Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Bayi Tahu saat Orangtua Sedih meski Mama dan Papa Tidak Menunjukkannya

Pinterest/Lifehacker
Pinterest/Lifehacker
Intinya sih...
  • Bayi bisa mengenali emosi orang lain sejak usia 18 bulan.
  • Bayi peka terhadap nada suara dan bahasa tubuh orangtua.
  • Emosi orangtua dapat menular pada bayi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah merasa sedih tapi berusaha menutupi emosi di depan si Kecil? Banyak orangtua mungkin berpikir bahwa bayi belum cukup besar untuk memahami perasaan orang dewasa. Padahal, tanpa disadari, bayi justru bisa menangkap perubahan suasana hati Mama dan Papa lewat hal-hal kecil seperti nada suara, sentuhan, atau ekspresi wajah.

Saat Mama sedang merasa lelah atau kecewa, si Kecil bisa merasakan energi itu, meski Mama berusaha tersenyum. Bayi memang belum bisa berbicara, tetapi mereka sangat peka terhadap emosi orang-orang di sekitarnya. Mereka belajar memahami dunia lewat cara orangtua bereaksi dan berinteraksi setiap hari.

Itulah mengapa menjaga keseimbangan emosi menjadi hal penting, bukan hanya untuk Mama dan Papa, tapi juga untuk kenyamanan si Kecil. Bayi yang tumbuh di lingkungan penuh kasih dan ketenangan cenderung merasa lebih aman.

Selengkapnya, simak penjelasan Popmama.com berikut ini mengenai bagaimana bayi tahu saat orangtua sedih, meskipun Mama dan Papa tidak menunjukkannya.

1. Menurut studi, bayi bisa mengenali emosi sejak usia 18 bulan

Pinterest.com
Pinterest.com

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Infant Behavior and Development Journal, bayi berusia sekitar 18 bulan ternyata sudah mampu mengenali dan merespons emosi orang lain secara empatik. Mereka bisa “merasakan” ketika seseorang sedang sedih, kecewa, atau frustrasi, bahkan saat ekspresi wajah orang tersebut tampak biasa saja. Ini menunjukkan bahwa sejak usia dini, bayi memiliki kepekaan sosial yang luar biasa terhadap lingkungan emosional di sekitarnya.

Menariknya, kemampuan bayi tidak berhenti sampai di situ. Dalam penelitian yang sama, ketika peneliti berpura-pura sedih, banyak bayi justru menunjukkan kepedulian dengan memberikan mainan atau mencoba menghibur. Respons sederhana itu menunjukkan bahwa rasa empati sudah mulai terbentuk jauh sebelum anak bisa berbicara dengan lancar.

Hal ini menjadi bukti bahwa ikatan emosional antara orangtua dan anak bukan hanya soal kata-kata, tetapi juga tentang energi dan perasaan yang dipancarkan. Jadi, meski Mama atau Papa berusaha menutupi kesedihan, si Kecil tetap bisa merasakannya dan merespons dengan caranya sendiri.

2. Bayi peka terhadap nada suara dan bahasa tubuh orangtua

Freepik/azerbaijan_stockers
Freepik/azerbaijan_stockers

Bayi tidak selalu membutuhkan kata-kata untuk memahami suasana hati orangtuanya. Nada suara dan bahasa tubuh menjadi sinyal utama yang mereka tangkap sejak dini. Saat Mama berbicara dengan nada lembut dan menenangkan, bayi merasa aman. Sebaliknya, suara tinggi atau nada tegang bisa membuatnya merasa gelisah.

Penelitian menunjukkan bahwa bayi berusia beberapa bulan sudah mampu membedakan nada marah dan nada bahagia hanya dari intonasi suara. Inilah sebabnya mengapa menjaga ketenangan saat berinteraksi dengan bayi sangat penting, terutama dalam situasi stres, dilansir dari laman Child(ish) Advice.

Meski Mama berpura-pura tersenyum, bayi tetap bisa merasakan emosi sebenarnya dari bahasa tubuh yang tidak sinkron, misalnya senyum yang tidak disertai sorot mata bahagia. Mereka belajar membaca sinyal emosional kecil dengan sangat tajam.

3. Emosi orangtua dapat menular pada bayi

Pinterest/The Bump
Pinterest/The Bump

Mungkin tanpa disadari, suasana hati Mama dan Papa bisa “menular” pada si Kecil. Ketika Mama merasa stres, cemas, atau sedih, bayi bisa merasakan energi negatif tersebut. Mereka menjadi lebih rewel, sulit tidur, atau tampak gelisah tanpa sebab yang jelas.

Hal ini terjadi karena bayi sangat peka terhadap bahasa tubuh dan nada suara. Bahkan sebelum memahami kata-kata, mereka sudah bisa membedakan antara suara yang lembut dan menenangkan dengan nada yang tinggi dan tegang. Itu sebabnya, meskipun Mama berusaha tersenyum saat sedang sedih, bayi tetap bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda.

Menjaga keseimbangan emosi bukan berarti Mama harus selalu tampak bahagia, tetapi penting untuk menyadari bahwa bayi belajar dari apa yang mereka rasakan setiap hari.

4. Bayi belajar empati dari reaksi orangtuanya

Pinterest/Parents
Pinterest/Parents

Empati bukanlah sifat yang muncul tiba-tiba, melainkan hasil dari proses belajar sejak dini. Ketika bayi melihat Mama atau Papa sedih, mereka mencoba memahami situasi dan terkadang berusaha menenangkan dengan caranya sendiri, memberikan mainan, memeluk, atau tersenyum.

Bayi yang melihat seseorang kehilangan mainan dan tampak sedih menunjukkan perhatian lebih besar dibandingkan yang melihat reaksi datar. Namun, keduanya tetap menunjukkan empati ketika diajak berinteraksi. Artinya, bayi bisa memahami emosi orang lain meski tanpa ekspresi yang mencolok, dilansir dari laman Big Life Journal.

Reaksi-reaksi kecil ini adalah tanda bahwa bayi mulai memahami konsep “perasaan orang lain”. Jika Mama dan Papa sering menunjukkan kasih sayang dan kepedulian, bayi akan meniru dan menumbuhkan empati dalam dirinya.

5. Cara mengelola emosi sedih agar tidak berdampak pada bayi

Freepik/pressfoto
Freepik/pressfoto

Seperti penjelasan sebelumnya, bayi memang belum bisa bicara, tapi mereka sangat peka terhadap ekspresi wajah, nada suara, hingga energi di sekitarnya. Karena itu, penting bagi Mama dan Papa untuk belajar mengelola emosi agar suasana hati yang sedang tidak baik tidak ikut memengaruhi perasaan bayi.

Salah satu cara terbaik adalah dengan mengakui emosi yang dirasakan, bukan menekannya. Saat Mama merasa sedih, coba beri waktu untuk diri sendiri, tarik napas dalam, beristirahat sejenak, atau lakukan hal kecil yang menenangkan, seperti mendengarkan musik atau memeluk si Kecil. 

Selain itu, coba untuk berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan. Ceritakan apa yang membuat Mama merasa tertekan, dan mintalah dukungan. Ketika orangtua bisa saling memahami dan menjaga komunikasi positif, bayi akan tumbuh dalam lingkungan emosional yang stabil dan aman.

Terakhir, ingat bahwa menunjukkan emosi bukanlah hal yang salah. Mama boleh menangis, kecewa, atau merasa lelah. 

Itu dia penjelasan mengenai bagaimana bayi tahu orangtua sedih meskipun Mama dan Papa tidak menunjukkannya. Dari sini, kita bisa belajar bahwa kehadiran dan kestabilan emosi orangtua berperan besar dalam tumbuh kembang emosional anak sejak usia sangat dini.

Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Ini Arti Nama Anak Egy Maulana dan Adiba Khanza

12 Des 2025, 18:33 WIBBaby