10 Upacara Kelahiran Bayi yang Hanya Ada di Indonesia, Unik!

Dari upacara memandikan bayi di sungai sampai memukul-mukul tanah dengan palu kayu

10 Februari 2023

10 Upacara Kelahiran Bayi Ha Ada Indonesia, Unik
Freepik/Jcomp

Ada banyak cara untuk menyambut kelahiran bayi. Salah satunya dengan melakukan upacara kelahiran bayi yang dilakukan secara tradisional sesuai kebudayaan suku dan tradisi yang ada.

Upacara kelahiran bayi dilakukan untuk menghormati leluhur dan rasa syukur. Bagaimana tidak, perjuangan sembilan bulan merupakan pengalaman yang mengagumkan bagi setiap ibu.

Perayaan upacara kelahiran dengan adat memiliki tata cara dan arti berbeda tiap daerah. Di setiap daerah memiliki tradisi kelahiran bayi dengan keunikannya tersendiri.

Berikut Popmama.com rangkum deretan upacara kelahiran bayi yang hanya ada di Indonesia.

1. Jatakarma Samskara dari Bali

1. Jatakarma Samskara dari Bali
Freepik/tawatchai07

Jatakarma Samskara merupakan upacara kelahiran dari Bali. Upacara ini memiliki beberapa rangkaian, diantaranya melantunkan doa-doa baik agar bayi memiliki masa depan yang cerah.

Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur terhadap buah hati yang dititipkan dan akan diasuh oleh orangtuanya. Keluarga bayi akan menyiapkan nasi tumpeng dengan susunan lauk pauk dan hiasan bunga sebagai pendukung upacara.

Doa akan dipimpin oleh pemimpin upacara adat dan diikuti papa si kecil yang akan mendampingi dan menggendongnya. Saat upacara Jatakarma Samskara berlangsung, papa sang Bayi diharuskan menyentuh serta mencium buah hatinya yang baru lahir.

Pada proses ini dibacakan juga doa dan pemberkatan di telinga sang Bayi. Doa tersebut berisi harapan agar kelak buah hati menjadi anak yang pintar dan berumur panjang.

Lalu ari-ari bayi dibersihkan dan dimasukkan rapi ke dalam kendi serta dibungkus dengan kain putih. Kain putih pembungkusnya telah dituliskan aksara Hindu. Ari-ari ditanam di halaman rumah keluarga.

2. Medak Api dari Lombok, NTB

2. Medak Api dari Lombok, NTB
Freepik/onlyyouqj

Upacara kelahiran bayi dari Lombok, NTB juga tidak kalah unik. Upacara untuk menyambut kelahiran si Kecil itu disebut dengan Medak Api.

Ini adalah upacara kelahiran bayi dengan memberikan nama untuknya. Orang Sasak di Lombok percaya pemberian nama buah hati harus mengandung arti yang baik karena nama yang tidak cocok mengundang nasib buruk.

Oleh karenanya, pemberian nama tidak dapat dilakukan sembarangan. Sebelum upacara ini, orangtua bayi akan berkonsultasi dengan Kiai atau Pemangku Adat mengenai nama yang akan diberikan.

Untuk orang yang mengusulkan nama juga tidak boleh sembarangan. Di mana menurut kepercayaan. hanya Kiai atau dukun beranak Suku Sasak yang diperbolehkan. Tradisi ini dilakukan setelah bayi berusia 7 atau 9 hari.

3. Turun Mandi dari Minangkabau

3. Turun Mandi dari Minangkabau
Pexels/Steward Masweneng

Tradisi Turun Mandi berasal dari suku Minangkabau. Upacara kelahiran bayi ini dilakukan dengan memandikan bayi yang baru lahir ke sungai.

Sesuai dengan namanya yakni Turun Mandi, ini adalah bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa setelah dikaruniai seorang anak. Prosesi upacara dilakukan berbeda-beda tergantung jenis kelamin sang Bayi.

Apabila bayi laki-laki upacara Turun Mandi akan dilakukan pada tanggal ganjil. Sementara bila bayi perempuan maka akan dilakukan di bulan genap.

Uniknya, orang yang membawa bayi dari rumah ke sungai bukan dari kedua orangtua si Bayi tetapi juga orang yang membantu proses persalinan.

4. Brokohan dari Jawa

4. Brokohan dari Jawa
Freepik/reezky11

Masyarakat suku Jawa dikenal dengan tradisi mereka yang kental, tak terkecuali saat menyambut kelahiran bayi. Salah satunya adalah Brokohan yang dilangsungkan sehari setelah bayi dilahirkan.

Brokohan sendiri berasal dari kata 'barokah' dan 'an' yang berarti memohon berkah serta keselamatan atas kelahiran bayi. Ketika upacara itu berlangsung sanak saudara dan tetangga dekat datang serta berkumpul sebagai tanda turut bahagia atas proses kelahiran bayi.

Dalam masyarakat Jawa tradisi ini dimulai dengan mengubur ari-ari dan memberikan sesaji ke para keluarga dan tetangga. Untuk anak laki-laki, sesaji berisi ayam betina yang belum kawin. Sementara untuk anak perempuan adalah ayam jantan yang belum kawin.

Editors' Pick

5. Sepasaran dari Jawa

5. Sepasaran dari Jawa
Pinterest.com/Etsy

Selain upacara Brokahan ada juga upacara lain yang disebut dengan Sepasaran. Upacara kelahiran ini dilakukan setelah bayi berusia 5 hari.

