Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Mitos atau Fakta? Memeluk Bayi Sampai Ia Tertidur adalah Baik

Freepik/Yanalya
Freepik/Yanalya

Setelah berjam-jam menangis, makan, atau rewel, bayi akhirnya bisa tidur tenang. Bayi yang tidur tenang di pelukan orangtua adalah hal terakhir yang ingin dihentikan. 

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Dalam kondisi bayi tertidur di pelukan mama, sudah tentu tempat tidur bayi yang kokoh dan manis menjadi kurang berguna. Antara mama memang tidak ingin melepaskan si Kecil atau memang ia tidak bisa tidur sendiri dengan nyaman. Berada dalam pelukan Mama atau Papa adalah hal yang terbaik yang dirasakan oleh bayi. Mama pun seringkali menikmati pemandangan ini, memandangi bayi yang tertidur pulas.

Jika sudah nyenyak, apakah Mama tega memindahkan bayi ke tempat tidurnya? Terutama jika sebelumnya bayi sangat rewel dan sulit lepas dari Mama. Trik yang merangsang tidur ini disebut dengan "kasur manusia" oleh konsultan tidur anak Alexis Dubief.

Namun apakah tidur di pelukan Mama terus menerus baik untuk bayi? Apakah kebiasaan ini akan membuatnya menjadi manja dan sulit lepas dari Mama?

Yuk, simak ulasan Popmama.com berikut ini.

Faktanya, Bayi Lebih Tenang Tidur di Pelukan Mama

Freepik/studiomay
Freepik/studiomay

Jangan merasa bersalah, Ma! "Tidak ada yang akan berhasil menempatkan bayi di tempat tidur sendirian, terutama yang terjaga, sejak hari pertama," kata Dubief, penulis buku Precious Little Sleep.

"Ini hanyalah harapan yang tidak realistis bagi kebanyakan orangtua baru. Bayi baru lahir membutuhkan banyak ketenangan. Dan dipegang oleh orangtua atau orang yang dicintai sangat menenangkan. "

Jadi, silakan dan biarkan bayi meringkuk di dada mama. Minggu-minggu awal itu bukan waktunya untuk khawatir tentang melatih bayi tidur sendiri.

Tetapi ada dua peringatan:

  1. Saat Mama memeluk bayi sampai tertidur, Mama harus tetap terjaga! Kecelakaan seringkali terjadi saat bayi terlepas dari pelukan ibunya saat tertidur di dalam pelukan dan ibunya ikut tertidur pulas.
  2. Bayi akan terbiasa tidur di "tempat tidur" yang hangat sehingga tidur tidak akan terjadi dengan mudah di tempat lain.

Keamanan Bayi Tidur di Pelukan

Freepik/Freepic.diller
Freepik/Freepic.diller

"Selama Mama terjaga, menidurkan bayi di pelukan akan baik-baik saja," kata Dubief.

Kemungkinannya adalah Mama akan tertidur dan akan membahayakan bayi. Idealnya, ada beberapa orang lain yang bisa menggantikan memeluk bayi untuk tidur sementara Mama beristirahat sejenak. Jangan ragu untuk meminta bantuan ya, Ma!

Ketika Mama kelelahan dan bayi rewel, sebaiknya Mama menempatkan bayi di tempat tidurnya. Mama bisa mulai mengajarkan bayi untuk mencoba tempat tidurnya. Istirahat yang cukup juga penting untuk Mama agar bisa mengasuh bayi dengan baik.

Cara Supaya Bayi Lelap di Tempat Tidurnya Sendiri

Freepik/Phudet
Freepik/Phudet

Pada akhirnya, transisi dari minggu-minggu awal ke usia ketika Mama benar-benar harus mulai memikirkan kebiasaan yang baik adalah target yang harus dicapai dan mungkin tergantung pada bayi. Dubief mengatakan bahwa bayi tidak memiliki kapasitas mental untuk membentuk kebiasaan dalam delapan minggu pertama kehidupan dan tidak akan belajar "tidur mandiri" sampai di suatu tempat di antara 4-8 bulan.

Namun, Mama bisa melakukan hal berikut ini agar bayi mudah lelap di ranjangnya sendiri: 

  1. Mengurangi jam tidur siangnya, bila bayi terbiasa tidur di pelukan Mama. "Jika bayi hanya tidur di pelukan orang dewasa, pada usia enam bulan, mereka akan tahu ini adalah satu-satunya cara untuk tidur siang dan akan menjadi sangat marah ketika Mama berusaha untuk menyimpang dari norma," kata Dubief. Jika Mama tidak ingin membiarkan bayi tidur siang dalam jangka waktu yang lama, kurangi secara bertahap dan bisa dimulai ketika bayi berusia 3 bulan.
  2. Bayi tidur nyenyak saat dipeluk karena ia merasa hangat. Gunakan botol air panas untuk menghangatkan tempat bayi selama beberapa menit. Saat bayi lelap di pelukan, Mama bisa meletakannya di ranjang yang telah hangat tadi. Si Bayi mungkin akan percaya bahwa mereka tidur di pelukan Mama.
  3. Berikan pijatan lembut di tubuh bayi sebelum Mama membuainya tidur. Beberapa orangtua mengatakan bahwa pijat bayi sebelum tidur dapat membantu. Pijatan lembut membuat tubuh bayi menjadi hangat sehingga ia tidak merasa "kehilangan" mama.  
  4. Trik lain adalah dengan memegang perut bayi sampai mereka tidur nyenyak.

Apa yang Mama lakukan jika bayi sulit lepas dari pelukan Mama? Yuk komen di bawah ini,

Share
Editorial Team

Anak Demam, Kapan Harus Cek Darah? Ini Penjelasan Dokter

bayi demam
Pexels/Kaboompics.com

Demam pada bayi sering membuat orangtua khawatir, apalagi jika usianya masih di bawah 1 tahun. Kondisi ini memang bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari infeksi ringan hingga penyakit yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. 

Salah satu langkah yang biasa disarankan dokter adalah cek darah untuk mengetahui penyebab pasti demam yang dialami si kecil. Namun, pertanyaannya, anak demam, kapan harus cek darah?

Jangan khawatir, di bawah ini Popmama.com telah merangkum penjelasannya dari dr. Lucky Yogasatria Sp.A, seperti yang dikutip dari Instagram pribadinya, @dr.lucky.sp.a.

1. Anak demam, kapan harus cek darah? Ini penjelasan dokter

sampel darah
Pexels/Kaboompics.com

dr. Lucky memahami mungkin orangtua panik ketika anaknya demam. Namun, cek darah lebih bijak sebaiknya menunggu selama 72 jam atau 3 hari terlebih dahulu. Menurut dr. Lucky, demam pada anak umumnya terjadi karena infeksi virus.

Selama 72 jam, imun tubuh anak akan berusaha melawan virus yang ada di dalam tubuh. Demam adalah tandanya, sehingga jika tidak ada gejala berbahaya, orangtua bisa menunggu proses ini. 

“Biasanya 72 jam itu batasnya. Kalau dalam waktu itu demamnya belum turun dan tanpa gejala berbahaya lainnya, kita bisa menunggu sampai 72 jam. Kalau lebih dari 72 jam, baru bisa pertimbangkan cek lab sederhana untuk membedakan virus atau bakteri,” ungkapnya. 

2. Cek darah sebenarnya bisa saja dilakukan dari hari pertama, tapi...