disebabkan oleh kontraksi otot rahim saja, tanpa disertai tanda-tanda melahirkan lainnya, seperti keluarnya bercak darah dari vagina.
5. Kontraksi tidak menyebabkan ketuban pecah
Kontraksi palsu memiliki intensitas dan frekuensi yang berbeda dengan kontraksi yang sebenarnya. Pada kontraksi palsu, kontraksi palsu lebih lemah dan hanya terjadi dalam waktu singkat sehingga selaput ketuban tidak pecah, yang merupakan salah satu tanda persalinan yang paling valid.
Cara Mengatasi Kontraksi Palsu

Apakah ada cara untuk mengatasi kontraksi palsu? Ada beberapa cara untuk mengatasi kontraksi palsu yang terjadi pada ibu hamil agar tidak menimbulkan rasa nyeri yang berlebihan, seperti di bawah ini:
- Mengubah posisi. Jika Mama merasakan kontraksi saat berdiri dalam waktu lama, maka sebaiknya Mama duduk sejenak agar otot-otot rahim dapat rileks sejenak. Dengan begitu rahim dapat lebih tenang dan tidak tegang lagi.
- Rutin berolahraga. Mungkin sulit untuk berolahraga saat perut semakin membesar. Namun, ibu hamil dapat melakukan aktivitas olahraga ringan seperti berjalan kaki, senam hamil, atau yoga untuk ibu hamil.
- Cobalah untuk membuat diri lebih santai. Mama dapat mencoba mandi air hangat dan berendam dalam air hangat selama sekitar 15-30 menit, kemudian tidur siang jika sempat. Dengan istirahat yang cukup, tubuh akan lebih rileks.
- Penuhi kebutuhan air dan kebutuhan nutrisi.
Jadi, perut terasa kencang di malam hari bisa jadi gejala kontraksi palsu, Ma. Namun bila Mama sudah melakukan beberapa hal di atas dan masih belum hilang juga, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya!



















