Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Pneumonia pada Bayi: Penyebab dan Pengobatannya

Unsplash/Felipe Salgado
Unsplash/Felipe Salgado
Intinya sih...
  • Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
  • Perbedaan antara pneumonia virus dan bakteri sulit dibedakan pada awalnya, namun pengobatan bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan.
  • Gejala pneumonia pada bayi meliputi demam, batuk berdahak, pernapasan cepat atau sulit, dan tanda-tanda lain seperti suara dengusan saat bernapas.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Artikel ini sudah ditinjau oleh dokter dr. Dimas Dwi Saputro, Sp.A, Subsp.Resp.

Tubuh seorang anak itu berbeda dari tubuh orang dewasa karena anak bukanlah miniatur orang dewasa. Pada anak yang berusia kurang dari satu tahun (bayi), daya tahan tubuhnya belum berkembang dengan sempurna seperti pada orang dewasa. Oleh karena itu, bayi rentan terkena infeksi salah satunya pneumonia.

Pneumonia adalah infeksi yang terjadi dalam organ pernapasan anak. Infeksi ini berupa peradangan dan penumpukan cairan di gelembung alveoli paru yang disebabkan oleh infeksi bisa karena virus,  bakteri, atau jamur. Pneumonia umumnya diawali dengan infeksi respiratori akut (IRA) atau infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan gejala berupa demam, batuk berdahak, dan atau pilek yang menyebabkan kesulitan bernapas.

Pneumonia pada anak umumnya diakibatkan oleh virus yang beragam seperti virus influenza, respiratory synctial virus (RSV), rhinovirus, dan campak. Sedangkan bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia yaitu Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Staphylococcus sp. Penanganan pneumonia bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan pneumonia.

Pneumonia ini bisa dialami oleh siapa saja, Ma. Termasuk bayi.

Bila si Kecil terkena pneumonia, apa yang harus dilakukan oleh orangtua? Bagaimana cara menanganinya? Pada ulasan kali ini, Popmama.com juga akan membahas tentang cara mengobati pneumonia pada bayi. S

Pexels/RENE Stock Project
Pexels/RENE Stock Project

Apa Itu Pneumonia?

Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Pneumonia menyebabkan jaringan paru berupa gelembung alveoli meradang dan membengkak (inflamasi) dan dapat menyebabkan penumpukan cairan radang atau nanah di gelembung paru tersebut. Pneumonia dapat memengaruhi satu lobus atau banyak lobus di kedua paru. 

Apa perbedaan antara pneumonia virus dan bakteri? Meskipun semua pneumonia adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi paru, gejala yang dialami mungkin berbeda, tergantung pada apakah akar penyebabnya adalah virus, bakteri, atau jamur.

Secara umum pada kondisi awal pneumonia, sulit dibedakan penyebabnya apakah virus atau bakteri atau gabungan infeksi pada keduanya. Sebagai awalan sebelum pneumonia terjadi, umumnya akan terjadi ISPA yang disebabkan oleh virus. Selanjutnya proses peradangan akan terjadi meluas mulai dari saluran pernapasan atas, menyebar ke saluran pernapasan bawah, hingga ke gelembung alveoli.

Awalnya mungkin virus dapat menyebabkan pneumonia, tetapi apabila seorang anak memiliki kerentanan khusus pada saluran napas atau organ parunya, maka akan terjadi infeksi bakter yang membuat infeksi menjadi gabungan antara virus dan bakteri.  Sehingga menjadi sulit dibedakan apakah penyebabnya hanya virus saja atau sudah diikuti dengan infeksi bakteri. Oleh karena itu, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan perawatan pneumonia infeksi bakteri karena jika tidak segera ditangani, maka pneumonia akan semakin invasif lagi dan semakin sulit disembuhkan. 

Pexels
Pexels

Penyebab Pneumonia

Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam bakteri, virus, dan jamur. Bakteri merupakan penyebab paling umum pada orang dewasa, sementara virus merupakan penyebab paling sering pada anak mulai dari bayi, anak usia < 5 tahun (balita), hingga anak usia sekolah. Pneumonia diawali dengan ISPA yang dapat disebabkan oleh virus seperti rhinovirus, influenza, para influenzae, human meta pneumovirus, dan respiratory syncytial virus (RSV).

Sedangkan pneumonia karena bakteri umumnya disebabkan oleh bakteri pneumokokus, bakteri mycoplasma pneumoniae, bakteri pneumocystis. Untuk pneumonia yang disebabkan oleh jamur dan parasit umumnya akan dialami oleh anak yang memiliki kerentanan kekebalan seperti pada anak sakit infeksi berat yang dirawat lama di rumah sakit, anak dengan keganasan, anak dengan penyakit sistem imun, dan anak HIV. 

Pexels/RDNE Stock project
Pexels/RDNE Stock project

Gejala Pneumonia pada Bayi

Gejala-gejala berikut dapat diamati pada anak dan bayi ketika mereka terinfeksi pneumonia:

  • demam, terkadang disertai menggigil
  • batuk, biasanya berdahak banyak
  • pernapasan cepat atau sulit bernapas
  • sesak hingga kebiruan terutama pada lidah dan mulut bagian dalam
  • suara bunyi napas tambahan 
  • beberapa gejala mungkin disertai gejala non-spesifik dan tampaknya tidak berhubungan seperti dehidrasi, sakit perut, muntah, atau diare
  • pada gambaran rontgen dada mungkin ditemukam bercak abnormal (infiltrat)

Tanda-tanda yang dapat Mama perhatikan pada bayi dan anak kecil meliputi:

  • suara dengusan saat bernapas atau napas yang berisik
  • jumlah pipis yang berkurang atau popok yang kurang basah
  • kulit pucat dan atau kebiruan pada wajah, lidah, atau mulut bagian dalam 
  • menangis lebih sering dari biasanya
  • kesulitan menyusu
  • lebih banyak tidur 
  • ada kejang 
CDC
CDC

Diagnosis Pneumonia pada Bayi

Dokter biasanya akan mendiagnosis pneumonia setelah pemeriksaan melalui wawancara, pemeriksaan fisis, dan terkadang pemeriksaan penunjang. 

Selama diagnosis, dokter akan menanyakan riwayat ISPA sebelumnya dan faktor risiko kerentanan anak, lalu dilanjutkan memeriksa penampilan bayi, pola pernapasan, tanda vital, dan mendengarkan bunyi napas untuk mencari suara abnormal. Pemeriksaan penunjang seperti rontgen torak atau pemeriksaan laboratorium darah mungkin diperlukan untuk menunjang diagnosis yang akurat.

Pexels/Exergen Corporation
Pexels/Exergen Corporation

Pengobatan Pneumonia Bakteri dan Pneumonia Virus

Hanya pneumonia bakteri yang dapat diobati dengan antibiotik (misalnya amoksisilin, amoksisilin-klavulanat, klaritromisin, dan lainnya) Pilihannya bergantung pada bakteri yang dicurigai dan kondisi pasien. Pneumonia virus tidak merespons antibiotik, tetapi beberapa kasus yang disebabkan oleh virus Influenza dapat merespons obat antivirus oseltamivir.

Karena sulit membedakan anak sakit pneumonia bakteri atau virus pada semua kasus, maka antibiotik biasanya diresepkan karena dapat memperburuk kondisi pasien seandainya bakteri menjadi penyebab pneumonia tetapi tidak diberikan pengobatan sejak awal. Selain itu diberikan pengobatan suportif pada pasien mulai dari pemberian oksigen, pemberian nutrisi yang optimal sejak awal, hingga fisioterapi jika anak mengalami kesulitan batuk. 

Obat bebas dan perawatan rumahan lainnya dapat membantu bayi merasa lebih baik dan mengelola gejala pneumonia, termasuk:

  • Pereda nyeri dan penurun demam: Dokter mungkin merekomendasikan obat-obatan seperti ibuprofen atau parasetamol untuk membantu meredakan nyeri badan dan demam
  • Obat batuk: Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat batuk untuk pneumonia. Batuk penting untuk membantu membersihkan saluran respiratori
  • Perawatan dan latihan pernapasan: Dokter mungkin meresepkan perawatan ini untuk membantu otot-otot pernapasan untuk mengeluarkan lendir dan batuk (ekspektorasi dahak) sehingga dapat bernapas lebih lapang. 
  • Menggunakan pelembap udara: Dokter mungkin menyarankan untuk menyalakan pelembap udara kecil di samping tempat tidur atau mandi uap untuk memudahkan udara lembab masuk ke dalam saluran napas.
  • Minum banyak cairan, tidak terbatas air putih
Pexels
Pexels

Berapa Lama Pneumonia Dialami oleh Bayi?

