Ini Dampak Kelebihan dan Kekurangan Kalium pada Bayi

Pada bayi prematur, harus lebih cermat memerhatikan kebutuhan kaliumnya ya, Ma

21 Oktober 2020

Ini Dampak Kelebihan Kekurangan Kalium Bayi
Pixabay/congerdesign

Setiap orangtua pasti berusaha memberikan asupan gizi yang terbaik untuk tumbuh-kembang sang Buah Hati tercinta. Tetapi, sebagai orang awam, kita mungkin tidak mengetahui berapa sih kadar nutrisi yang harusnya dikonsumsi oleh anak? Jika kekurangan, dapat menghambat tumbuh-kembang anak. Tetapi jika berlebihan, jelas juga tidak baik bagi kesehatan. 

Salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi dan anak-anak adalah kalium. Lalu, seberapa sih kadar kalium yang diperlukan oleh tubuh bayi? Apa dampak kelebihan atau kekurangan kalium pada bayi?

Berikut Popmama.com merangkum informasi tentang kelebihan dan kekurangan kalium untuk bayi, dilansir dari Livestrong:

Apa Itu Kalium?

Apa Itu Kalium
Freepik/Phduet

Kalium adalah tipe mineral dan elektrolit dalam tubuh yang didapatkan dari asupan makanan. Kalium penting bagi manusia untuk fungsi jantung, kontraksi otot, dan pencernaan. 

Tubuh bayi menyimpan sejumlah kalium dalam aliran darah dan mengeluarkan kelebihannya melalui air seni. Jumlah normal kalium dalam aliran darah untuk bayi adalah antara 3,7 hingga 5,2 miliekuivalen per liter. 

Editors' Pick

Dampak Kekurangan Kalium pada Bayi

Dampak Kekurangan Kalium Bayi
babyology.com.au

Seorang bayi dengan kadar kalium di bawah normal akan mengalami kondisi yang disebut hipokalemia. Hipokalemia biasanya terjadi pada bayi yang terus-menerus muntah atau diare. 

Bayi yang sakit dan diberi obat-obatan diuretik juga berisiko mengeluarkan terlalu banyak kalium melalui air seninya. Menurut Penn State Medical Center, apabil hal ini terjadi, bayi akan mengalami detak jantung yang tidak teratur, lesu dan lelah, kram otot, hingga lumpuh. 

Dampak Kelebihan Kalium pada Bayi

Dampak Kelebihan Kalium Bayi
wattlehealth.com.au
Penyakit tifus pada bayi

Bayi yang dilahirkan dengan masalah ginjal atau adrenal mungkin mengalami kesulitan dalam menyaring kalium. Akibatnya konsentrasi kalium dalam darahnya menjadi tinggi.

Kadar kalium yang tinggi juga dapat terjadi pada beberapa penyakit, seperti penyakit Addison atau hipoaldosteronisme. Penyakit ini ditandai dengan gejala mual, muntah, diare, kelumpuhan otot, dan detak jantung tidak teratur. Tetapi, penyakit ini cukup jarang terjadi pada bayi. 

Risiko Ketidakseimbangan Kalium pada Bayi Prematur

Risiko Ketidakseimbangan Kalium Bayi Prematur
Pixabay/Engin_Akyurt

Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu dianggap sebagai bayi preamtur. Sistem gastrointestinal bayi prematur masih kurang berkembang. Inilah yang menyebabkan kesulitan pencernaan. 

Dalam situasi prematuritas yang ekstrim, bayi dapat menerima nutrisi melalui cairan IV sampai mereka tumbuh dan sistem gastrointestinalnya berkembang. Dokter akan memantau kadar elektrolit bayi prematur dengan sangat cermat, termasuk kadar kalium dalam tubuhnya. Karena tubuh bayi prematur sangat lemah, konsentrasi kalium dalam tubuhnya mungkin tidak stabil. Maka itulah, bayi prematur memerlukan cairan dan obat-obatan khusus untuk menstabilkannya.

Mempertimbangkan Kandungan Kalium dalam Makanan Bayi

Mempertimbangkan Kandungan Kalium dalam Makanan Bayi
Freepik

Bayi baru lahir hingga usia enam bulan membutuhkan sekitar 500 mg kalium harian. Sementara bayi berusia enam bulan dan lebih membutuhkan 700 mg kalium harian. Jika kadar kalium bayi mama tergolong rendah, maka ia perlu mendapatkan asupan dari makanan, misalnya pisang, melon, ubi, dan yogurt. 

Bayi yang memiliki kadar kalium tinggi dalam darahnya, mungkin harus menerapkan diet makanan rendah kalium. Satu setengah cangkir saus apel mengandung 78 mg kalium. Satu butir telur mengandung 55 mg kalium. Sementara keju cheddar mengandung 28 mg kalium. 

Itulah informasi mengenai dampak kelebihan dan kekurangan kalium pada bayi. Konsultasikan kebutuhan kalium si Kecil dengan dokter anak ya, Ma. Semoga informasi ini bermanfaat.

Baca Juga:

The Latest