Golongan Darah Rhesus Mama dan Bayi Beda, Ini Risiko dan Penyebabnya

Meski jarang terjadi, perbedaan ini dapat menimbulkan risiko bagi bayi

18 Oktober 2021

Golongan Darah Rhesus Mama Bayi Beda, Ini Risiko Penyebabnya
Freepik/kjpargeter

Golongan darah rhesus tidak terlalu berpengaruh pada kondisi kesehatan seseorang sehari-hari, namun akan berpengaruh pada saat kehamilan dan bagi bayi. 

Perbedaan rhesus antara ibu dan janin dapat menimbulkan risiko bagi bayi kelak. Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan inkompatibilitas rhesus. Ini adalah keadaan ibu memiliki rhesus negatif, sedangkan janin yang dikandungnya memiliki rhesus positif.

Apakah kondisi ini dapat dicegah? Apa risikonya bagi bayi yang baru lahir? Kali ini Popmama.com akan mengulas soal inkompabilitas rhesus pada bayi yang baru lahir. Ayo disimak, Ma!

Apa itu Inkompatibilitas Rhesus?

Apa itu Inkompatibilitas Rhesus
Freepik/prostooleh

Inkompatibilitas rhesus adalah suatu kondisi kelainan darah di mana ibu hamil yang memiliki rhesus negatif (Rh-) mengandung janin dengan rhesus positif (Rh+).

Perbedaan ini dapat menyebabkan mengalami anemia, yaitu keadaan jumlah sel darah merah yang rendah.

Editors' Pick

Apakah Berisiko untuk Bayi?

Apakah Berisiko Bayi
Pixabay/blankita_ua

Inkompatibilitas rhesus ringan dapat diobati dan bayi dapat sembuh. Akan tetapi pada yang dapat menimbulkan komplikasi, seperti:

  • gagal jantung,
  • kejang,
  • kerusakan otak pada bayi akibat penyakit kuning (kernikterus),
  • penumpukan cairan dan pembengkakan tubuh bayi,
  • anemia berat,
  • kelainan saraf, seperti gangguan dalam bergerak, mendengar, atau berbicara.

Gejala Inkompatibilitas Rhesus

Gejala Inkompatibilitas Rhesus
Freepik/jcomp

Saat hamil, kondisi ini tidak menimbulkan gejala pada ibu hamil sehingga sulit dideteksi. Gejala akan muncul pada bayi setelah lahir.

Perbedaan rhesus menyebabkan sel darah merah dalam tubuh bayi dihancurkan oleh sistem imun Mama karena dianggap sebagai benda asing.

Apabila jumlah sel darah yang dihancurkan lebih banyak daripada sel darah merah yang dibentuk, kondisi ini dinamakan anemia hemolitik. Akibatnya bilirubin akan menumpuk dalam tubuh bayi.

Kadar bilirubin yang melebihi normal akan menimbulkan gejala pada bayi setelah lahir, antara lain:

  • kulit dan bagian putih mata bayi yang berwarna kuning,
  • lemas,
  • mengantuk dan gerak bayi melambat,
  • tonus otot melemah.

Penyebab Inkompatibilitas Rhesus

Penyebab Inkompatibilitas Rhesus
Freepik/freepik

Perbedaan golongan darah bisa jadi akibat si Ayah memiliki golongan darah rhesus positif. Meskipun demikian, kasus inkompatibilitas rhesus cukup jarang ditemui.

Selain itu, jika Mama rhesus negatif pernah terpapar golongan darah rhesus positif, misalnya lewat transfusi darah, inkompatibilas rhesus dapat saja terjadi.

Pengobatan dan Pencegahan Inkompatibilitas Rhesus

Pengobatan Pencegahan Inkompatibilitas Rhesus
Pexels/karolina-grabowska

Fokus pengobatan dan pencegahan inkompatibilitas rhesus adalah mengurangi risikonya pada bayi setelah lahir. Untuk pencegahan saat hamil, dokter dapat memberikan suntikan Rho saat ibu menjalani kehamilan pertama. Selain itu, pemeriksaan golongan darah juga penting sebelum kehamilan.

Bila bayi baru lahir mengalami inkompatibilitas rhesus, bayi tersebut perlu ditangani dengan:

  • pemberian transfusi darah untuk mengganti sel darah yang hancur,
  • Pemberian cairan atau elektrolit untuk mencegah dehidrasi,
  • fototerapi untuk menguraikan zat bilirubin yang menumpuk pada kulit dan organ tubuh bayi.

Transfusi darah dan fototerapi pada bayi dapat dilakukan berulang hingga gejala reda dan kondisinya membaik.

Meski jarang terjadi, ada baiknya Mama melakukan tindakan pencegahan dengan pemeriksaan golongan darah rhesus. Sehingga Mama dapat membuat rencana kehamilan yang paling sesuai dengan kondisi Mama.

Semoga informasi ini dapat menambah wawasan, Ma!

Baca juga:

The Latest