“RSV adalah virus RNA dari keluarga Pneumoviridae yang bekerja dengan menginfeksi sel di sepanjang saluran napas, mulai dari hidung hingga paru-paru,” jelas dr. Nisa dalam sesi acara.
Melindungi Bayi dari Infeksi Pernapasan dengan Vaksin RSV saat Hamil

- RSV (Respiratory Syncytial Virus) adalah penyakit pernapasan yang mudah menular, terutama berbahaya bagi bayi di bawah 6 bulan dan lansia di atas 60 tahun.
- Bayi paling rentan terinfeksi RSV pada enam bulan pertama kehidupan, dengan gejala seperti rewel, kurang aktif, hilang nafsu makan, dan kesulitan bernapas.
- Hampir semua anak terinfeksi RSV sebelum usia dua tahun, dengan dampak medis dan sosial yang besar. Vaksin RSV untuk ibu hamil efektif melindungi bayi dan memberikan manfaat kesehatan untuk ibu.
Berdasarkan data konsensus imunisasi Respiratory Syncytial Virus (RSV) pada ibu hamil tahun 2025, sekitar 75% hingga 80% bayi yang dirawat di rumah sakit karena RSV adalah bayi yang berusia di bawah 6 bulan. Pada periode enam bulan pertama inilah, bayi memiliki risiko tertinggi untuk dirawat di Unit Perawatan Intensif Anak (PICU) atau membutuhkan alat bantu napas (ventilator) akibat komplikasi RSV.
Dalam rangka memperkuat peran rekan jurnalis dan media dalam meningkatkan literasi kesehatan masyarakat, Pfizer Indonesia menyelenggarakan acara Sahabat Peduli Journalist Club edisi kedua yang bertema “RSV pada Bayi: Risiko, Gejala dan Pencegahan” pada Selasa (18/11//2025) di kantor Pfizer Indonesia, World Trade Center 3, Jakarta.
Acara ini menghadirkan Dokter Spesialis Obgyn dan Konsultan Laktasi, dr. Amarylis Febrina Choirin NISA Fathoni, Sp.OG, IBCL. Saat memaparkan materi, dr. Nisa menegaskan pentingnya melakukan vaksinasi Respiratory Syncytial Virus (RSV) pada ibu hamil untuk menurunkan risiko bayi baru lahir terkena RSV pada 3-6 bulan pertama kehidupan mereka.
Berikut Popmama.com telah merangkum tentang melindungi bayi dari infeksi pernapasan dengan vaksin RSV saat hamil.
1. Apa itu RSV?

RSV (Respiratory Syncytial Virus) adalah penyakit pernapasan yang mudah sekali menular dan bisa berbahaya, terutama bagi kelompok risiko tinggi. Meskipun semua orang bisa terinfeksi, bayi di bawah usia 6 bulan serta lansia di atas 60 tahun dengan penyakit penyerta adalah kelompok yang paling rentan.
Bagaimana RSV menyebar?
RSV menyebar melalui udara dan kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. Saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, droplet yang keluar bisa masuk ke mata, hidung, atau mulut bayi dan menyebabkan infeksi. Inilah mengapa Mama perlu selalu waspada saat membawa si Kecil berada di ruang publik.
2. Bayi paling rentan terinfeksi RSV pada enam bulan pertama

Enam bulan pertama kehidupan adalah periode saat sistem imun si Kecil belum bekerja dengan optimal. Saluran pernapasan yang masih kecil membuat bayi lebih mudah mengalami infeksi dan komplikasi pernapasan.
“Ini adalah masa ketika bayi paling rentan terhadap virus seperti RSV,” ungkap dr. Nisa.
Pada kondisi tertentu, RSV dapat menyebabkan alveoli (kantong udara) di paru-paru mengempis sehingga si Kecil mengalami batuk berat, mengi, kesulitan bernapas, atau pneumonia. Kondisi ini tentu membuat Mama harus memberikan perhatian ekstra pada perubahan napas si Kecil.
Apa gejalanya?
Gejalanya tidak selalu spesifik, dr. Nisa dalam pemaparannya menyebutkan bahwa gejala bayi terkena RSV diantaranya bayi menjadi rewel atau mudah marah, kurang aktif bergerak, hilang nafsu makan, serta adanya jeda saat bernapas (apnea).
“Bayi yang tampak tidak seperti biasanya, lebih lemah, sulit bernapas, atau timbul mengi saat bernapas, perlu segera diperiksa,” tambahnya.
3. Dampak klinis dan sosial pada kasus bayi terinfeksi RSV

