Cara Penanganan Hernia pada Bayi. Aman Kok, Ma!

Jika dibiarkan lebih lama, kondisi kesehatan bayi mama bisa bertambah serius, lho

11 Februari 2020

Cara Penanganan Hernia Bayi. Aman Kok, Ma
Pexel/pixabay

Seorang bayi dapat mengalami hernia pada beberapa bulan pertamanya setelah dilahirkan. Hal ini terjadi karena otot perut yang mengalami pelemahan. Hernia ada dua jenis yaitu, hernia inguinalis dan hernia umbilikalis.

Semua bayi memiliki saluran yang dapat berpindah dari perut ke alat kelamin. Saluran ini memungkinkan testis bergerak dari perut menuju skrotum, kantung yang menampung testis.

Biasanya, saluran inguinal pada bayi akan menutup sebelum atau setelah ia dilahirkan. Tetapi dalam beberapa kasus, saluran ini tidak sepenuhnya tertutup yang mengakibatkan sebagian usus menjulur dari rongga perut bawah dan mencuat ke daerah sekitar alat kelamin. Hal ini dinamakan dengan hernia inguinalis. 

Saat bayi yang belum lahir berkembang di dalam perut, ada celah kecil yang terdapat di pusar si Bayi. Setelah bayi tersebut lahir, celah kecil ini tertutup. Namun terkadang tidak sepenuhnya tertutup. Karena itu, sebagian usus kemudian bergerak dan mencuat ke lubang pusar si Bayi. Ini menyebabkan terjadinya hernia umbilikalis.

Namun tidak usah panik, berikut ini adalah hal hal yang perlu kamu tahu tentang hernia pada bayi yang telah  Popmama.com  rangkum:

Tipe Bayi yang Memiliki Risiko Tinggi Terkena Hernia

Tipe Bayi Memiliki Risiko Tinggi Terkena Hernia
Unsplash/SharonMcCutcheon

Semua Mama tentu inginnya bayi yang sehat. Namun, jika dalam riwayat keluarga mama ada hal-hal berikut ini dan juga kondisi si Kecil seperti ini, maka risiko ia mengalami hernia semakin tinggi. Ini kondisi yang harus diwaspadai:

  1. Bayi prematur memiliki risiko hernia karena organ tubuhnya yang belum matang atau sempurna ketika lahir.
  2. Risiko kedua jika si Bayi memiliki orangtua atau saudara kandung yang pernah menderita hernia.
  3. Bayi yang mengalami gangguan fibrosis kistik juga bisa terkena hernia.
  4. Risiko tertinggi terdapat pada bayi dengan testis yang tidak turun. Hal ini berarti testis tidak berpindah ke bagian skrotum sebelum si Bayi lahir. Selain itu, ia juga memiliki kemungkinan bermasalah dengan organ kemih atau reproduksi.

Gejala Bayi Mengalami Hernia

Gejala Bayi Mengalami Hernia
Unsplash/Alexpasarelu

Hernia pada bayi ditandai dengan gejala fisik yang bisa terlihat kasat mata. Gejala itu antara lain:

Bayi mungkin mengalami pembengkakan atau benjolan yang terlihat pada pangkal paha atau skrotum. Pembengkakan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit tetapi mungkin ada beberapa ketidaknyamanan yang si Bayi rasakan.

Benjolan tersebut dapat hilang atau berkurang ukurannya saat si Bayi rileks dengan posisi berbaring atau telentang. Sebaliknya, benjolan tersebut akan lebih terlihat atau bertambah besar saat bayi kamu sedang menangis, batuk, atau mengejan.

Penanganan Hernia pada Bayi

Penanganan Hernia Bayi
Unsplash/Austriannationallibrary

Hernia inguinalis dapat diobati dengan cara pembedahan. Pembedahan itu dilakukan untuk menutup lubang atau rongga di dinding perut bayi agar usus atau skrotum tidak lagi keluar.

Pembedahan hernia dilakukan dengan memakai anestesi. Anestesi bisa membuat si Bayi tertidur dan tulang belakangnya akan benar-benar mati rasa, mulai dari dada hingga ke bagian bawah tubuh selama operasi. Jenis anestesi yang digunakan tergantung pada kondisi tubuh si Bayi.

Sedangkan hernia umbilikalis biasanya akan menghilang dengan sendirinya setelah bayi berumur 1 tahun keatas. Namun jika tak kunjung sembuh, sebaiknya dilakukan operasi.

Semoga si Kecil cepat sembuh ya, Ma!

Baca juga: Hernia pada Bayi, Pahami Risiko dan Penyakit Penyertanya

The Latest