Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Apakah Kecerdasan Anak Pasti Diturunkan dari Ibu? Ini Kata Dokter

pexels-jonathanborba-3763583.jpg
Pexels/Jonathan Borba

Ada pernyataan yang berkembang bahwa kecerdasan anak diturunkan dari ibu, benarkah demikian?

Menurut penjelasan dokter, yang dikutip dari Instagram dr. Muhamad Harys Maulana @dr.harysmaulana, menyebut kalau kecerdasan anak adalah kombinasi dari lingkungan dan genetik!

Pada unggahannya di Instagram, dr. Muhamad menyebut kalau kecerdasan secara genetik hanya berkontribusi 50%. Nah, lingkungan termasuk kebutuhan gizi bisa mengoptimalkan kecerdasan tersebut.

Berikut Popmama.com rangkum kata dokter soal kecerdasan anak diturunkan dari ibu.

1. Nutrisi sejak hamil mendukung pertumbuhan

Getting pregnant - Pixabay/Free-Photos
Getting pregnant - Pixabay/Free-Photos

Sudah menjadi hal umum kalau kemampuan otak anak berkembang tidak hanya setelah dilahirkan. Pasalnya perkembangan gizi juga dibentuk sejak si Kecil dalam kandungan.

Gizi yang diberikan kepada ibu hamil mendukung pertumbuhan otak terutama di 1000 hari pertama kehidupan (sejak ibu hamil). Menurut dr. Muhamad, ini yang perlu orangtua sadari.

2. Stimulasi sesuai usia juga penting

Unsplash/Mother of Wilde
Unsplash/Mother of Wilde

Selanjutnya adalah menciptakan ruang untuk anak belajar. Ini juga termasuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman menurut dr. Muhamad!

Mama dan Papa juga perlu memberikan stimulasi sesuai usia anak untuk menunjang kemampuannya. Misalnya, untuk bayi usia 0-6 bulan bisa mulai tummy time, membaca buku dengan kontras tinggi dan sebagainya.

3. Membaca bersama meningkatkan literasi

pexels-olly-3818956.jpg
Pexels/Andrea Piacquadio

Sudah disinggung sebelumnya kalau membaca bersama bisa dilakukan oleh mama dan bayi sejak kecil. Dari Instagram dr. Muhamad, pada usia 0-6 bulan bayi bisa distimulasi dengan membaca buku berkontras tinggi dan hitam putih.

Membaca buku hitam putih berkontras tinggi bermanfaat karena pada usia 0-6 bulan, penglihatan bayi masih berkembang dan mereka lebih mudah mengenali pola serta kontras yang kuat.

Menurut American Academy of Pediatrics, stimulasi visual sejak dini, seperti melalui buku bergambar kontras tinggi, dapat membantu perkembangan otak dan keterampilan visual bayi.

4. Aktivitas mengobrol jadi stimulasi juga

pexels-kissylla-alves-2149037842-30701842.jpg
Pexels/Kissylla Alves

Dikutip dari Harvard Center on the Developing Child, rupanya bermain, mengobrol, bernyanyi, dan berpelukan pada bayi bukan hanya menyenangkan, tapi juga membangun rasa aman dan kelekatan emosional.

Aktivitas-aktivitas ini memberikan stimulasi sensorik dan sosial yang konsisten, sehingga membantu bayi mengenali suara, ekspresi, dan interaksi yang penuh kasih. Interaksi responsif seperti ini memperkuat koneksi otak yang penting untuk perkembangan emosional dan kognitif bayi, sekaligus menumbuhkan rasa aman sejak dini.

5. Bayi punya rutinitas untuk melatih kemampuan

Pexels/Baby Concept
Pexels/Baby Concept

Bayi mungkin masih terlalu kecil untuk punya rutinitas menentu setiap hari dan jam. Namun, di usia mulai 4 bulan, Mama dan Papa bisa membantu mereka merasa aman dengan punya rutinitas tertentu sebagai bentuk latihan.

Ini membuat si Kecil mengenali pola, dan belajar memahami dunia di sekitarnya. Melalui rutinitas seperti bermain, waktu tummy time, mandi, menyusu, dan tidur tidak hanya merasa nyaman, tetapi juga melatih kemampuan motorik, sensorik, serta perkembangan bahasa dan sosial.

6. Melatih memberikan rewards karena proses

Baby Center/Katie Rain
Baby Center/Katie Rain

Pada bayi usia 0-6 bulan untuk melatih apresiasi bisa melakukan hal ini. Bukan dengan memberikan rewards bukan berupa hadiah fisik, tapi melalui respons positif seperti senyuman, pelukan, suara lembut, atau kontak mata.

Hal ini penting karena bayi mulai belajar bahwa tindakan mereka seperti mengoceh atau tersenyum akan menghasilkan reaksi dari orang dewasa. Menurut Center on the Developing Child dari Harvard University, respons hangat dan konsisten dari orangtua merupakan bentuk reward yang memperkuat koneksi otak dan membantu bayi memahami hubungan sebab-akibat, serta membentuk dasar kepercayaan dan rasa aman.

7. Bonding dengan keluarga tanpa gadget

Pexels/
https://images0.westend61.de/0000767785pw/baby-girl-lying-on-bed-trying-to-put-her-foot-in-mouth-LITF00496.jpg

Bonding dengan keluarga tanpa gadget sangat penting, terutama untuk bayi usia 0-6 bulan, di masa inilah otak mereka berkembang sangat pesat dan membutuhkan interaksi langsung. Kontak mata, sentuhan, suara orangtua, dan ekspresi wajah adalah bentuk komunikasi awal yang membangun ikatan emosional kuat.

Menurut American Academy of Pediatrics, interaksi tanpa gangguan gadget memperkuat kelekatan (attachment) antara bayi dan orangtua. Ini membantu perkembangan sosial-emosional, serta menciptakan rasa aman dan dicintai. Menghindari distraksi digital memberi ruang untuk hadir sepenuhnya dalam momen bersama bayi.

Itulah tadi kata dokter soal kecerdasan anak diturunkan dari ibu. Semoga menjadi tambahan informasi untuk Mama dan Papa.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Anak GTM? Ini Peran Papa agar si Kecil Tidak Menolak Makan

05 Des 2025, 10:07 WIBBaby