Gejala Campak pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Rentan menyerang si Kecil, jangan sepelekan penyakit yang satu ini, ya, Ma!

26 Januari 2023

Gejala Campak Bayi Cara Mengatasinya
Freepik/rawpixel.com

Bayi jatuh sakit merupakan mimpi buruk setiap orangtua. Apalagi jika penyakit yang menyerang termasuk ke dalam penyakit yang serius.

Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai dan sangat mungkin menyerang bayi adalah campak.

Campak atau yang memiliki nama lain morbili atau measles, merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus. Virus ini menyerang saluran pernapasan lalu menyebar ke seluruh tubuh.

Campak tergolong ke dalam penyakit yang sangat menular. Maka dari itu, Mama perlu memahami gejala, penyebab, cara mencegah, dan cara mengatasi campak untuk melindungi si Kecil dari penyakit yang satu ini.

Untuk itu, berikut ini Popmama.com telah merangkum penjelasan tentang gejala campak pada bayi dan cara mengatasinya. Yuk, simak di bawah ini!

1. Penyebab campak pada bayi

1. Penyebab campak bayi
Freepik/Drazen Zigic

Dilansir dari Mayo Clinic, campak merupakan penyakit yang sangat menular dan sangat mudah menyebar ke orang lain. Campak disebabkan oleh virus yang ditemukan di hidung dan tenggorokan anak atau orang dewasa yang terinfeksi. 

Bayi bisa tertular campak apabila terpapar batuk, bersin, atau droplet dari orang yang terinfeksi. Bahkan, virus campak juga bisa menyebar melalui udara, dan bisa menularkan siapa saja dapat menghirupnya. 

Virus campak juga dapat menyebar di permukaan benda selama beberapa jam. Bayi bisa tertular virus campak apabila memasukkan jari ke dalam mulut dan hidung, atau mengucek mata setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus.

2. Siapa yang rentan terkena campak?

2. Siapa rentan terkena campak
Freepik/alexandrgrant

Bayi dan balita cenderung lebih rentan terserang campak dibanding dengan orang dewasa. Sebab, bayi memiliki daya tahan tubuh yang masih sangat lemah sehingga membuatnya menjadi lebih rentan terserang campak. 

Selain itu, ada beberapa faktor risiko campak yang membuat bayi lebih rentan terinfeksi. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Tidak divaksinasi

Jika bayi dan balita belum mendapatkan vaksin campak, kemungkinan besar ia akan mudah tertular virus campak.

  • Bepergian ke luar negeri

Jika Mama sering mengajak bayi bepergian ke negara-negara yang banyak penyebaran virus campak, maka ia berisiko lebih tinggi terkena campak.

  • Kekurangan vitamin A

Jika bayi tidak mendapat cukup asupan vitamin A, maka ia cenderung memiliki gejala dan komplikasi campak yang lebih parah.

Editors' Pick

3. Gejala campak pada bayi

3. Gejala campak bayi
Freepik/Uthaiphoto

Pada dasarnya, gejala campak pada bayi tidak jauh berbeda dengan gejala campak yang terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Gejala campak umumnya muncul sekitar 10 hingga 14 hari setelah bayi terpapar virus. 

Berikut ini adalah beberapa gejala campak yang bisa terlihat pada bayi:

  • Demam

  • Batuk kering

  • Pilek

  • Sakit tenggorokan

  • Mata meradang (konjungtivitis)

  • Bintik putih kecil keabuan di dalam mulut, terutama pada lapisan dalam pipi, serta tenggorokan (bintik koplik).

  • Ruam kulit berupa bercak merah besar di sekitar telinga, leher, kepala, hingga seluruh tubuh.

Di hari pertama, gejala campak mirip dengan pilek atau flu biasa. Setelah hari kedua, bercak putih di dalam mulut mulai muncul.

Di hari ketiga hingga kelima, barulah muncul ruam bintik merah kecil di garis rambut. Ruam ini kemudian akan semakin menyebar ke bawah tubuh, termasuk leher, perut, lengan, dan kaki, yang berlangsung selama sekitar lima sampai enam hari. 

4. Cara mengatasi campak pada bayi

4. Cara mengatasi campak bayi
Freepik/Zilvergolf

Lantas, bagaimana cara mengobati bayi yang tertular campak?

Karena campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang sifatnya self limiting disease, maka campak dapat sembuh dengan sendirinya seiring dengan tingkat kekebalan tubuh. Maka dari itu, penanganan campak biasanya dilakukan untuk mengatasi gejala yang ditimbulkan.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangani gejala campak pada bayi:

  • Meredakan demam

Untuk meredakan demam, Mama bisa memberikan obat yang sesuai usia si Kecil, termasuk acetaminophen atau ibuprofen (hanya untuk bayi berusia 6 bulan ke atas). Sebelum memberikan obat, pastikan konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter dan ikuti petunjuk pemberian obat.

  • Meredakan pilek dengan cairan saline

Untuk meredakan gejala pilek, Mama bisa membersihkan hidung bayi secara teratur dengan cairan saline atau air larutan garam. Cara membuatnya adalah dengan melarutkan ½ sendok teh garam dan 8 sendok teh air hangat.

  • Antibiotik

Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik yang dapat membantu mengobati infeksi bakteri yang disebabkan oleh campak. 

  • Vitamin A

Selain antibiotik, dokter juga mungkin menyarankan vitamin A untuk membantu mengurangi keparahan campak.

  • Pastikan bayi mendapat istirahat yang cukup

Hal yang tak kalah penting dalam mengatasi campak pada bayi adalah memastikan ia mendapat istirahat yang cukup. Berikan tempat tidur yang nyaman, serta kurangi aktivitas fisik agar ia dapat istirahat sejenak.

Istirahat yang cukup dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi untuk melawan virus penyebab campak. Dengan kekebalan tubuh yang kuat, campak akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu maksimal 14 hari.

5. Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan untuk melindungi bayi dari campak

5. Tindakan pencegahan bisa dilakukan melindungi bayi dari campak
Freepik/freepik

Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk melindungi bayi dari campak adalah perhatikan siapa saja yang berinteraksi dengan si Kecil. Meski tidak mudah, cobalah hindari bayi dari siapa pun yang belum divaksinasi, sering bepergian, atau yang tinggal di daerah yang terjangkit campak.

Pastikan juga bayi mengikuti tahapan lengkap vaksinasi yang direkomendasikan. Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), campak bisa dicegah dengan vaksin MR, yakni kombinasi vaksin campak dan rubella.

Vaksin MR dapat diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan usia kurang dari 15 tahun. Selanjutnya, imunisasi MR masuk ke dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD atau sederajat.

6. Kemungkinan komplikasi campak pada bayi

6. Kemungkinan komplikasi campak bayi
Pexels/CDC

Jangan disepelekan, campak dapat menjadi masalah kesehatan serius untuk semua umur. Namun, anak berusia di bawah 5 tahun dan dewasa berusia di atas 20 tahun lebih rentan mengalami komplikasi.

IDAI menyebutkan bahwa campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti:

  • Infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, serta diare.

  • Radang paru (pneumonia).

  • Radang otak (ensefalitis).

  • Subacute Sclerosing Panencephalitis (SSPE), yakni penyakit merusak otak yang dapat menyebabkan kematian.

Demikianlah rangkuman mengenai gejala campak pada bayi dan cara mengatasinya. Jika Mama menyadari adanya tanda-tanda campak pada bayi, sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk untuk mendapatkan penanganan secara langsung.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest