Energi Tersalurkan, 4 Latihan Fisik ini Bikin Tidur Bayi Lebih Nyenyak

Bayi Mama akhir-akhir ini sering terjaga hingga malam hari? Mungkin ia butuh latihan fisik ini

4 Maret 2020

Energi Tersalurkan, 4 Latihan Fisik ini Bikin Tidur Bayi Lebih Nyenyak
Freepik

Di usianya yang masih sangat muda, bayi perlu waktu tidur yang lebih panjang ketimbang anak-anak dan orang dewasa. Dilansir dari nestedbean.com, tahukah Mama, bahkan sejak dalam kandungan, bayi menghabiskan 95 persen waktunya untuk tidur. 

Bukan sekadar mengistirahatkan tubuh, tidur merupakan kegiatan yang penting yang mendukung tumbuh-kembang fisik bayi, terutama menyangkut perkembangan otaknya.

Mengapa Bayi Perlu Tidur Lebih Lama Ketimbang Orang Dewasa?

Mengapa Bayi Perlu Tidur Lebih Lama Ketimbang Orang Dewasa
Pexels/Georgia Maciel

Faktanya, bayi membutuhkan waktu tidur 14 hingga 18 jam per hari, tergantung usianya. Lebih lama ketimbang orang dewasa yang butuh waktu tidur delapan jam per hari, durasi tidur bayi lebih lama karena:

  • Sebagian besar proses perkembangan otak bayi terjadi selama ia tidur. Saat inilah terjadi koneksi antara belahan otak kanan dan kiri.
  • Sinapsis otak terbentuk selama tidur. Pada saat ini, lebih dari milyaran koneksi saraf terbentuk per detik selama tiga tahun pertama kehidupan anak.
  • Saat tidur, bayi menyimpan memori dari apa yang telah mereka pelajari di hari itu.

Kurang tidur dapat menyebabkan masalah kognitif, keterlambatan perkembangan dan memengaruhi suasana hati, selera makan dan perilaku bayi.

Namun, sebagian bayi mungkin mengalami masalah tidur sehingga ketika saatnya jam beristirahat, mereka sulit terlelap. Jangan khawatir, Ma, ini bisa jadi karena saat siang hari bayi kecil Mama kurang beraktivitas fisik. Karenanya, mereka butuh latihan untuk menyalurkan energinya agar saat jam tidur tiba, energi mereka terkuras dan akhirnya bisa tidur nyenyak.

Yuk ikuti empat langkah latihan fisik ringan bersama Popmama.com, yang bisa Mama praktekkan bersama sang Buah Hati berikut ini, dilansir dari parents.com:

Editors' Pick

1. Sit up, bikin otot perut juga kuat

1. Sit up, bikin otot perut juga kuat
Freepik

Letakkan bayi di punggungnya, menghadap Mama, baik itu di pangkuan atau pun di atas kasur. Sambil menopang bahu dan kepalanya dengan tangan Mama, perlahan-lahan angkat si Kecil ke arah Mama. Setelah ia bisa mengangkat kepalanya sendiri, pegang tangannya dan tarik dengan lembut ke posisi tegak. Latihan sederhana ini dapat memperkuat otot perutnya.

2. Gerakan pesawat, meningkatkan kemampuan mengendalikan kepala

2. Gerakan pesawat, meningkatkan kemampuan mengendalikan kepala
Freepik/Alexander-safonov

Baringkan bayi di perutnya, di pangkuan Mama. Kemudian, perlahan-lahan gerakkan kaki Mama ke atas dan ke bawah, bergantian. Gerakan ini 'menantang' bagi bayi agar ia bisa tetap mempertahankan posisi kepalanya. Lewat gerakan ini, bayi akan belajar mengendalikan kepalanya.

3. Bermain dengan tangan dan jari, melatih koordinasi juga

3. Bermain tangan jari, melatih koordinasi juga
Freepik

Baringkan bayi miring ke satu sisi dan gunakan bantal untuk menopang punggungnya. Dengan lembut, tekuk kakinya ke depan di pinggul. Lihatlah, secara alamiah bayi akan menyatukan tangannya untuk melihatnya, mengisapnya atau bermain dengan kedua tangannya.

4. Meraih mainan, bisa untuk melenturkan otot lengan

4. Meraih mainan, bisa melenturkan otot lengan
freepik/@freepik

Di usia satu hingga tiga bulan, penting mendorong bayi menggunakan otot lengannya dengan ringan. Ajak ia meraih mainan yang sedikit jauh dari jangkauannya agar ia meraih dan merentangkan lengannya. Mama juga bisa membaringkannya dalam berbagai posisi, seperti miring, telentang atau telungkup untuk mendorong lebih banyak lagi gerakan melenturkan otot lengan.

Lewat beberapa latihan fisik ringan ini, selain meningkatkan kemampuan motorik dan melatih otot-otot bayi, energi bayi tersalurkan dengan baik. Ketika ia mulai merasa lelah, dengan cepat ia akan tertidur pulas. Sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui bukan, Ma? Semoga informasi ini menginspirasi!

Baca juga:

The Latest