Benarkah Bayi Baru Lahir Tidak Boleh Keluar hingga 40 Hari?
Bayi baru lahir disebut nggak boleh keluar rumah selama 40 hari sejak kelahiran, mitos atau fakta?
17 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika seorang bayi baru lahir, sering kali muncul berbagai tradisi dan kepercayaan di tengah masyarakat kita. Salah satu kepercayaan yang masih dipercayai adalah kebiasaan untuk tidak mengeluarkan bayi dari rumah selama 40 hari pertama usai kelahiran.
Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki beragam kebudayaan, setidaknya Mama perlu tahu apakah tradisi tidak mengeluarkan bayi selama 40 hari pasca kelahirannya hanya mitos belaka atau sebuah fakta.
Berikut Popmama.com siap menjawab pertanyaan mengenai benarkah bayi baru lahir tidak boleh keluar hingga 40 hari? Ketahui fakta selengkapnya!
Editors' Pick
Belum Ada Riset Ilmiah yang Dapat Membuktikan
Sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah yang mampu membuktikan bahwa bayi newborn tidak boleh dibawa keluar rumah sebelum 40 hari sejak kelahirannya. Jadi, pantangan untuk mengajak keluar bayi baru lahir sebelum 40 hari hanyalah mitos belaka.
Kendati begitu, tidak ada salahnya untuk Mama dan bayi untuk beristirahat terlebih dahulu selama 40 hari. Terlebih, proses pemulihan usai melahirkan biasanya berlangsung sekitar 40 hari pasca persalinan.
Ada Baiknya Berkonsultasi dengan Dokter sebelum Mengajak Anak Berjalan-jalan
Pada dasarnya, sebelum genap berusia 40 hari, bayi newborn masih dalam masa prenatal. Masa prenatal adalah kondisi di mana bayi kemungkinan besar masih mengalami banyak perubahan.
Salah satu kondisi ini adalah tubuhnya belum stabil, sehingga bayi tak dapat banyak beradaptasi secara baik dengan lingkungan sekitar. Meski hanya sekadar mitos, memang ada baiknya bayi yang baru lahir disarankan untuk tidak keluar rumah selama 40 hari.
Jika berniat untuk mengajak si Kecil berjalan-jalan, penting untuk memeriksakan kondisinya terlebih dahulu kepada dokter spesialis untuk mengetahui apakan aman atau tidak untuk keluar rumah.
Sementara itu, keinginan untuk menjalankan pantangan tersebut sebenarnya kembali ke pilihan masing-masing. Namun, penting untuk memeriksakan kondisi terlebih dahulu kepada dokter spesialis, apakah aman atau tidak untuk keluar rumah bersama Si Kecil.