Hampir semua anak terinfeksi RSV sebelum usia dua tahun. Secara global, virus ini menjadi salah satu penyebab utama penyakit pernapasan pada anak dan memberikan dampak besar pada kesehatan masyarakat.
Sebuah tinjauan global memperkirakan terdapat 33 juta kasus infeksi saluran napas bawah terkait RSV pada anak pada tahun 2019, dengan 95% terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Selain risiko medis, Mama juga perlu mempertimbangkan beban emosional dan finansial. Perawatan di rumah sakit berlangsung rata-rata 5–13 hari, sementara gejala bisa bertahan hingga 14 hari, memengaruhi produktivitas dan pendapatan keluarga. Inilah mengapa pencegahan sangat penting untuk melindungi si Kecil sejak dini.
4. Mengenal vaksin RSV dan mekanisme kerjanya

Vaksin RSV untuk ibu hamil merupakan vaksin berbasis protein subunit bivalen, bukan virus hidup, sehingga aman diberikan saat kehamilan.
“Vaksin ini bekerja dengan merangsang tubuh ibu untuk membentuk antibodi yang nantinya diteruskan ke bayi melalui plasenta,” jelas dr. Nisa.
Antibodi tersebut memberikan perlindungan pada si Kecil selama enam bulan pertama kehidupannya, periode yang paling berisiko bagi bayi. Dengan begitu, Mama dapat membantu melindungi si Kecil bahkan sebelum ia lahir.
Selain itu, vaksin ini menjadi strategi penting untuk mengurangi angka infeksi saluran napas berat, terutama pada bayi yang belum bisa divaksinasi secara langsung.
5. Seberapa efektif melindungi bayi?

Uji klinis menunjukkan bahwa vaksin RSV maternal memberikan hasil yang sangat menjanjikan. Dalam sesi wawancara, dr. Nisa menyebutkan bahwa penurunan risiko rawat inap akibat RSV pada bayi mencapai 68% dalam tiga bulan pertama. Setelah enam bulan, efektivitasnya tetap tinggi, yaitu sekitar 57%.
Selain menurunkan angka rawat inap, risiko gejala berat seperti sesak napas hingga penggunaan ventilator juga berkurang signifikan. Sebuah studi dari The Lancet Global Health memperkirakan vaksinasi RSV maternal dapat mencegah lebih dari 10 juta kasus infeksi, 175.000 kematian bayi, dan 4 juta rawat inap dalam kurun 2023–2035.
Dengan kata lain, vaksin RSV maternal bukan sekadar tindakan medis, tetapi investasi kesehatan jangka panjang untuk generasi pertama kehidupan si Kecil.
6. Manfaat ganda vaksinasi RSV pada saat hamil

Mama perlu tahu bahwa vaksin RSV tidak hanya memberikan perlindungan pada bayi, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan untuk ibu hamil sendiri.
“Vaksin melindungi dua kehidupan sekaligus, ibu hamil dan bayinya,” kata dr. Nisa.
Berikut beberapa manfaat dari vaksin RSV:
- Melindungi ibu hamil dari komplikasi pernapasan selama kehamilan, membantu Mama tetap sehat hingga persalinan.
- Mencegah bayi lahir prematur, karena infeksi berat pada ibu hamil dapat memicu kontraksi atau komplikasi lain.
- Memberikan imunitas pasif pada bayi, melindungi selama enam bulan pertama kehidupannya yang paling rentan.
7. Kapan waktu terbaik untuk vaksinasi?

Rekomendasi waktu vaksinasi RSV adalah pada usia kehamilan 28 hingga 36 minggu.
“Ini adalah periode emas ketika transfer antibodi dari ibu ke janin terjadi secara optimal,” jelas dr. Nisa.
Pada rentang waktu ini, tubuh Mama sedang aktif membentuk dan meneruskan antibodi ke si Kecil melalui plasenta. Memberikan vaksin terlalu awal dikhawatirkan menurunkan efektivitas perlindungan pada bayi setelah lahir, sementara terlalu akhir bisa mengurangi waktu transfer antibodi.
Dengan mengikuti jadwal ini, Mama membantu memastikan si Kecil memiliki pertahanan imun yang cukup saat memasuki masa-masa awal kehidupannya yang paling rentan terhadap infeksi RSV.
Itulah penjelasan tentang melindungi bayi dari infeksi pernapasan dengan vaksin RSV saat hamil. Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.



















