- Gigitan bangau umumnya muncul di bagian belakang kepala atau leher bayi. Namun, dalam beberapa kasus bisa juga berada di kelopak mata, dahi, di bawah hidung, di atas kepala, atau di punggung bawah.
- Memiliki tekstur yang halus dan datar (makula).
- Berwarna merah, pink, hingga ungu kemerahan yang terlihat jelas di kulit.
Disebut Gigitan Bangau, Berbahayakah Tanda Kemerahan di Kulit Bayi?

Beberapa bayi terlahir dengan tanda yang unik pada dirinya. Bentuk dan warna tanda lahir yang dimiliki bayi juga bisa bermacam-macam, seperti tanda lahir yang kecil dan besar, serta ada yang berwarna merah, hitam, atau cokelat.
Salah satu tanda lahir yang cukup umum dimiliki bayi adalah gigitan bangau. Tanda lahir yang satu ini memiliki banyak nama lain, yakni stork bite, salmon patches, dan angel kisses.
Lantas, bagaimana bentuk dan warna tanda lahir gigitan bangau di kulit bayi? Apakah tanda lahir gigitan bangau berbahaya dan harus diobati?
Untuk menjawabnya, berikut Popmama.com rangkum informasi terkait gigitan bangau, tanda kemerahan di kulit bayi.
1. Apa itu gigitan bangau (stork bite)?

Gigitan bangau atau yang juga dikenal dengan nama stork bite, salmon patches, dan angel kisses merupakan salah satu jenis tanda lahir yang umum dimiliki bayi baru lahir. Sekitar 70% hingga 80% bayi baru lahir memiliki tanda lahir gigitan bangau di kulit mereka.
Dalam dunia medis, tanda lahir jenis ini disebut dengan nevus simplex. Namun, ada alasan tersendiri mengapa tanda lahir ini kemudian diberi nama gigitan bangau.
Tanda lahir ini dinamai gigitan bangau berdasarkan cerita rakyat, di mana bangau mengantarkan bayi kepada orangtuanya dengan cara menggendong dengan paruhnya. Bangau menggendong bayi di belakang lehernya (mirip dengan cara kucing menggendong anak kucingnya), sehingga menimbulkan tanda merah.
Karena tanda lahir ini sering berada di area belakang leher bayi, maka dari itu disebut sebagai gigitan bangau atau stork bite.
2. Ciri-ciri tanda lahir gigitan bangau

Gigitan bangau memiliki bentuk yang cukup berbeda dibandingkan dengan tanda lahir lainnya. Berikut adalah ciri-ciri tanda lahir gigitan bangau pada kulit bayi, dilansir dari Cleveland Clinic:
Gigitan bangau juga bisa mengalami perubahan warna dalam beberapa kondisi tertentu, misalnya menjadi lebih jelas atau menggelap saat bayi menangis atau suhu tubuhnya hangat. Selain itu, warnanya bisa menjadi lebih pucat saat tanda lahir gigitan bangau ditekan.
3. Penyebab tanda lahir gigitan bangau

Lantas, bagaimana bercak merah gigitan bangau bisa muncul di kulit bayi?
Tanda lahir ini terbentuk saat pembuluh darah melebar di bawah kulit ketika bayi masih berada di dalam rahim. Aliran darah meningkat ke area tertentu, yang menyebabkan terbentuknya tanda merah atau gigitan bangau.
4. Apakah gigitan bangau berbahaya?

Kabar baiknya, tanda lahir gigitan bangau tidak berbahaya bagi bayi. Tanda lahir ini tidak menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman pada bayi.
Pasalnya, gigitan bangau hanyalah sekumpulan pembuluh darah yang terletak lebih dekat ke permukaan kulit. Itulah mengapa tanda lahir ini terlihat berwarna merah, namun tidak memiliki tekstur atau benjolan di kulit.
Jadi, jika Mama melihat tanda lahir bayi membesar, bengkak, dan membuat bayi merasa tidak nyaman, sebaiknya hubungi hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sebab, bisa jadi itu bukan merupakan gigitan bangau, melainkan kondisi medis lain, seperti hemangioma hingga port wine stain.
5. Apakah gigitan bangau bisa hilang dengan sendirinya?

Umumnya, gigitan bangau dapat memudar dan hilang dengan sendirinya saat bayi memasuki usia awal masa balita atau sekitar 18 bulan.
Namun, dalam beberapa kasus, tanda lahir gigitan bangau tidak menghilang hingga dewasa. Terutama jika tanda lahir terletak di belakang kepala, maka ada kemungkinan akan bertahan lama.
Demikian informasi terkait gigitan bangau, tanda kemerahan di kulit bayi. Kesimpulannya, gigitan bangau tidak berbahaya sehingga tidak memerlukan pengobatan dan dapat hilang dengan sendirinya.
Namun, jika Mama menyadari tanda lahir bayi semakin membesar atau mulai membengkak, hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.



