Dengan pemberian antibiotik yang tepat, demam akan mereda dalam 48 hingga 72 jam sejak antibiotik dimulai. Batuk mungkin membutuhkan waktu lebih lama, hingga 2 minggu, untuk mereda. Namun, kasus pneumonia yang parah perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan suntikan antibiotik dan terapi suportif lainnya.

Setelah pulang dari rumah sakit, berikut adalah beberapa petunjuk yang harus Mama ikuti untuk perawatan pneumonia di rumah bagi bayi:

  • Antibiotik: Mama harus menghabiskan antibiotik sesuai resep dokter.
  • Obat untuk demam: Gunakan parasetamol atau ibuprofen untuk demam. Pemberian dapat diulang setiap 6 jam. Jika demam 39,5°C atau lebih, Mama dapat menggunakan parasetamol setiap 4 jam, tetapi hanya selama 1 hingga 2 hari, dan selanjutnya dikurangi menjadi setiap 6 jam. Ibuprofen sebaiknya diberikan untuk suhu 38,5°C ke atas, dan hanya dapat diulang setiap 6 jam.
  • Cairan hangat untuk mengatasi batuk produktif: Batuk produktif sering kali disebabkan oleh sekresi lengket di bagian belakang tenggorokan. Cairan hangat dapat melemaskan saluran napas dan mengencerkan sekresi.
  • Kontrol dokter: Bayi perlu diperiksa oleh dokter. Tetaplah pada jadwal janji temu yang ditentukan oleh dokter yang merawat bayi.
Unsplash/Nappy
Unsplash/Nappy

Kapan Mama Harus Membawa Bayi ke Dokter?

Konsultasikan dengan dokter jika bayi menunjukkan gejala-gejala berikut:

  • sesak napas
  • demam berlanjut lebih dari 2 hingga 3 hari sejak dimulainya pemberian antibiotik
  • lesu atau lebih banyak tidur
  • tidak selera menyusu atau makan
  • terdengar bunyi napas tambahan 
  • wajah kebiruan terutama pada bibir, lidah, atau mulut bagian dalam 
Pexels/polina tankilevitch
Pexels/polina tankilevitch

Mencegah Pneumonia pada Bayi

Dengan memastikan bayi telah menyelesaikan vaksinasi, terutama Pneumokokus (PCV 13, PCV 15, atau PCV 20), Haemophilus influenzae, dan campak, Mama telah melakukan pencegahan terhadap pneumonia. Ini akan membantu memberikan perlindungan terhadap bakteri penyebab pneumonia yang lebih umum.

Namun, perlu diketahui bahwa ada beberapa bakteri lain (misalnya Mycoplasma pneumoniae, Staphylococcus aureus, Moraxella Catarrhalis) yang dapat menyebabkan pneumonia dan saat ini belum ada vaksinasi yang efektif melawan bakteri ini.

Dengan memberikan vaksinasi Influenza tahunan untuk bayi dan keluarga, Mama dapat mengurangi risiko infeksi Influenza, yang dapat menyebabkan pneumonia dan infeksi dada lainnya seperti bronkitis atau bronkiolitis.

Namun, perlu diketahui juga bahwa ada banyak virus lain (misalnya Respiratory Syncytial Virus, RSV) yang dapat menyebabkan infeksi dada dan saat ini belum ada vaksinasi yang efektif melawan virus-virus ini.

Pastikan keluarga selalu mencuci tangan dan menghindari orang sakit untuk mencegah penularan.

Itu penjelasan tentang tentang cara mengobati pneumonia pada bayi. Kenali gejalanya sehingga Mama bisa mengambil tindakan cepat dan tepat, ya.

Semoga informasi ini bermanfaat, Ma!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Pneumonia pada Bayi: Penyebab dan Pengobatannya

08 Des 2025, 16:14 WIBBaby