Sstt, Ini 8 Fakta tentang Kentut si Bayi

Salah satu penyebab kentut pada bayi adalah adanya zat yang sulit dicerna oleh bayi. Wah apa ya?

29 Agustus 2019

Sstt, Ini 8 Fakta tentang Kentut si Bayi
freewallpapers.com

“Duuut......” Dengan menunjukkan mimik wajah setengah mengedan, si Bayi mengeluarkan suara kentut dan anehnya, berbau. Sebagai ibu yang masih baru, mungkin Mama akan terkejut dengan hal ini. Sebab bayi kan belum makan macam-macam tapi kok kentutnya sudah seperti orang dewasa dan berbau.

Ternyata Ma, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kentut bayi. Sebaiknya, Mama perlu mengetahui beberapa hal-hal yang menyangkut ketut si Kecil.

Dilansir dari laman bundoo.com, berikut fakta-fakta yang Popmama.com kumpulkan tentang kentut pada bayi. Lihat, yuk!

1. Kentut bau karena zat dalam susu yang sulit dicerna

1. Kentut bau karena zat dalam susu sulit dicerna
contentful.com

Ada berbagai hal yang ternyata mempengaruhi gas yang dihasilkan saluran pencernaan si Kecil. Pertama, adanya beberapa zat dalam susu formula dan ASI yang mungkin sulit dicerna oleh bayi, sehingga menghasilkan gas. Misalnya, jika Mama mengonsumsi susu sapi atau memberikan susu formula yang mengandung protein susu sapi, mungkin saja protein susu yang ia dapat tidak tercerna dengan baik. Karena kesulitan mencerna tersebut, kentut si Kecil jadi bau.

Bukan hanya susu, jika Mama makan makanan yang dapat menyebabkan gas, seperti brokoli, kol, dan makanan pedas, kentut bayi juga berisiko berbau. Jelas, makanan yang Mama konsumsi pasti akan mempengaruhi nutrisi ASI bayi. Jika bayi terus menerus kentut, Mama dapat mempertimbangkan untuk mengubah apa yang Mama konsumsi agar ASI mama tidak menimbulkan masalah pencernaan. Jika terpaksa minum susu formula, berkonsultasilah kepada dokter mengenai susu formula yang cocok untuk pencernaan si Kecil.

2. Kentut bayi normal jika berbau

2. Kentut bayi normal jika berbau
cloudfront.net

Seketika bisa terdengar dan tidak berbau, tapi lain waktu bisa sunyi, tiba-tiba tercium bau. Tenang Mama, hal ini merupakan bagian dari kehidupan normal.

Faktanya, menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, bayi bisa kentut antara 13 dan 21 kali per hari karena ia akan menghabiskan begitu banyak waktu untuk mencerna makanannya yang sering Mama berikan melalui ASI.

3. Kentut terjadi karena bayi menelan udara

3. Kentut terjadi karena bayi menelan udara
parents.com

Lho kok bisa si Kecil menelan udara? Ya, bisa saja ia menelan udara berlebih karena perlekatan yang tidak sempurna saat minum susu. Bayi mengisap banyak udara kosong dari sela puting Mama atau sela dot botol susu.

Aktivitas lainnya, ketika ia sedang menangis, akan banyak udara dari mulutnya yang ia isap dan masuk ke perutnya, sehingga perutnya menjadi kembung dan ia pun jadi sering kentut.

Editors' Pick

4. Kentut diiringi diare adalah tidak normal

4. Kentut diiringi diare adalah tidak normal
momjunction.com

Ada juga gas pada bayi yang ternyata nggak normal, yaitu ketika si Kecil terus buang gas setelah diberikan ASI, lalu diare, adanya darah pada feses bayi, atau gas yang sangat bau atau asam. Hal ini dapat mengindikasikan infeksi perut yang disebut gastroenteritis.

Ketika mendapati gejala ini Mama harus segera membawa si Kecil ke dokter.

5. Buah dan sayur membuatnya terus kentut

5. Buah sayur membuat terus kentut
huffpost.com

Sama seperti protein susu sapi, kandungan gula pada buah-buahan juga bisa membuat si Kecil kentut. American Academy of Pediatrics menyarankan agar tidak memberikan jus buah selama tahun pertama pada bayi.

Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui juga dapat mempengaruhi seringnya dan bau kentut bayi. Makanan ibu menyusui yang mengandung sayuran berserat tinggi dan tepung dapat membuat lebih banyak gas daripada biasanya, sementara makanan yang mengandung senyawa sulfur, seperti brokoli atau daging merah, dapat menyebabkan kentut bayi agak bau.

6. Salah dot bikin kentut

6. Salah dot bikin kentut
boldsky.com

Mama, saat memilih dot untuk botol susu, Mama harus berhati-hati ya karena ini juga bisa menjadi salah satu penyebab si Kecil terus-terusan kentut. Saat memberikan dot coba cek apakah si Kecil dapat dengan baik menyedot susunya, tanpa adanya banyak udara yang masuk. Dot yang tak tepat dengan mulutnya akan membuat udara masuk.

Selain itu, jika Mama memberikan susu dengan botolnya secara lamban, memungkinkan si Kecil harus mengisap lebih keras, jadinya dia akan menerima banyak udara. Oleh sebab itu, jika Mama memberikan bayi susu dari botol Mama harus fokus ya, nggak boleh sambil melakukan hal lain. Agar, ia tidak mengisap sekuat tenaga hingga banyak udara masuk yang bikin perutnya kembung.

7. Kentut bisa dicegah

7. Kentut bisa dicegah
cloudfront.net

Selain memilih dot susu yang tepat untuk bayi, ada beberapa cara yang dapat di lakukan untuk mencegah bayi menjadi kentut lebih ganas daripada biasanya. Yaitu:

1. Mama dapat memeriksa dot susu untuk memastikan bahwa ujungnya tidak memiliki kelebihan udara di dalamnya sebelum memberi makan dan memiringkan botol ke sudut 30 derajat agar tidak banyak udara mengalir masuk.

2. Pastikan posisi bayi sehingga kepalanya lebih tinggi dari pada perut saat menyusui.

3. Selalu berkonsultasi dengan dokter Mama untuk meninjau makanan bayi Mama.

4. Tindakan lainnya, saat menyusui Mama dapat mengompres si Kecil setiap 3 sampai 5 menit. Mama dapat memijat lembut punggung dan kaki bayi dengan minyak kayu putih, memberinya mandi air hangat, dan memberinya pijat perut.

8. Hindari penggunaan obat 

8. Hindari penggunaan obat 
thesun.co.uk

Cara aman untuk meringankan permasalahan kentut pada bayi adalah Mama harus berhati-hati dalam melakukan pengobatan. Saat ia mengalami perut kembung dan terus kentut, Mama harus menahan untuk tidak memberikannya antasida (obat kembung, maag, obat untuk gejala utama penyakit gastroesophageal refluks) pada bayi karena obat ini mengandung magnesium yang membahayakan otak bayi yang sedang berkembang.

Tapi, bukan berarti Mama mencari obat herbal yang mungkin saja mengandung etanol (alkohol). Pastikan untuk membaca label dengan saksama sebelum memberikan apapun pada bayi dan pertimbangkan untuk memeriksakan Si Kecil pada dokter.

The Latest