Dalam melaksanakannya, pihak keluarga akan mengundang keluarga besar dan tetangga sekitar untuk ikut mendoakan bayi yang baru lahir. Upacara Sepasaran dilakukan secara sederhana dengan keluarga sendiri.

Namun, bagi keluarga yang berada biasanya digelar meriah seperti saat ngunduh mantu atau pesta resepsi pernikahan. Adapun inti dari upacara kelahiran ini adalah upacara 'selamatan' dan ajang untuk mengumumkan nama bayi baru lahir.

6. Moana dari Palu, Sulawesi Tengah

6. Moana dari Palu, Sulawesi Tengah
Pexels/Spora Weddings

Upacara Moana merupakan upacara adat untuk menyambut kelahiran bayi yang dilaksanakan di Palu. Ada bebera rangkaian kegiatan dalam upacara ini, diawali dengan pemotongan Tembuni atau plasenta.

Upacara akan terus dilanjutkan dengan upacara bayi naik ayunan sampai bayi mulai menginjak tanah.

Setelah bayi dilahirkan, seorang Topo Panuju atau dukun bayi menaikkan bayi tersebut ke ayunan yang sudah disediakan. Masyarakat setempat menyebut ayunan tersebut umbu.

Bayi yang mengikuti upacara adat ini berusia antara 3 hingga 7 hari. Agenda waktu perencana maupun penyelenggaraan upacara Moana ditentukan oleh Topo Panuju.

7. Memelihara tembuni dari Sunda

7. Memelihara tembuni dari Sunda
Youtube.com/Internet Cerdas

Plasenta atau ari-ari jadi bagian bayi yang disucikan oleh banyak suku. Termasuk kepercayaan suku Sunda. Oleh karenanya setelah bayi lahir ada upacara Memelihara Tembuni, tujuannya agar bayi selamat dan berbahagia.

Menurut kepercayaan masyarakat Sunda, tembuni adalah saudara bayi sehingga tidak boleh dibuang sembarangan. Sehingga harus melalui ritual khusus saat mengubur atau menghanyutkannya.

Upacara ini dimulai dengan membersihkan tembuni dan ditaruh ke dalam pendil atau kendi. Lalu, diberi bumbu dapur yakni garam, asam, dan gula merah. Terakhir, pendil ditutup dengan kain putih dan diberi bambu kecil agar tetap menerima udara.

Paraji (dukun bersalin) akan menggendong dan memayungi pendil hingga dikuburkan di halaman rumah atau dihanyutkan ke sungai secara adat. Upacara ini dilakukan juga dengan pembacaan doa memohon keselamatan. Di dekat kuburan tembuni akan terus diberi penerang sampai tali pusat bayi lepas dari perutnya.

8. Nenjrag Bumi dari Sunda

8. Nenjrag Bumi dari Sunda
Pexels/Spora Weddings

Selanjutnya ada upacara memukulkan alu atau tongkat tebal dari kayu ke arah bumi yang berasal dari suku Sunda. Upacara bernama Nenjrag Bumi ini dilakukan agar bayi kelak menjadi pemberani, tidak mudah takut dan terkejut.

Ada dua cara yang dapat dipilih, memukulkan alu sebanyak 7 kali ke bumi di dekat bayi atau membaringkan bayi di atas pelupuh (lantai bambu yang dibelah-belah), kemudian sang Mama menghentakkan kakinya ke pelupuh di dekat bayi.

9. Mamoholi dari Sumatera Utara

9. Mamoholi dari Sumatera Utara
Freepik/cookie-studio

Suku Batak Toba juga memiliki tradisi upacara kelahiran yang tidak kalah unik. Upacara itu dinamakan Mamoholi atau Manomu-Nomu sebuah tradisi untuk menyambut kelahiran bayi di suku tersebut.

Proses yang dilaksanakan adalah pemberian beras untuk penguat roh, pemberian makan adat yang berisi sayuran bersantan, daging ayam dan pemberian kain ulos.

Upacara kelahiran bayi ini untuk melambangkan rasa syukur orangtua terhadap kelahiran buah hati ke dunia. Diharapkan anak akan tumbuh dengan sehat dan diberikan kesejahteraan.

10. Pepadun dari Lampung

10. Pepadun dari Lampung
Pexels.com/Anastasiya Gepp

Lampung juga memiliki upacara kelahiran bayi yang tidak kalah menarik dengan wilayah Indonesia lainnya. Namanya adalah Pepadun, salah satu kelompok adat besar dalam masyarakat Lampung.

Upacara ini dirayakan dengan menyiapkan makanan atau sagon yang terdiri dari dua jenis, yaitu sagon tepung berwarna putih dan sagon kelapa berwarna kuning kecokelatan.

Arti dari makanan sagon untuk memberitahu bahwa Si Kecil lahir ke dunia dalam keadaan sehat dan selamat. Kemudian diikuti dengan syukuran akikahan sesuai syariat Islam.

Rangkaian upacara ini juga melalui proses pemotongan rambut. Di mana rambut bayi yang dicukur itu akan ditukar dengan emas sesuai dengan beratnya.

Itulah tadi deretan upacara kelahiran bayi yang hany ada di Indonesia. Wah, kayanya suku dan adat kita membuat banyak upacara kelahiran bayi sangat beragam!

Baca juga:

The Latest